75
2. Jenis, frekuensi dan alasan pelanggaran
Langkah kedua dalam penelitian ini adalah menghitung frekuensi pelanggaran dan mengelompokkan alasan pelanggaran kedalam aspek kognitif
maupun aspek afektif. Remaja dalam masa pencarian identitas diri dihadapkan dengan kedisiplinan peraturan asrama. Hal ini menimbulkan konflik pribadi.
Kedisiplinan peraturan asrama dapat dlihat seberapa banyak siswa melanggar peraturan asrama dan alasan pelanggaran yang dikaitkan dengan pencarian
identitas diri. Berikut ini bentuk, frekuensi dan alasan pelanggaran terhadap peraturan asrama terkait dengan tugas perkembangan, sebagai berikut :
a. Bentuk, frekuensi dan alasan pelanggaran terhadap peraturan asrama
terkait dengan tugas perkembangan pertama.
Tabel 4.1 Bentuk dan frekuensi pelanggaran peraturan asrama oleh siswa putra dan
putrid terkait tugas perkembangan .
Tugas Perkembangan
Remaja Bentuk pelanggaran
PA PI
JML
Remaja mampu mencapai
hubungan yang lebih matang
pada teman sebaya
Masuk unit lain tanpa izin dari penghuni unit
65 43
108 67.5
Membiarkan dapur unit berantakan 35
12 47 29.375
Membiarkan meja refter berantakan 58
18 76
47.5 Sengaja meninggalkan unit dalam
keadaaan kotor 63
17 80
50 Sengaja meninggalkan unit dalam
keadaan berantakan 72
38 110
68.75
76
Tugas Perkembangan
Remaja Bentuk-bentuk pelanggaran
PA PI
JML
Remaja mampu mencapai
hubungan yang lebih matang
pada teman sebaya
Tidak menjaga kebersihan sarana dan prasarana lain yang ada dalam
unit 39
26 65 40.625
Tidak menjaga Kerapian dalam unit 49
30 79 49.375
Tidak menjaga kebersihan kapel 40
34 74
46.25 Tidak menjaga keindahan kapel
61 36
97 60.625 Tidak menjaga ketertiban kapel
72 46
118 73.75
Tidak memelihara lapangan basket 34
36 70
43.75 Tidak merawat lapangan basket
36 17
53 33.125 Tidak menjaga kebersihan lapangan
basket 56
32 88
55 Kurang peduli dengan sesama warga
di unit 31
19 50
31.25 Kurang peduli dengan barang milik
sesama di unit 22
27 49 30.625
Tidak menjalankan tugas seksi dengan baik
67 23
90 56.25
Berkelahi dengan teman 44
15 59 36.875
Mengintimidasi teman dalam bentuk kata-kata
39 22
61 38.125 Mengintimidasi teman dalam bentuk
perbuatan 27
27 16.875 Tidak ikut mengisi kotak saran dan
kritik 73
54 127 79.375
Tidak ikut menindaklanjuti saran dan kritik
73 54
127 79.375
Tugas perkembangan remaja pertama yaitu mencapai hubungan yang matang dengan teman-teman sebaya. Pada tugas perkembangan ini diharapkan
remaja diharapkan mampu bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Namun, kenyataannya remaja masih melanggar ketentuan tersebut.
Pelanggaran dengan peringkat tertinggi sebesar 79,4 yaitu siswa tidak ikut mengisi dan menindaklanjuti kotak saran dan kritik. Alasan kognitif yang muncul
77
bahwa kotak saran dan kritik asrama tidak berfungsi dengan baik sehingga siswa lebih nyaman jika saran dan kritik tersebut disampaikan langsung pada pamong
asrama atau dengan pengurus asrama. Alasan afektif yang muncul bahwa siswa merasa terbatas dengan adanya kotak saran dan kitik jika ingin menyampaikan
usulan. Pelanggaran terendah sebesar 16,9 yaitu siswa mengintimidasi teman
dalam bentuk perbuatan. Alasan pelanggaran tersebut dilakukan adalah ada adik kelas atau teman yang tidak berperilaku sopan kepada teman atau kakak kelas
tersebut. Perasaan yang terjadi saat itu adalah siswa merasa marah karena merasa tidak dihormati oleh teman atau adik kelas tersebut.
Selain itu, pelanggaran dalam tidak bertanggung jawab atas kebersihan, kerapihan dan ketertiban unit meliputi membiarkan dapur unit berantakan sebesar
29,4, membiarkan meja refter berantakan sebesar 47,5, sengaja meinggalkan unit dalam keadaan kotor sebesar 50, sengaja meninggalkan unit dalam keadaan
berantakan sebesar 68,8, tidak menjaga kerapian unit sebesar 49,4, serta tidak menjaga sarana dan prasana lain yang ada dalam unit sebesar 40,6. Pelanggaran
tersebut dilakukan karena siswa tersebut membutuhkan waktu untuk keperluan pribadi sehingga ketertiban, kebersihan dan kerapian unit menjadi terbengkalai.
Perasaan yang muncul adalah siswa merasa tidak nyaman dan iri ketika ada teman lain yang tidak bisa bekerja sama menciptakan unit yang bersih, rapi, dan tertib.
Pelanggaran lain yang erat hubungannya dengan kerja sama yaitu siswa tidak menjaga kebersihan kapel sebesar 46,25, siswa tidak menjaga keindahan
kapel sebesar 60,6 dan tidak menjaga ketertiban kapel sebesar 73,75.
78
Pemikiran yang muncul dari siswa yaitu siswa merasa sudah ada petugas yang mengurusnya dan saat mendapat giliran membersihkan kapel terkadang menolak
sehingga menyebabkan siswa iri dengan teman. Selain itu, siswa terburu-buru saat ibadah telah selesai. Perasaan yang muncul adalah siswa iri dan malas. Dalam hal
ini, siswa juga melanggar dalam penggunaan lapangan basket meliputi siswa tidak memelihara lapangan basket sebesar 43,75, tidak merawat lapangan basket
33,1, dan tidak menjaga kebersihan lapangan basket sebesar 55. Pemikiran siswa yang muncul adalah lapangan basket milik asrama dan sudah ada petugas
untuk mengurusi lapangan basket. Perasaan yang muncul siswa merasa malas dan terbebani dengan adanya ketentuan tersebut.
