Seseorang yang memiliki kesadaran diri mengetahui apa kelebihan yang dimilikinya dan menandai kelemahan-kelemahan
yang menghambat pencapaian tujuan. Oleh karena itu, orang dengan kesadaran diri akan mengejar apa yang diinginkannya dengan penuh
semangat dan mengilhami orang lain Lowney, 2005.
b. Ingenuitas
Ingenuitas maksudnya adalah suatu kemampuan untuk berinovasi dan beradaptasi dengan penuh keyakinan diri Lowney,
2005. Oleh karena itu, ingenuitas menuntut seorang pemimpin untuk membebaskan diri dari kebiasaan- kebiasaan dan prasangka-
prasangka yang tertanam dalam dirinya Lowney, 2005. Ingenuitas akan menyadarkan seseorang pada banyaknya peluang atau
kesempatan yang tersedia. Lowney menggambarkan ingenuitas dalam bukunya melalui
tokoh yang bernama Fransiskus Xaverius. Dia ditunjuk untuk pergi kesebuah tempat yang belum pernah dia kunjungi. Jawaban yang dia
berikan adalah “Baik, saya siap”. Hal tersebut menunjukkan bahwa dia memiliki ingenuitas. Dia yakin bahwa ditempat yang baru dia
akan mampu beradaptasi dan memberikan kontribusi pada organisasinya. Bagi dia bukan tempat yang perlu dicemaskan tapi
yang terpenting adalah apa yang dia perbuat. Di tempat dia bertugas, dia mendirikan sebuah sekolah tanpa harus melakukan konsultasi
dengan pimpinannya. Hal tersebut dilakukan karena dia yakin apa yang dilakukan sesuai dengan arah perusahaannya. Dia juga melihat
bahwa minat orang- orang untuk mendapatkan pendidikan sangat besar. Selain itu, dia juga dia pergi meninggalkan Jepang dan
bergegas menuju ke Cina karena melihat adanya peluang yang lebih besar. Ingenuitas membuat tokoh mampu untuk melihat peluang dan
memanfaatkan peluang yang tersedia.
c. Cinta
Cinta yang dimaksud oleh Lowney adalah suatu kemampuan untuk melihat potensi dan bakat yang dimiliki orang lain. Oleh
karena itu, mereka menciptakan suatu lingkungan yang didasari oleh kesetian, afeksi dan sikap saling mendukung Lowney, 2005.
Seseorang akan menghasilkan kinerja yang paling baik ketika mereka dihormati, dihargai dan dipercaya dengan tulus Lowney,
2005. Sebuah perusahaan tidak akan menolak orang berbakat
berdasarkan latar belakangnya. Apapun latar belakangnya, apabila seseorang tersebut memang berkualitas dan dapat berkontribusi pada
perusahaan maka orang tersebut akan diterima. Tidak hanya sebatas menerima saja, namun perusahaan tersebut akan memperhatikan
karier dan kesejahteraannya.
d. Heroisme