pendapat  U.  Sumarno  dan  Polya  dapat  memberikan  gambaran  mengenai langkah  siswa  dalam  menyelesaikan  soal  matematika.  Kemudian  dari
gambaran  mengenai  langkah  siswa  dalam  menyelesaikan  soal  matematika, dengan  menggunakan  taksonomi  SOLO  dapat  menunjukkan  tingkat
pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal matematika. Dengan  demikian,  hasil  belajar  siswa  dapat  diketahui  dengan  melihat
hasil  tes  tertulis  yang  diperoleh  siswa.  Sedangkan  tingkat  pemahaman langkah-langkah  dan  pengerjaan  soal  matematika  dapat  diketahui  dengan
melihat  langkah  pengerjaan  siswa  dalam  uraian  jawaban  maupun  hasil wawancara siswa yang dibandingkan dengan taksonomi SOLO.
D. Materi Pembelajaran Matematika Persamaan Linear Dua Variabel
1. Matematika dan Pembelajaran Matematika
Ebbutt  dan  Straker  1995  dalam  Depdiknas,  2003  mendefinisikan matematika sekolah sebagai berikut:
a.
Matematika  sebagai  kegiatan  penelusuran  pola  dan  hubungan.
Implikasi dari pandangan ini terhadap pembelajaran adalah: 1
Memberikan  kesempatan  siswa  untuk  melakukan  kegiatan penemuan dan penyelidikan pola-pola untuk menentukan hubungan.
2 Memberi  kesempatan  kepada  siswa  untuk  melakukan  percobaan
dengan berbagai cara. 3
Mendorong  siswa  untuk  menemukan  adanya  urutan,  perbedaan, perbandingan, pengelompokkan, dsb.
4 Mendorong siswa menarik kesimpulan umum.
5 Membantu  siswa  memahami  dan  menemukan  hubungan  antara
pengertian satu dengan yang lainnya. b.
Matematika  sebagai  kreativitas  yang  memerlukan  imajinasi,  intuisi, dan penemuan.
Implikasi dari Pandangan ini terhadap pembelajaran adalah: 1
Mendorong inisiatif dan memberikan kesempatan berfikir berbeda. 2
Mendorong  rasa  ingin  tahu,  keinginan  bertanya,  kompetensi menyangga dan kompetensi memperkirahkan.
3 Menghargai  penemuan  yang  diluar  perkiraan  sebagai  hal
bermanfaaat dari pada menganggapnya sebagai kesalahan. 4
Mendorong siswa menemukan struktur dan desain matematika. 5
Mendorong siswa menghargai penemuan siswa yang lainnya. 6
Mendorong siswa berfikir reflektif. 7
Tidak menyarankan hanya menggunakan satu metode saja. c.
Matematika  sebagai  kegiatan  pemecahan  masalah
problem  solving
.
Implikasi dari pandang ini terhadap pembelajaran adalah: 1
Menyediakan  lingkungan  belajar  matematika  yang  merangsang timbulnya persoalan matematika,
2 Membantu
siswa memecahkan
persoalan matematika
menggunakan caranya sendiri. 3
Membantu  siswa  mengetahui  informasi  yang  diperlukan  untuk memecahkan persoalan matematika.
4 Mendorong  siswa  untuk  berfikir  logis  konsisten,  sistimatis  dan
mengembangkan sistem dokumentasi catatan, 5
Mengembangkan kompetensi dan keterampilan untuk memecahkan persoalan.
6 Membantu siswa mengetahui bagaimana dan kapan menggunakan
berbagai alat peraga media pendidikan matematika seperti: jangka, kalkulator dsb.
d. Matematika sebagai alat berkomunikasi
Implikasi dari pandangan ini terhadap pembelajaran adalah: 1
Mendorong siswa mengenal sifat matematika. 2
Mendorong siswa membuat contoh sifat matematika. 3
Mendorong siswa menjelaskan sifat matematika, 4
Mendorong  siswa  memberikan  alasan  perlunya  kegiatan matematika.
5 Mendorong siswa membicarakan persoalan matematika.
6 Mendorong siswa membaca dan manulis matematika.
7 Menghargai bahasa ibu siswa dalam membicarakan matematika.
Secara  umum,  matematika  adalah  ilmu  tentang  sesuatu  yang berkaitan dengan pola keteraturan dan urutan yang logis yang memerlukan
imajinasi,  intuisi,  maupun  penemuan.  Matematika  juga  dikatakan  sebagai kegiatan pemecahan masalah maupun sebagai alat berkomunikasi.
Dalam  Psikologi  Pembelajaran  Matematika  Amir  dan  Risnawati, 2016:  7,  pembelajaran  ialah  proses  individu  mengubah  perilaku  dalam
upaya memenuhi kebutuhannya. Individu akan melakukan kegiatan belajar apabila  ia  menghadapi  situasi  kebutuhan  dalam  interaksi  dengan
lingkungannya.  Pada  dasarnya  tidak  semua  kebutuhan  mengharuskan individu  belajar.  Proses  pembelajaran  akan  terjadi  bila  individu  memiliki
kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dengan insting atau kebiasaan. Secara  keseluruhan,  proses  pembelajaran  merupakan  rangkaian
aktivitas  berikut:
pertama,
individu  merasakan  adanya  kebutuhan  dan melihat  tujuan  yang  ingin  dicapai.
Kedua,
kesiapan  individu  untuk memenuhi  kebutuhan  dan  mencapai  tujuan.