Dalam tugas perkembangan pertama, siswa diharapkan mampu berkembang menjadi orang dewasa diantara orang dewasa lainnya. Asrama
mewujudkan tugas perkembangan remaja dengan adanya tanggungjawab dari siswa atas warga unit dan seisinya. Namun, sejumlah 31,25 siswa kurang peduli
dengan sesama warga di unit dan 30,6 siswa kurang peduli dengan barang milik pribadi. Pemikiran yang muncul adalah siswa terlalu sibuk dengan kegiatan
masing-masing sehingga menjadi kurang peduli dengan unit. Perasaan yang muncul adalah siswa merasa terbebani ketika ada teman lain tidak peduli dengan
keadaan unitnya. Pelanggaran lain yaitu siswa berkelahi dengan teman sebesar 36, 9 dan mengintimidasi teman dengan kata-kata sebesar 38,1. Pemikiran yang
muncul adalah intimidasi biasa diberikan kepada adik kelas yang dianggap tidak sesuai dengan pemikiran siswa tersebut. Perasaan yang muncul adalah senang bisa
79
mengintimidasi adik kelas, tetapi kawatir jika perilaku mengintimidasi diketahui oleh orang tua atau pamong asrama.
Dalam tugas perkembangan pertama, remaja juga diharapkan dapat melihat kenyataan bahwa anak wanita sebagai wanita dan anak pria sebagai pria.
Asrama mengaturnya dalam peraturan bahwa setiap anak dilarang masuk unit selain ada perijinan dari warga unit tersebut. Namun, sebesar 67,5 siswa masuk
unit lain tanpa ijin dari penghuni unit. Pemikiran yang muncul adalah sudah menjadi kebiasaan asrama masuk unit tanpa ada perijinan untuk sekedar
mengobrol, belajar bersama dan berdiskusi mengerjakan tugas. Perasaan yang muncul adalah senang bisa bebas bertemu dengan teman unit lain dalam satu
asrama tetapi muncul kekawatiran jika siswa tersebut mengganggu teman lain yang sedang belajar dan rawan kehilangan barang milik pribadi.
Tugas perkembangan pertama pula siswa diharapkan dapat belajar memipin orang lain tanpa mendominasinya. Asrama mewujudkannya dengan
peran serta warga asrama untuk terlibat dalam kepengurusan unit seperti seksi refter, seksi opera, seksi kesehatan, seksi kewanitaan dan seksi liturgi. Namun,
dilihat dari hasil penelitian, sejumal 56,25 tidak menjalankan tugas seksi dengan baik. Pemikiran siswa mengenai jabatan dalam unit adalah siswa menjadi lebih
bertanggungjawab mulai dari hal yang simpel tetapi terkadang siswa lupa akan tugasnya. Perasaan yang muncul adalah senang bisa melatih tanggungjawab tetapi
juga ada yang menuliskan tidak adil ketika ada teman yang lain yang seenaknya tidak peduli dengan tugas tersebut.
80
b. Bentuk, frekuensi dan alasan pelanggaran terhadap peraturan asrama
terkait dengan tugas perkembangan remaja kedua. Tugas perkembangan yang kedua yaitu remaja mampu menjalankan
peran sosial sebagai pria atau wanita. Tugas perkembangan ini memiliki arti bahwa remaja perlu menerima peran sosial di masyarakar sesuai dengan jenis
kelaminnya. Berbagai peran sosial remaja dimasyarakat memberikan peluang dan tantangan bagi dirinya untuk menjalin relasi dengan orang dewasa. Berikut ini
bentuk, alasan dan frekuensi pelanggaran terhadap peraturan asrama terkait dengan tugas perkembangan remaja kedua, yaitu :
Tabel 4.2 Bentuk dan alasan pelanggaran terhadap peraturan asrama terkait dengan
tuhas perkembangan remaja kedua.
Tugas perkembangan
remaja Bentuk pelanggaran
PA PI
JML
Mencapai peran sosial sebagai
pria atau wanita Tidak menjaga kerapian rambut
13 11
24 15
Menggunakan perhiasan yang berlebihan
Mengecat rambut 9
2 11
6.875 Memilih potongan yang tidak
sesuai 11
9 20
12.5 Menindik lidah
Menindik hidung Menindik pusar
Tidur berdua atau lebih dalam satu bed
8 15
23 14.375 Memakai anting sebelah
5 5
3.125 Memakai anting yang berbeda
7 7
4.375 Mengenakan pakaian tanpa lengan
saat berolahraga. 56
33 89 55.625
81
Tugas Perkembangan
Remaja Bentuk-bentuk pelanggaran
PA PI
JML
Mencapai peran sosial sebagai
pria atau wanita Sengaja melanggar peraturan
berpakaian ke sekolah 18
12 30
18.75 Sengaja melanggar peraturan
berpakaian ke gereja 40
18 58
36.25 Memakai baju ketat
17 17 10.625
Menemui Tamu dengan celana pendek
31 21
52 32.5
Mengenakan celana pendek saat keluar asrama
28 19
47 29.375 Mengenakan pakaian tidur saat
keluar asrama 15
22 37 23.125
Mengenakan pakaian olahraga saat keluar asrama
40 15
55 34.375 Tidak memakai kaos dalam saat
keluar asrama 28
14 42
26.25 Mengenakan Seragam sekolah saat
keluar pada jam bebas 20
11 31 19.375
Melakukan BTM Belajar Tengah Malam
23 26
49 30.625 Membawa senjata tajam
14 14
8.75 Membaca buku berisi gambar-
gambar porno Membaca majalah porno
21 7
28 17.5
Membawa VCD porno 5
5 3.125
Membawa flashdisk berisi gambar porno
24 24
15 Tidak memberi nama pada setiap
barang milik pribadi 57
36 93 58.125
Tugas perkembangan remaja mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita adalah remaja dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau
wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian, peraturan yang paling banyak dilanggar
siswa adalah mengenakan pakaian tanpa lengan saat berolahraga sebesar 55,6. Pemikiran siswa yang muncul adalah siswa menjadi bebas bergerak dengan
82
menggunakan kaos tanpa lengan saat berolahraga dan tidak terlalu gerah saat berkeringat. Perasaan yang muncul adalah siswa senang menggunakan kaos tanpa
lengan saat berolahraga. Pelanggaran lain dalam hal berpakaian meliputi sengaja melanggar
peraturan berpakaian sekolah sebesar 18,75, sengaja melanggar peraturan berpakaian gereja sebesar 36,25, memakai baju ketat sebesar 10,6, menemui
tamu dengan celana pendek sebesar 32,5, mengenakan celana pendek saat keluar asrama sebesar 29,35, mengenakakan baju tidur saat keluar asrama
sebesar 23,1, mengenakan baju olahraga saat keluar asrama sebesar 34,4, tidak memakai kaos dalam sebesar 26,25 dan mengenakan seragam sekolah saat
keluar jam bebas sebesar 19,4. Pelanggaran-pelanggaran tersebut dilakukan siswa karena siswa ingin mencari praktis tanpa harus berganti pakaian saat akan
keluar asrama dan beberapa siswa menyebutkan ingin menggunakan model baju yang sesuai dengan trend saat itu. Perasaan yang muncul adalah nyaman dengan
menggunakan pakaian yang diinginkannya. Pelanggaran lain yang berkaitan dengan penampilan adalah tidak
menjaga kerapian rambut sebesar 15, mengecat rambut sebesar 6,9, memilih potongan yang tidak sesuai sebesar 12,25, memakai anting sebelah sebesar 3,1
dan memakai anting yang berbeda sebesar 4,375. Pemikiran yang muncul adalah keinginan siswa untuk selalu terlihat modern dengan gaya yang
diminatinya. Perasaan yang muncul adalah siswa merasa senang dan bangga dapat mengikuti trend saat itu.
83
Dalam rangka membantu siswa mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita, asrama juga melarang siswanya membawa dan mengkonsumsi gambar-
gambar asusila dan membawa senajata tajam. Dalam hal ini, pelanggaran terbanyak yaitu membaca majalah porno dengan prosentase 17,5. Pelanggaran
tersebut dilakukan siswa terutama pria karena siswa putra lebih berminat membaca majalah porno tentang wanita dan kemajuan teknologi yang
memudahkan siswa mengunduh majalah dari internet. Perasaan yang muncul saat membaca majalah porno adalah senang karena bisa untuk berimajinasi saat
dikamarmandi. Adapula pelanggaran yang lain seperti membawa senjata tajam sebesar 8,75, membawa VCD porno sebesar 3,125 dan membawa flasdisk
berisi gambar porno sebesar 15. Alasan siswa membawa senjata tajam adalah sebagai pengamanan diri sendiri. Perasaan yang muncul adalah kawatir dengan
keselamatan diri sendiri. Alasan siswa membawa VCD atau flashdisk porno adalah sebagai hiburan dan adanya keingintahuan dari siswa. Perasaan yang
muncul adalah senang dan suka. Pelanggaran tersebut dilakukan oleh siswa putra. Pelanggaran lain yang menyangkut peran sosial sebagai pria atau wanita
yaitu tidur berdua dalam satu bed sebesar 14,375. Pelanggaran tersebut dilakukan siswa karena saat itu siswa ingin menciptakan suasana santai saat
mengobrol dengan temannya dan terkadang sampai tertidur. Perasaan yang muncul adalah senang dapat bercerita lepas dengan teman tetapi terkadang
menciptakan ketidaknyamanan saat teman lain ingin beristirahat karena menjadi sempit.. Selain itu, pelanggaran yang dilakukan adalah melakukan BTM di ruang
tidur sebesar 30,625. Pelanggaran tersebut dilakukan karena siswa merasa
84
waktu belajar yang panjang jika keesokan harinya ada ulangan. Perasaan yang muncul adalah nyaman karena suasana sudah sepi sehingga mudah menyerap
pelajaran.
c. Bentuk, frekuensi dan alasan pelanggaran terhadap peraturan asrama
terkait dengan tugas perkembangan ketiga. Tugas perkembangan ketiga adalah remaja mampu menerima keadaan
fisik dan mampu menggunakannya dengan efektif. Bentuk-bentuk pelanggaran terhadap peraturan yang terkait dengan tugas perkembangan, yaitu :
Tabel 4.3 Bentuk dan frekuensi pelanggaran yang dilakukan siswa putra dan putri
terkait tugas perkembangan ketiga.
Tugas Perkembangan
Remaja Bentuk Pelanggaran
PA PI
JML
Menerima keadaan fisik dan
menggunakannya secara efektif
Tidak membawa obat-obatan pribadi yang diperlukan
59 32
91 56.875 Mengkonsumsi rokok
27 27 16.875
Mengkonsumsi ganja Mengkonsumsi narkotika
Mengkonsumsi psikotropika Mengkonsumsi minuman keras
3 3
1.875 Mengkonsumsi zat aditif lain
Malas mengikuti perlombaan di asrama
35 48
83 51.875
Tugas perkembangan remaja dalam menerima keadaan fsik dan menggunakannya secara efektif adalah siswa diharapkan mampu menggunakan
dan memelihara fisiknya secara efektif.
85
Berdasarkan hasil penelitian, pelanggaran paling banyak dilakukan siswa dengan tidak membawa obat-obatan pribadi yang diperlukan sebesar 56,875.
