2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis dalam penelitian diterima atau ditolak. Hipotesis dalam penelitian ini
adalah “ada hubungan yang negatif antara heroic leadership atasan dengan intensi turnover karyawan”. Uji hipotesis dilakukan dengan
metode pearson product moment
. Akan tetapi, uji hipotesis mensyaratkan bahwa data kedua variabel harus linear Santoso, 2010.
Sedangkan pada uji linearitas, didapatkan hasil bahwa data kedua variabel tidak memiliki hubungan yang linear. Hal tersebut
menyebabkan uji hipotesis dengan metode korelasi pearson product moment
tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu kesimpulan hasil penelitian diambil dari uji linearitas. Dari hasil uji linearitas dapat
disimpulkan bahwa variabel heroic leadership dengan intensi turnover tidak memiliki hubungan yang linear. Oleh karena itu, hipotesis dalam
penelitian ini ditolak.
3. Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data penelitian ditampilkan dalam tabel 5. Tabel 5. Perbandingan mean teoritis dan mean empiris
Variabel
Mean Teoritis Mean
Empiris SD Mean
Empiris
Intensi Turnover
30 28,184
4,831
Heoric Leadership
100 126,046
10,712
Dari hasil perbandingan mean teoritis dan mean empiris didapatkan hasil:
a. Mean teoritis pada intensi turnover lebih tinggi daripada mean
empiris intensi turnover. Hal tersebut berarti intensi turnover karyawan rendah.
b. Mean teoritis pada heroic leadership lebih rendah daripada mean
empiris heroic leadership. Hal tersebut berarti heroic leadership atasan tinggi.
D. Pembahasan
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kedua variabel memiliki hubungan yang tidak linear. Hal tersebut berarti perubahan skor pada suatu
varibel tidak diikuti dengan perubahan pada variabel yang lain Santoso, 2010. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan linear
antara heroic leadership atasan dengan intensi turnover karyawan. Tidak adanya hubungan yang linear antara heroic leadership atasan
dengan intensi turnover karyawan mungkin disebabkan adanya hubungan yang tidak langsung antara kedua variabel tersebut. Pola hubungan yang
mungkin terjadi adalah faktor kemepimpinan berhubungan dengan kepuasan kerja dan kepuasan kerja berhubungan dengan intensi turnover. Faktor
kepuasan kerja dalam pola hubungan tersebut berperan sebagai variabel perantara.
Selain itu dari hasil wawancara dengan sejumlah karyawan, tingkat intensi turnover pada karyawan PT Aneka Adhilogam Karya mungkin