Dari hasil perbandingan mean teoritis dan mean empiris didapatkan hasil:
a. Mean teoritis pada intensi turnover lebih tinggi daripada mean
empiris intensi turnover. Hal tersebut berarti intensi turnover karyawan rendah.
b. Mean teoritis pada heroic leadership lebih rendah daripada mean
empiris heroic leadership. Hal tersebut berarti heroic leadership atasan tinggi.
D. Pembahasan
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kedua variabel memiliki hubungan yang tidak linear. Hal tersebut berarti perubahan skor pada suatu
varibel tidak diikuti dengan perubahan pada variabel yang lain Santoso, 2010. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan linear
antara heroic leadership atasan dengan intensi turnover karyawan. Tidak adanya hubungan yang linear antara heroic leadership atasan
dengan intensi turnover karyawan mungkin disebabkan adanya hubungan yang tidak langsung antara kedua variabel tersebut. Pola hubungan yang
mungkin terjadi adalah faktor kemepimpinan berhubungan dengan kepuasan kerja dan kepuasan kerja berhubungan dengan intensi turnover. Faktor
kepuasan kerja dalam pola hubungan tersebut berperan sebagai variabel perantara.
Selain itu dari hasil wawancara dengan sejumlah karyawan, tingkat intensi turnover pada karyawan PT Aneka Adhilogam Karya mungkin
disebabkan oleh faktor lain. Faktor yang mungkin mempengaruhi tingkat intensi turnover karyawan adalah keuntungan yang didapatkan oleh karyawan
selama bekerja di PT. Aneka Adhilogam Karya. Selama bekerja di PT Aneka Adhilogam Karya, gaji yang diterima karyawan sudah sesuai dengan UMK
ditambah dengan uang lembur, uang makan, uang transport, asuransi kesehatan, dan tunjangan hari raya. Adanya tunjangan-tunjangan tambahan
bagi karyawan, mungkin menyebabkan karyawan merasa pekerjaannya dihargai. Seseorang yang merasa dihargai maka kepuasan kerja akan
meningkat. Kepuasan kerja yang tinggi akan menurunkan tingkat intensi turnover
Schultz Schultz, 2010. Selain itu, jarak atara rumah karyawan dengan tempat bekerja relatif
dekat. Jarak rumah karyawan dengan tempatnya bekerja adalah berkisar atara 2 Km sampai dengan 4 Km. Jarak rumah yang dekat membuat karyawan
tidak jauh dari keluarganya. Hal tersebut menjadi keuntungan tersendiri bagi karyawan karena mereka tidak perlu berpisah dengan keluarganya. Isu
keluarga membesarkan anak dan merawat orang tua juga merupakan alasan seseorang untuk keluar dari tempat bekerja Aamodt, 2010. Selain itu, dalam
falsafah Jawa ada kalimat “makan tidak makan asal kumpul”. Walaupun gaji yang diterima tidak banyak, tetapi dapat berkumpul dengan keluarga adalah
kepuasan tersendiri. Faktor lain yang menjadi alasan karyawan senang bekerja di PT
Aneka Adhilogam Karya adalah adanya fasilitas pinjaman uang bagi karyawan. Bagi karyawan yang membutuhkan dana untuk membiayai sekolah
anak dapat meminjam dari perusahaan. Karyawan berpendapat bahwa walaupun gaji tidak begitu besar tetapi kesejahteraan meraka terjamin.
Perusahaan juga rutin mengadakan wisata bagi karyawan. Setiap akhir tahun karyawan diberi kesempatan untuk mengikuti wisata bersama dengan
keluarga yang diadakan oleh perusahaan. Karyawan juga diberi uang saku selama mengikuti wisata tersebut. Kegiatan ini dapat bermanfaat untuk
mengurangi stres selama bekerja. Karyawan dengan stres kerja yang rendah akan memiliki tingkat intensi turnover yang rendah. Hal tersebut dikarenakan
bahwa salah satu alasan seseorang keluar dari tempat bekerja adalah untuk keluar dari sesuatu yang menyebabkan stres seperti: konflik dengan rekan
kerja atau atasan, kondisi kerja yang tidak aman dan membosankan Aamodt, 2010.
Berdasarkan keuntungan dan fasilitas yang diperoleh karyawan selama bekerja di PT. Aneka Adhilogam Karya, karyawan mungkin tidak
begitu mempermasalahkan kepemimpinan atasan ketika memiliki niat untuk keluar. Dari hasil analisis data juga diketahui bahwa tingkat intensi turnover
pada karyawan PT Aneka Adhilogam Karya tergolong rendah. Hal tersebut berarti niat untuk keluar dari perusahaan rendah. Selain itu, dari hasil
wawancara juga diketahui bahwa selama tahun 2010-2012 tidak ada karyawan yang mengundurkan diri. Sedangkan tingkat heroic leadership
atasan tergolong tinggi. Hal tersebut berarti bahwa kepemimpinan atasan termasuk dalam heroic leadership.
46
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara heroic leadership atasan dengan intensi turnover karyawan.
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah banyaknya aitem yang gugur. Hal tersebut peneliti sadari sebagai kesalahan peneliti dalam membuat
aitem yang mungkin tidak sesuai dengan konsep yang diukur. Kelemahan yang terakhir adalah tidak adanya informasi mengenai data demografis
subjek.
C. Saran 1.
Bagi Perusahaan
Perusahaan diharapkan untuk mempertahankan tingkat intensi turnover
karyawan yang rendah.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya disarankan untuk memperkaya penelitian ini dengan menggunakan aitem- aitem yang dibuat berdasarkan konsep
heroic leadership . Aitem- aitem tersebut kemudian dikonsultasikan pada
ahli yang benar- benar memahami heroic leadership. Pada penelitian ini