Pelanggaran tersebut dilakukan siswa karena siswa mengangap bahwa asrama sudah menyediakan obat-obatan tersebut. Perasaan yang muncul adalah siswa
malas membawa obat-obatan pribadi. Pelanggaran lain yaitu siswa malas mengikuti perlombaan di asrama sebesar 51,875. Siswa memilih tidak ikut
karena setiap perlombaan pasti akan memicu keributan dengan kakak atau adik kelas sehingga siswa memilih tidur atau melakukan kegiatan lain. Perasaan yang
muncul adalah takut. Sejumlah 16,875 siswa putra merokok. Alasan yang muncul adalah sebagai selingan saat pikiran suntuk oleh ulangan atau tugas serta
saat itu pamong sedang tidak berada di asrama. Perasaan yang muncul adalah senang bisa merokok tetapi kawatir jika ada teman lain yang melapor pada
pamong dan ada pula yang sudah kecanduan pada rokok. Sebanyak 1,875 siswa putra minum minuman keras. Pemikiran yang muncul adalah sebagai media
pelampiasan ketika siswa dalam keadaan tertekan dan meluapkan kegembiraan atas keberhasilan. Perasaan yang muncul adalah senang dan puas.
d. Bentuk, frekuensi dan alasan pelanggaran terhadap peraturan yang
terkait dengan tugas perkembangan keempat. Tugas perkembangan yang keempat yaitu mencapai kemandirian
emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Bentuk-bentuk pelanggaran terhadap peraturan asrama yang terkait dengan tugas perkembangan, adalah
sebagai berikut :
86
Tabel 4.4 Bentuk dan frekuensi pelanggaran yang dilakukan siswa putra dan putri
terkait dengan tugas perkembangan keempat.
Tugas Perkembangan
Remaja Bentuk Pelanggaran
PA PI
JML
Mencapai kemandirian
emosional dari orang tua dan
orang dewasa lainnya.
Merendam cucian lebih dari 1 malam
62 21
83 51.875 Membiarkan lemari pribadi
berantakan 64
31 95 59.375
Membiarkan loker pribadi berantakan
34 16
50 31.25
Meninggalkan makanan di dapur pada saat liburan
34 31
65 40.625 Tidak melaksanakan opera harian
29 11
40 25
Tidak menjaga kebersihan kamarmandi
38 11
49 30.625 Menggunakan jam belajar untuk
makan 33
23 56
35 Menggunakan jam belajar untuk
mencuci 12
43 55 34.375
Menggunakan jam belajar untuk mendengarkan tape
44 17
61 38.125 Membiarkan dapur unit berantakan
35 12
47 29.375 Membiarkan meja refter berantakan
58 18
76 47.5
Sengaja meninggalkan unit dalam keadaaan kotor
63 17
80 50
Sengaja meninggalkan unit dalam keadaan berantakan
72 38
110 68.75
Tidak mengunci almari saat meninggalkan unit
66 36
102 63.75
Tidak mengunci loker pada saat meninggalkan unit
37 36
73 45.625 Tidak menjaga kebersihan bed
13 15
28 17.5
Tidak menjaga kebersihan loker 33
24 57 35.625
Menggunakan jam belajar untuk tidur
58 34
92 57.5
Membuat keonaran saat jam belajar berlangsung
36 16
52 32.5
Sebagai siswa kelas XII, menggunakan laptop bukan untuk
keperluan karya tulis 45
32 77 48.125
87
Tugas perkembangan
remaja Bentuk Pelanggaran
PA PI
JML
Mencapai kemandirian
emosional dari orang tua dan
orang dewasa lainnya.
Sebagai siswa kelas X, membawa dan menitipkan handphone ke
oranglain 15
5 20
12.5 Sebagai siswa kelas XI, tidak
menitipkan hp sesuai dengan ketentuan
23 14
37 23.125 Sebagai kelas XII, tidak menitipkan
hp sesuai dengan ketentuan 34
12 46
28.75 Menggunakan jam eksplorasi
sampai keluar Muntilan 68
47 115 71.875
Pulang sekolah sampai di asrama lebih dari pukul 14.00
69 46
115 71.875 Meninggalkan asrama tanpa ijin
36 20
56 35
Tidak mematuhi jam bebas 93
52 145 90.625
Membawa peralatan selain jam, buku doa, dan diary diatas bed
17 26
43 26.875 Membawa catatan saat beribadah
58 34
92 57.5
Tugas perkembangan remaja dalam mencapai kemandirian emosional dari orang tua terdiri dari membebaskan diri dari sikap dan perilaku kekanak-kanakan
atau bergantung dengan orang tua, mengembangkan afeksi kepada orang tuantanpa terikat dan mengembangkan sikap respek terhadap orang dewasa tanpa
bergantung padanya. Berdasarkan hasil penelitian, pelanggaran tertinggi terdapat pada siswa
tidak mematuhi jam bebas sebesar 90,625. Pemikiran yang muncul adalah siswa bosan di asrama sehingga perlu waktu untuk sekedar menyegarkan pikiran baik di
dalam ataupun di luar Muntilan. Selain itu, siswa juga memerlukan waktu untuk memgerjakan tugas terutama mencari subjek untuk karya tulis. Perasaan yang
muncul adalah tidak suka karena siswa merasa terbatas pada jam bebasnya. Sebanyak 71,875 siswa menggunakan jam eksplorasi sampai keluar Muntilan.
