besar tetapi juga mendedikasikan waktu dan tenaga untuk mewujudkan tujan tersebut.
Untuk mewujudkan sasaran yang heroik ada tiga langkah yang harus dilakukan Lowney, 2005, yaitu:
1 Menganjurkan para anggota baru untuk mengubah aspirasi
perusahaan menjadi misi pribadi. 2
Menekankan budaya perusahaan yang heroisme dan memberi teladan tentang heroisme tersebut.
3 Memberikan
kesempatan pada
setiap pribadi
untuk memperbesar diri sendiri dengan memberikan sumbangan yang
bermakna bagi perusahaan. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulakan bahwa heroic
leadership adalah kepemimpinan yang didasarkan pada pilar kesadaran
diri, ingenuitas, cinta dan heroisme. Keempat pilar tersebut akan selalu ditampilkan oleh pemimpin dimanapun dia berada. Hal tersebut
dikarenakan heroic leadership merupakan cara hidup seorang pemimpin.
C. Hubungan antara Heroic Leadership Atasan dengan Intensi Turnover Karyawan.
Menurut Lowney 2005, heroic leadership memiliki 4 pilar. Keempat pilar tersebut adalah kesadaran diri, ingenuitas, cinta dan heroisme.
Kesadaran diri adalah menyadari siapa dirinya, baik itu kelemahan atau kelebihan yang dimilikinya. Kesadaran diri akan menjadikan pemimpin
sebagai seorang yang tahu dimana dia harus memposisikan dirinya dan tahu apa yang harus dia perbuat. Seseorang dengan kesadaran diri akan selalu
fokus pada tujuan yang telah ditetapkannya. Ingenuitas adalah berinovasi dan beradaptasi dengan penuh percaya diri. Hal ini menjadikan pemimpin sebagai
seorang yang mampu menyesuaikan diri disegala macam kondisi. Selain itu, ingenuitas akan membuat seseorang mampu melihat peluang yang bisa
dimanfaatkan. Cinta akan menjadikan pemimpin dapat menciptakan suatu hubungan yang saling mendukung satu sama lain dan menghargai bawahan.
Seseorang yang memiliki cinta tidak akan menolak orang yang berbakat. Apapun latar belakangnya, asalkan sejalan dengan tujuan perusahaan dan
mampu memberikan sumbangan yang berharga akan diterima dengan senang hati. Sedangkan heroisme akan menjadikan pemimpin memiliki ambisi yang
besar. Ambisi yang besar akan membuat seseorang terus termotivasi untuk mewujudkan tujuan tersebut. Selain itu, pemimpin tidak hanya memberikan
tujuan yang besar tetapi juga menjadi teladan bagi bawahan dalam mewujudkan tujuan tersebut.
Dalam bekerja, seorang karyawan akan berinteraksi dengan atasannya. Selama interaksi berlangsung, bawahan akan menilai kepemimpinan atasan.
Karyawan akan menilai apakah atasan memiliki heroic leadership yang tinggi atau rendah.
Karyawan yang menilai atasan memiliki heroic leadership yang tinggi akan memiliki tingkat intensi turnover yang rendah. Hal tersebut dikarenakan
heroic leadership atasan akan mampu menciptakan suatu kepemimpinan yang
baik. Atasan akan mampu memberikan suatu visi yang besar bagi bawahan. Selain memberikan visi yang besar, pemimpin juga kan menjadi role model
bagi bawahan. Pemimpin juga akan mampu menciptakan hubungan yang positif dengan bawahan. Hubungan positif yang didasari oleh cinta akan
membuat bawahan merasa dihargai, didukung dan diperlakukan adil. Sedangkan karyawan yang menilai atasan memiliki heroic leadership yang
rendah akan memiliki tingkat intensi turnover yang lebih tinggi.
D. Kerangka Berpikir