63
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian merupakan jawaban atas masalah yang dikemukakan pada bab I. Pada bab ini disajikan hasil penelitian frekuensi dan jenis pelanggaran serta
alasan pelanggaran yang dikaitkan dengan tugas perkembangan remaja daalm rangka pencapaian identitas diri remaja. Namun, sebelum menjabarkan hasil
penelitian, peneliti ingin menjabarkan data penunjang hasil penelitian berupa deskripsi subyek yang ada dan keadaan asrama sehingga dapat dijadikan
gambaran kondisi lapangan.
A. Deskripsi Subyek
Kampus SMA Pangudi Luhur Van Lith yang sekarang ini, sebelumnya pernah digunakan untuk mendidik calon guru SD dengan sistem asrama yang
didirikan oleh Pastor Fransiskus Gregorius Yosephus Van Lith, SJ. Pada tahun 1904, Sekolah Guru tersebut berupa RC Kweekschool dan Normaalschool. Romo
Fransiskus Gregorius Van Lith Sj dilahirkan di Oirachot, Belanda pada tanggal 17 Mei 1863. Datang ke Jawa tahun 1896, meninggal di Semarang pada tanggal 17
Mei 1926 dan dimakamkan di Muntilan. Pada tahun 1952 sekolah tersebut diserahkan kepada Kongregasi Bruder FIC, yang dalam perkembangannya
menjadi SGB, SMP dan kemudian SGA Xaverius. Pada tahun 1966 SGA Xaverius berganti nama menjadi SPG Van Lith.
Pada tahun 1991 Pemerintah menutup semua SPG di seluruh Indonesia dan SPG Van Lith beralih fungsi menjadi SMA Pangudi Luhur Van Lith Berasrama
64
dengan status disamakan berdasarkan surat Keputusan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah No.448CKepI92 tanggal 31 Desember 1992.
Pemerintah menutup semua Sekolah Pendidikan Guru SPG baik negeri atau swasta. Hal ini memunculkan kesadaran akan perlunya pemimpin-pemimpin yang
beriman Kristiani di semua sector kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, mutlak perlu diselenggarakan pendidikan umum jenjang menengah. Keyakinan
bahwa visi Pastor Fransiskus Gregorius Josephus Van Lith, SJ mengenai pendidikan kristiani masih relevan bagi karya pendidikan kita. Kemudian,
Kebijakan Dewan Provinsi para Bruder Kongregasi FIC di Indonesia yang bekerja sama dengan Keuskupan Agung Semarang, Tarekat para Suster Carolus
Boromeus dan dengan Forum Komunikasi Cendekiawan Katolik Yogyakarta untuk menciptakanmenyelenggarakan pembinaan intensif bagi kaum muda demi
kemajuan Gereja dan bangsa Indonesia melalui system asrama. Saat ini SMA Pangudi Luhur Van Lith memiliki 540 siswa dengan siswa
putra berjumlah 300 orang dan siswa putri berjumlah 240 orang. Pendamping atau guru di SMA Pangudi Luhur Van Lith berjumlah 35 orang dan dikepalai oleh
Bruder Albertus Suwarto FIC. Kegaiatan Belajar Mengajar dimulai pukul 07.00 sampai dengan 13.30 dengan model pembelajaran moving class. SMA Pangudi
Luhur Van Lith memiliki tujuan mendampingi peserta didik agar mampu mengembangkan potensi-potensinya secara optimal dalam bidang pengetahuan,
ketrampilan, sikap dan nilai-nilai hidup yang diperlukan untuk siap melanjutkan ke perguruan tinggi maupun hidup ditengah masyarakat. Selain itu, mendampingi
peserta didik agar mampu terus menerus mengembangkan diri, sehingga pada
65
waktunya dapat menjadi pemimpin yang tangguh, berbobot dan berdedikasi tinggi demi kemajuan masyarakat, bangsa dan Negara dan gereja. Adapun Visi SMA
Pangudi Luhur Van Lith adalah semangat Kerajaan Allah yang berintikan keselamatan bagi semua orang “terutama yang menderita dan terlupakan”, yang
diharapkan menjadi kenyataan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Semangat tersebut diharapkan merasuki seluruh dimensi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dan usaha mewujudkannya terbuka untuk bekerja sama dengan semua saudara yang berkehendak baik. Misi SMA
Pangudi Luhur Van Lith adalah mendampingi kaum muda dengan mendahulukan yang miskin, melalui pendidikan sekolah berasrama. Proses pendidikan tersebut
memadukan unsure-unsur pendidikan formal, informal dan nonformal yang mencakup segi-segi religiusitas, humanitas, sosialitas dan intelektualitas.
Pencapaiannya dilakukan dengan cara yang luwes dalam suasana persaudaraan sejati yang saling asah, asih, dan asuh. Dasar dan semangat SMA Pangudi Luhur
Van Lith adalah Pancasila dan Semangat Iman Kristiani. Oleh karena itu, untuk mewujudkan tujuan tersebut maka diadakan kegiatan
pendukung yang wajib diikuti oleh semua siswa. Adapun rincian kegiatannya sebagai berikut :
Hari Waktu Pelaksanaan Kelas
Jenis kegiatan Senin
15.30 – 17.00
X dan XI Olahraga dan Humaniora 15.30
– 17.00 XII
Tutor sukses UNAS Selasa
15.30 – 17.00
X dan XI Sidang Akademi 15.30
– 17.00 XII
Tutor sukses UNAS
66
Rabu 15.30
– 17.00 X dan XI Wawasan
kebangsaan dan Kristianitas
15.30 – 17.00
XII Tutor Sukses UNAS
Jumat 15.30
– 17.00 X dan XI Bimbingan
tambahan Olipiade
15.30 – 17.00
XII Olahraga dan Humaniora
Sabtu 19.00 -21.00
X Legio Maria
19.00 -21.00 XI
Remaja Pecinta Kristus 19.00 -21.00
XII Pendalaman iman
Minggu 08.00
– 10.00 X dan XI Pramuka, paskibra dan
PAPALA 08.00
– 10.00 XII
Kegiatan PIA di desa.
Sistem pendidikan di SMA Pangudi Luhur Van Lith ini sama dengan sekolah lain tetapi hanya memiliki keistiwaan tersendiri yaitu mewajibkan
siswanya untuk tinggal di asrama. Tujuan penyelenggaraan asrama adalah sebagai piranti pemudah untuk mencapai keseluruhan tujuan SMA Pangudi Luhur
Berasrama van Lith Muntilan yang menekankan pengembangan intelektualitas siap lanjut, pengembangan iman Kristiani yang menjiwai intelektualitasnya dan
pengembangan kemandirian, kepemimpinan dan kekeluargaan sehingga mampu mengamalkan ilmu dan imannya, dan semua yang dikejar adalah demi kemuliaan
Tuhan dan keadilan bersama. Asrama Vanlith memiliki 12 unit putra dan 12 unit putri. Pamong asrama didampingi dari 3 orang alumnus van Lith yang dikepalai
oleh Bruder Albertus Suwarto. Pamong Asrama putri didampingi oleh 3 orang suster dari kongregasi Carolus Boromeus. Pendampingan yang dilakukan secara
67
berkelanjutan mulai dari kelas X sampai dengan kelas XII. Hal ini bertujuan agar pendampingan dengan siswa bisa menjadi lebih dekat.
B. Pelaksanaan penelitian