88
Siswa memanfaatkan jam eksplorasi sampai keluar Muntilan untuk mengerjakan tugas dan hanya sekedar refreshing. Perasaan siswa yang muncul adalah senang
dan takut. Perasaan senang muncul ketika siswa bisa merasakan refreshing diluar kota jogja, sedangkan perasaan takut terhadap sanksi yang diberikan jika sampai
melebihi batas waktu eksplorasi. Perasaan yang muncul saat itu adalah senang bisa eksplorasi di luar Muntilan tetapi tidak tenang akan hukuman yang akan
diterima jika pamong mengetahuinya. Ada pula muncul perasaan bangga karena merasa hanya siswa tersebut yang bisa pergi keluar asrama. Sebanyak 71, 8
siswa kelas XI pulang sekolah sampai di asrama lebih dari pukul 14.00. Siswa sengaja terlambat pulang ke asrama karena terkadang ada kerja kelompok, rapat
panitia, dan hanya sekedar berbincang-bincang dengan pacarnya. Perasaan yang muncul saat itu adalah tidak tenang karena ada denda yang harus dibayarkan jika
terlambat pulang ke asrama. Namun ada juga yang merasa senang karena bisa menyelesaikan tugas kelompok dan mengikuti rapat kegiatan. Adapula, sebanyak
35 siswa meninggalkan asrama tanpa ijin dari pamong. Pemikiran yang muncul adalah saat itu pamong sedang tidak ada diasrama dan siswa sengaja tidak ijin
agar tidak dikontrol oleh pamong. Perasaan yang muncul adalah senang bisa berpergian dengan bebas tetapi muncul kekawatiran ketika pamong mengontrol
seluruh warga asrama dan pamong mengeluarkan kebijakan baru. Pelanggaran yang menyangkut kebebasan diri dalam bersikap adalah tidak
melaksanakan opera pribadi meliputi merendam cucian lebih dari 1 malam sebesar 51,875, membiarkan lemari berantakan sebesar 59,375, membiarkan
loker berantakan sebesar 31,25, meninggalkan makanan didapur saat liburan
89
minggu kedua sebesar 40,625, tidak melaksanakan opera harian bersama sebesar 25 dan tidak menjaga kebersihan kamarmandi sebesar 30,625. Masih
ada pula, siswa tidak mengunci almari saat meninggalkan unit sebesar 63,75, siswa tidak mengunci loker saat meninggalkan unit sebesar 45,625 dan siswa
tidak menjaga kebersihan bed sebesar 17,5. Siswa melakukan pelanggaran tersebut karena siswa kurang bisa mengatur waktu dalam mengikuti kegiatan
sekolah sehingga siswa tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan opera pribadi. Perasaan yang muncul saat melanggar adalah siswa merasa senang karena
tidak ada tanggungan melaksanakan opera pribadi. Namun, ada juga perasaan yang muncul saat itu adalah kawatir jika pamong memberikan sanksi pada siswa
yang memiliki loker dan lemari tidak rapi. Pelanggaran yang menyangkut otonomi pribadi berikutnya yaitu mengenai
penggunaan jam studi seperti jam studi digunakan untuk makan sebanyak 35, jam studi digunakan untuk mencuci sebanyak 34,375, jam studi digunakan
untuk mendengarkan tape sebanyak 38,125, jam studi digunakan untuk tidur sebanyak 57,5 dan membuat keonaran saat jam belajar berlangsung sebanyak
32,5. Pelanggaran dalam penggunaan jam belajar tersebut karena siswa terkadang merasa tidak bisa belajar dengan keadaan gaduh sehingga
memanfaatkan jam studi untuk hal lain seperti mencuci, makan, tidur, mendengarkan tape dan membuat keonaran. Selain itu, ada beberapa siswa yang
sedang tidak ingin belajar sehingga lebih memilih untuk tidur. Di samping itu, pelanggaran dalam penggunaan hp dan laptop tidak sesuai
dengan ketentuan. Siswa kelas X membawa dan menitipkan handphone ke orang
90
lain sebesar 12,5. Alasan yang muncul adalah supaya mudah berkomunikasi dengan orang tua. Perasaan yang muncul adalah sedih dan tertekan karena terbatas
saat komunikasi dengan orang tua. Siswa kelas XI tidak menitipkan hp sesuai ketentuan sebanyak 23,125. Siswa kelas XII tidak menitipkan hp dan laptop
sesuai dengan ketentuan sebesar 28,75. Pemikiran yang muncul adalah siswa membutuhkan handphone untuk berkomunikasi dengan teman atau pacar dan
orang tua yang jauh jaraknya. Selain itu, kemajuan teknologi handphone membuat siswa juga bisa aktif di jejaring sosial seperti facebook, twitter, YM dan masih
banyak lagi. Perasaan yang muncul adalah tertekan karena terbatasnya waktu untuk penggunaan handphone dan laptop.
Pelanggaran lain seperti siswa membawa catatan saat beribadah sebesar 57,5 karena saat itu akan ulangan dan perlu tambahan jam belajar. Perasaan
yang muncul saat itu adalah kawatir jika tidak bisa mengerjakan soal ulangan dan jika pamong mengetahuinya maka pamong akan membuang catatan tersebut.
Siswa melanggar dengan membawa peralatan selain jam, buku doa dan diary di atas bed sebesar 26,875 karena siswa merasa perlu membawa catatan untuk
belajar. Perasaan yang muncul saat itu adalah siswa merasa takut jika pamong memeriksa dan akan membuang catatan tersebut.
e. Bentuk, frekuensi dan alasan pelanggaran terhadap peraturan asrama
yang terkait dengan tugas perkembangan ke lima.
91
Tugas perkembangan yang kelima yaitu mencapai jaminan kemandirian ekonomi. Pengelompokan bentuk-bentuk pelanggaran terhadap peraturan asrama
yang terkait dengan tugas perkembangan kelima, sebagai berikut :
Tabel 4.5 Bentuk dan frekuensi pelanggaran peraturan asrama oleh siswa putra dan
putri terkait dengan tugas perkemabangan kelima.
Tugas Perkemabangan
Remaja Bentuk Pelanggaran
PA PI JML
Mencapai jaminan kemandirian
ekonomi Membawa uang lebih dari Rp
50.000,00 67 48
115 71.875 Makan diluar asrama sepulang
sekolah 45 32
77 48.125 Membawa kendaraan di lingkungan
asrama 3
3 1.875
Membawa pengriting rambut 5
5 3.125
Membawa pemanggang roti 4
2 6
3.75 Membawa hairdryer
3 3
1.875 Membawa Ipad dan Ipod
11 7
18 11.25
Membawa catokan 3
3 1.875
Membawa kamera 14 11
25 15.625 Membawa pemanas air
3 2
5 3.125
Membawa tape rekorder 4
4 8
5
Tugas perkembangan remaja dalam mencapai jaminan kemandirian ekonomi bertujuan agar siswa merasa mampu menciptakan suatu kehidupan atau
mata pencaharian. Dalam penelitian ini ditemukan sebanyak 71,875 siswa kelas XI
membawa uang saku lebih dari Rp 50.000,00. Siswa membawa uang saku lebih dari Rp 50.000,00 untuk membeli keperluan sehari-hari dan jajan. Siswa tidak
menitipkan pada pamong supaya tidak repot karena tidak setiap waktu pamong ada di asrama. Perasaan yang muncul saat itu adalah aman karena dapat
92
menggunakan uang setiap saat. Pengeluaran siswa lebih dari Rp 50.000,00 didukung dengan sebanyak 48,125 siswa kelas XI, makan di luar asrama
sepulang sekolah. Siswa makan di luar asrama saat pulang sekolah karena makanan di meja refter sudah habis dan siswa ingin berganti menu makanan.
Perasaan yang muncul adalah praktis dengan adanya kantin dengan menu yang lebih enak dari asrama.
Warga asrama putra sebanyak 1,875 membawa kendaraan bermotor dan dititipkan pada orang lain. Hal ini bertujuan agar memudahkan siswa dalam
menggunakan jam bebas sehingga lebih efisien waktu dan uang. Perasaan yang muncul adalah senang karena dengan mudah menggunakan kendaraan untuk
keperluan tugas dan refreshing. Namun, muncul juga kekawatiran saat terjadi sesuatu dijalan yang merugikan siswa.
Pelanggaran dalam hal membawa barang-barang yang dianggap mewah yaitu siswa membawa alat pengriting rambut sebesar 3,125, membawa hairdryer
dan catokan sebanyak 1,875. Siswa tersebut mempergunakannya saat akan tampil dalam sebuah acara sekolah. Perasaan yang muncul adalah kawatir jika
saat itu ada pemeriksaan dari asrama dan penyitaan barang. Di samping itu, siswa membawa pemanas air sebesar 3,5 dan membawa pemanggang roti sebesar
3,125 agar dapat digunakan saat diperlukan. Perasaan yang muncul adalah kawatir jika barang tersebut hilang dipinjam teman dan terkena penyitaan saat
razia asrama. Adapula, siswa membawa kamera sebanyak 15,625 dengan tujuan penyaluran hobby dan menjadi tim peliputan Koran Van Lith. Perasaan yang
93
muncul adalah senang karena bisa menyalurkan hobi dan menjalankan tugas dengan baik.
f. Bentuk, frekuensi dan alasan pelanggaran terhadap peraturan asrama
yang terkait dengan tugas perkembangan keenam. Tugas perkembangan keenam yaitu remaja mencapai tingkah laku yang
bertanggung jawab secara sosial. Kategori bentuk-bentuk pelanggaran terhadap peraturan asrama yang terkait dengan tugas perkembangan keenam, sebagai
berikut :
Tabel 4.6 Bentuk dan frekuensi pelanggaran peraturan asrama oleh siswa putra dan
putri terkait dengan tugas perkembangan keenam.
Tugas Perkembangan
Remaja Bentuk Pelanggaran
PA PI JML
Mencapai tingkah laku yang
bertanggungjawab secara social
Meninggalkan asrama pada saat jam bebas tanpa seijin pamong
84 46
130 81.25
Meninggalkan asrama diluar jam bebas tanpa seijin pamong
77 44
121 75.625 Tidak mengikuti kegiatan tanpa
seijin pamong 64
31 95 59.375
Mengurus suatu keperluan sepulang sekolah tanpa ijin
pamong asrama 66
37 103 64.375
Tidak mencatat waktu pergi dan kembali saat liburan minggu kedua
75 49
124 77.5
Tidak menitipkan kunci loker pada pamong
55 33
88 55
Menggunakan alat olahraga diluar jam bebas
64 28
92 57.5
Meminjam alat olahraga tanpa seijin pamong
37 26
63 39.375 Mengambil tea berlebihan
22 7
29 18.125
94
Tugas Perkembangan
Remaja Bentuk Pelanggaran
PA PI JML
Mencapai tingkah laku yang
bertanggungjawab secara social
Mengambil gula pasir berlebihan 12
8 20
12.5 Mengambil minyak tanah
berlebihan 14
6 20
12.5 Memiliki gelas lebih dari 2
37 28
65 40.625 Meminjam majalah tanpa seijin
pamong 23
19 42
26.25 Meminjam TV tanpa seijin
pamong 27
15 42
26.25 Meminjam VCDDVD tanpa seijin
pamong 28
25 53 33.125
Tidak menghemat air 25
27 52
32.5 Tidak menghemat listrik
33 12
45 28.125 Setelah menyeterika langsung
menggulung kabel tanpa didinginkan terlebih dahulu.
16 17
33 20.625 Menyetrika Baju basah
22 19
41 25.625 Tidak memelihara sarana dan
prasarana bersama 30
16 46
28.75 Bersikap tidak sopan terhadap
warga sekitar Tidak melaksanakan opera besar
22 7
29 18.125 Sebagai perwakilan unit tidak
menghadiri undangan doa lingkungan
53 41
94 58.75
Tugas perkembangan remaja untuk mencapai tingkah laku yang bertanggungjawab secara sosial bertujuan berpastisipasi sebagai orang dewasa
yang bertanggungjawab sebagai masyarakat dan memperhitungkan nilai-nilai sosial dalam tingkahlaku dirinya.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa pelanggaran tertinggi adalah siswa meninggalkan asrama pada saat jam bebas tanpa seijin pamong sebsar 81,25.
95
Alasan siswa tidak meminta ijin pamong karena prosedurnya rumit dan pamong belum tentu memberikan ijin. Selain itu, pamong di asrama putra jarang berada di
tempat sehingga siswa putra tidak pernah ijin dengan pamong tetapi dengan satpam. Dalam hal perizinan, pelanggaran yang dilakukan siswa adalah sebanyak
75,625 siswa meninggalkan asrama diluar jam bebas tanpa seijin pamong, sebanyak 59,375 siswa tidak mengikuti kegiatan tanpa seijin pamong, dan
sebanyak 64,375 siswa mengurus suatu keperluan sepulang sekolah tanpa ijin pamong asrama. Pelanggaran tersebut dilakukan karena siswa ingin praktis dalam
waktu yang singkat. Perasaan saat itu senang bias bebas dari pantauan pamong tetapi ada juga yang kawatir akan hukuman yang diberikan dari pamong asrama
atau satpam. Saat pulang minggu kedua, sejumlah 77,5 siswa tidak mencatat jam pergi
dan kembali supaya siswa bebas dari pantauan pamong asrama. Perasaan yang muncul senang karena tidak terpantau oleh pamong asrama. Selain itu, 55 siswa
juga tidak menitipkan kunci loker pada pamong asrama karena siswa merasa bebas. Namun, ada beberapa siswa lupa untuk menitipkan kunci loker saat liburan
minggu kedua. Perasaan yang muncul adalah aman jika kunci loker dibawa oleh pemiliknya.
Dalam hal penggunaan fasilitas asrama, sejumlah 57,5 siswa menggunakan alat olah raga diluar jam bebas karena siswa merasa bosan. Namun
ada beberapa siswa yang menyebutkan bahwa penggunaan alat olahraga diluar jam bebas bertujuan untuk latihan persiapan pertandingan. Perasaan yang muncul
adalah senang karena bisa bergantian menggunakan alat olahraga walaupun diluar
96
jam bebas. Siswa sebanyak 39,375 meminjam olahraga tanpa seijin pamong karena prosedurnya terlalu rumit dan terbatas sehingga siswa membawa sendiri.
Perasaan yang muncul adalah senang. Siswa berjumlah 18,125 mengambil teeh secara berlebihan untuk modal dagang dan persediaan di unit. Perasaan yang
muncul adalah takut saat pamong memeriksa dan kawatir jika teman unit lain tidak mendapatkan jatah. Sejumlah 12,5 siswa mengambil minyak tanah
berlebihan untuk persediaan kompor minyak dan membuat api unggun saat acara- acara tertentu. Perasaan yang muncul adalah senang bisa memanfaatkan fasilitas
asrama tetapi juga kawatir jika teman unit lain tidak mendapatkan jatahnya. Siswa sebanyak 40,625 memiliki gelas lebih dari dua karena ada pemberian dari teman
dan antisipasi jika gelas tersebut hilang. Perasaan yang muncul adalah aman. Siswa meminjam majalah tanpa ijin pamong sebesar 26,25, meminjam TV
tanpa seijin pamong sebanyak 26,25 dan meminjam VCD tanpa seijin pamong sebanyak 33,125. Pelanggaran-pelanggaran tersebut dikarenakan keperluan
tugas sekolah dan ingin mendapatkan giliran pertama. Perasaan yang muncul adalah senang mendapat giliran pertama. Siswa tidak menghemat listrik sebanyak
28,125 karena siswa tersebut lupa mematikan lampu atau mencabut charger hp. Perasaan yang muncul adalah takut jika pamong mengetahui. Siswa tidak
menghemat air karena siswa lupa untuk mematikan kran yang tidak dipakai. Perasaan yang muncul adalah kawatir jika persediaan air semakin menipis.
Sejumlah 20,625 siswa langsung menggulung kabel setelah selesai seterika tanpa menunggu dingin karena terburu-buru dan lupa. Perasaan yang muncul
adalah senang tetapi kawatir jika terjadi konskleting dengan kabel seterika.
97
Sebnyak 25,625 siswa menyetrika baju basah karena baju yang akan digunakan tidak kering. Perasaan yang muncul adalah senang karena bisa menggunakan baju
tersebut. Dalam hal pemeliharaan sarana dan prasarana bersama, siswa tidak
memelihara saran prasarana bersama sebanyak 28,75. Alasan kognitif yang muncul adalah adanya rasa kurang peduli dari siswa lain. Perasan yang muncul
adalah tidak nyaman karena siswa lain tidak peduli dengan pemeliharaan sarana dan prasarana bersama. Siswa tidak melaksanakan opera besar sebanyak 18,125
karena ada kegiatan lain seperti lomba keilmuwan, pertandingan olahraga dan menyelesaikan tugas kelompok. Selain itu juga, ada beberapa siswa yang malas
melaksanakan opera besar karena lelah. Perasaan yang muncul adalah tertekan jika harus melaksanakan opera besar. Sebanyak 58,75 siswa sebagai perwakilan
unit tidak menghadiri undangan doa lingkungan. Alasan kognitif yang muncul adalah siswa lebih memilih untuk belajar dan mengerjakan tugas. Perasaan yang
muncul saat itu adalah senang karena bisa menggunakan waktunya untuk belajar dan mengerjakan tugas.
g. Bentuk, frekuensi dan alasan pelanggaran terhadap peraturan asrama
yang terkait dengan tugas perkembangan ketujuh. Tugas perkembangan ketujuh adalah memperoleh seperangkat nilai dan
system etika
sebagai petunjukpembimbing
dalam bertingkahlaku.
Pengelompokan bentuk-bentuk pelanggaran terhadap peraturan asrama yang
98
dilakukan siswa putra dan putri terkait dengan tugas perkembangan remaja, sebagai berikut :
Tabel 4.7 Bentuk dan frekuensi pelanggaran peraturan asrama oleh siswa putra dan
putri terkait tugas perkembangan ketujuh.
Tugas Perkembangan
Remaja Bentuk Pelanggaran
PA PI JML
Memperoleh seperangkat nilai dan
system etika sebagai petunjukpembimbing
dalam bertingkah laku.
Mencuri barang milik teman 8
8 5
Melakukan pelecehan seksual dengan kata-kata
Melakukan pelecehan seksual secara fisik
Berteriak keras dijalanan 53 24
77 48.125 Membuat kegaduhan di malam
hari 66 23
89 55.625 Membuat kegaduhan di pagi
hari 31 27
58 36.25
Makan sambil berjalan keluar asrama
65 44 109 68.125
Minum sambil berjalan keluar asrama
42 23 65 40.625
Berpakaian tidak rapi saat makan
34 14 48
30 Berpakaian tidak sopan saat
makan 37 21
58 36.25
Sengaja makan dengan cara yang tidak sopan
23 10 33 20.625
Tidak menjaga kesopanan saat duduk
27 29 56
35 Sengaja mengganggu lalu lintas
saat berjalan bersama 35 23
58 36.25
Tidak melapor pada pamongkepala asrama saat
dikunjungi tamu 31 24
55 34.375 Membawa masuk tamu ke
lingkungan asrama diluar jam open house
5 2
7 4.375
Menerima tamu bukan diruang yang telah disediakan
23 42 65 40.625
99
Tugas perkembangan remaja dalam memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai petunjuk atau pembimbing dalam bertingkah laku bertujuan
membentuk seperangkat nilai yang dpat direalisasikan, mengembangkan kesadaran untuk merealisasikan nilai-nilai, mengembangkan kesadaran akan
hubungannya dengan sesama manusia dan juga alam sebagai lingkungan tempat tinggal dan memahami gambaran hidup dan nilai-nilai yang dimilikinya sehingga
dapat hidup selaras dan harmoni. Dalam penelitian ini, diperoleh hasil pelanggaran tertinggi yaitu makan
sambil berjalan keluar asrama sebesar 68,126. Alasan siswa makan sambil berjalan adalah siswa merasa terburu-buru. Perasaan yang muncul adalah nyaman
karena tidak terlambat mengikuti kegiatan. Sejumlah 5 siswa mencuri barang milik teman karena siswa tersebut merasa membutuhkan barang tersebut.
Perasaan yang muncul adalah kawatir jika ada orang lain yang mengetahi dan akan menerima sanksi dari pamong asrama. Siswa berteriak keras sebanyak
48,125 dijalan karena ingin menciptakan suasana yang ramai saat pulang sekolah dan ingin memanggil teman yang berjalan terlebih dahulu. Perasaan yang
muncul adalah nyaman bisa bersendaugurau dengan teman. Sejumlah 55,625 siswa juga membuat kegaduhan di malam dan
sejumlah 36,25 siswa membuat kegaduhan dipagi hari karena siswa ingin menciptakan suasana ramai, bersemangat dan meluapkan rasa senang. Perasaan
yang muncul adalah nyaman dan senang dengan keramaian. Namun, beberapa siswa menyebutkan bahwa adanya rasa takut jika suasana tidak ramai.
100
Siswa sebanyak 30 berpakaian tidak rapi saat makan karena siswa terburu-buru menuju meja makan. Perasaan yang muncul adalah kawatir jika
kehabisan makanan. Siswa sebanyak 36,25 bersikap tidak sopan saat makan karena saat makan siswa juga berbincang-bincang dengan teman dan terkadang
sampai bercanda berlebih. Perasaan yang muncul adalah biasa saja karena sudah menjadi kebiasaan. Siswa sengaja menganggu lalu lintas saat berjalan bersama
sebanyak 36,25. Pemikiran yang muncul adalah siswa ingin berbincang-bincang dengan temannya selama perjalanan kembali diasrama. Perasaan yang muncul
adalah senang tetapi kawatir jika memenuhi jalan dan menyebabkan kecelakaan. Siswa tidak menjaga kesopanan saat duduk sebanyak 35 karena siswa
merasa nyaman dengan posisi duduk tertentu. Perasaan yang muncul adalah nyaman. Siswa tidak melapor pada pamong atau kepala asrama saat ada yang
berkunjung sebesar 34,375 karena pamong asrama terkadang mencari muka dengan orang tua yang berkunjung. Namun ada juga yang berpendapat agar
pamong tidak mengenal tamu yang berkunjung. Perasaan yang muncul adalah biasa saja. Siswa menerima tamu bukan diruang yang telah disediakan sebanyak
40,625 karena ruangan tersebut sudah penuh dan ingin menikmati suasana lain. Perasan yang muncul adalah biasa saja.
h. Bentuk, frekuensi dan alasan pelanggaran peraturan asrama terkait
dengan tugas perkembangan remaja kedelapan. Tugas perkembangan yang kedelapan adalah siswa mampu beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha esa. Berikut ini, pengelompokan bentuk-
101
bentuk pelanggaran peraturan asrama terhadap peraturan asrama terkait dengan tugas perkembangan remaja :
Tabel 4.8 Bentuk dan frekuensi pelanggaran peraturan asrama oleh siswa putra dan
putrid terkait dengan tugas perkembangan kedelapan.
Tugas Perkembangan
Remaja Bentuk Pelanggaran
PA PI
JML
Beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa
Tidak mengikuti doa malam 50
13 63 39.375
Tidak mengikuti misa harian 47
39 86
53.75 Tidak mengikuti misa mingguan
12 9
21 13.125 Tidak mengikuti misa kampus
24 17
41 25.625 Tidak memberi dana sang timur
saat adven 7
14 21 13.125
Tidak mengisi APP pada masa prapaskah
28 12
40 25
Tugas perkembangan remaja dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah mencapai kematangan sikap, kebiasaan dan
pengembangan wawasan dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
Dari hasil penelitian tersebut, ditemukan bahwa pelanggaran yang tertinggi yaitu siswa tidak mengikuti misa harian sebanyak 53,75. Alasan kognitif adalah
siswa menggunakannya untuk belajar dan mengerjakan tugas. Selain itu ada beberapa siswa yang menggunakannya untuk tidur. Perasaan yang muncul adalah
kwatir akan hukuman yang diterima. Siswa sejumlah 39,375 tidak mengikuti doa malam karena siswa sudah mengantuk dan tertidur. Selain itu, Siswa tidak
mengikuti doa malam karena malas dan masih mengerjakan tugas atau belajar.
102
Perasaan yang muncul adalah senang karena bisa mengerjakan tugas atau belajar. Namun, ada siswa yang merasa kawatir akan hukuman yang diterima jika tidak
mengikuti doa malam karena tidak sengaja tertidur. Siswa sejumlah 25,625 tidak mengikuti misa kampus karena terlambat
bangun pagi, mengerjakan tugas dan belajar. perasaan yang muncul adalah tertekan karena tidak bisa memaksimalkan belajar dan keharusan bangun pagi.
Siswa tidak memberikan “Dana Sang Timur” saat advent sebanyak 13,125 karena siswa lupa. Perasaan yang muncul adalah biasa saja. Siswa tidak mengisi
APP saat prapaskah sebanyak 25 karena siswa lupa. Perasaan yang muncul adalah biasa saja. Sejumlah 13,125 siswa tidak mengikuti misa mingguan
karena malas dan sedang ada kegiatan di luar asrama. Perasaan yang muncul adalah biasa saja.
D. Pembahasan