Ketiga,
pemahaman  situasi yaitu  segala  sesuatu  yang  ada  di  lingkungan  individu  dalam  memenuhi
kebutuhan  dan  mencapai  tujuannya.
Keempat,
menafsirkan  situasi  yaitu bagaimana  individu  melihat  kaitan  berbagai  aspek  yang  terdapat  dalam
situasi.
Kelima,
individu  melakukan  aktivitas  untuk  memenuhi  kebutuhan dan  mencapai  tujuan  sesuai  dengan  yang  telah  direncanakannya  dalam
tahapan  ketiga  dan  keempat.
Keenam,
individu  akan  memperoleh  umpan balik  dari  apa  yang  telah  dilakukannya.  Ada  dua  kemungkinan  yang  bisa
terjadi, yaitu berhasil atau gagal Amir dan Risnawati, 2016 : 7-8. Pembelajaran  matematika  adalah  suatu  proses  belajar  mengajar
yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang  dapat  meningkatkan  kemampuan  berpikir  siswa,  serta  dapat
meningkatkan  kemampuan  mengkonstruksi  pengetahuan  baru  sebagai upaya  meningkatkan  penguasaan  yang  baik  terhadap  materi  matematika
Amir dan Risnawati, 2016 : 8.
Dalam  proses  pembelajaran  matematika,  guru  maupun  siswa bersama-sama  menjadi  pelaku  terlaksananya  tujuan  pembelajaran.  Tujuan
pembelajaran ini akan mencapai hasil yang maksimal apabila pembelajaran berjalan  dengan  secara  efektif.  Pembelajaran  yang  efektif  adalah
pembelajaran yang mampu melibatkan seluruh siswa secara aktif. Berdasarkan  penjelasan  di  atas,  secara  umum  pembelajaran
matematika  yang  efektif  adalah  suatu  proses  belajar  mengajar  yang dibangun  oleh  guru  yang  mampu  melibatkan  seluruh  siswa  secara  aktif
untuk  mengembangkan  kreativitas  berpikir  siswa  sehingga  dapat meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi matematika.
2. Persamaan Linear Dua Variabel
a. Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terkait dalam penelitian ini
adalah: Kompetensi Inti: Aljabar
KI  3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural  berdasarkan  rasa  ingin  tahunya  tentang  ilmu
pengetahuan,  teknologi,  seni,  budaya,  terkait  fenomena  dan kejadian tampak mata.
KI  4.  Mengolah,  menyaji,  dan  menalar  dalam  ranah  konkret menggunakan,
mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan
membuat  dan  ranah  abstrak  menulis,  membaca,  menghitung, menggambar,  dan  mengarang  sesuai  dengan  yang  dipelajari  di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.
Kompetensi Dasar: KD  3.2  Menentukan  nilai  variabel  persamaan  linear  dua  variabel  dalam
konteks nyata. KD  4.1  Membuat  dan  menyelesaikan  model  matematika  dari  masalah
nyata yang berkaitan dengan persamaan linear dua variabel. Soal  matematika  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  disesuaikan
dengan  KD  tersebut.  Meskipun  materi  yang  terdapat  pada  KD  tersebut adalah persamaan linear dua variabel saja, tetapi karena pada KD tersebut
terdapat  pernyataan  mengenai  masalah  nyata  dan  masalah  nyata  dalam kehidupan sehari-hari lebih sering dijumpai dalam topik sistem persamaan
linear  dua  variabel  SPLDV  maka  peneliti  melakukan  penelitian  ini sampai  pada  materi  SPLDV.  Selain  itu,  materi  SPLDV  diikut  sertakan
karena  juga  terdapat  dalam  buku  cetak  matematika  kelas  VIII  kurikulum 2013  revisi  yang  digunakan  guru  dan  peneliti.  Berdasarkan  KD,  pokok
bahasan  SPLDV  merupakan  materi  pokok  yang  diajarkan  di  kelas  IX, tetapi  kenyataannya  sudah  diperkenalkan  atau  sudah  mulai  di  ajarkan  di
kelas  VIII.  Hal  ini  menjadi  pertimbangan  peneliti  di  dalam  menentukan sejauh mana materi SPLDV dikaitkan dengan penelitian ini.
b. Istilah-Istilah dalam Aljabar
Sebuah bentuk aljabar adalah sebuah gabungan bilangan biasa dan huruf-huruf  yang dipasangkan dengan bilangan-bilangan tersebut. Contoh
bentuk aljabar:
Variabel atau peubah adalah simbol yang dipilih untuk menyatakan sebarang  bilangan  dalam  suatu  himpunan  bilangan  yang  diketahui,  dapat
diasumsikan  bahwa  himpunan  bilangan  yang  dimaksud  adalah  himpunan bilangan  real.  Jika  himpunan  tersebut  hanya  terdiri  dari  satu  bilangan,
maka  simbol  yang  direpresetasikannya  disebut  konstanta.  Variabel peubah  dapat  diganti  oleh  sebarang  bilangan  yang  ditentukan  yang
berada  dalam  semesta  pembicaraannya.  Variabel  biasanya  dilambangkan dengan huruf misal:
. Contoh: pada bentuk aljabar
,   adalah variabel. Suku  Aljabar,  sebuah  suku  terdiri  dari  hasil  kali  atau  hasil  bagi
bilangan-bilangan  biasa  dan  huruf-huruf  yang  merupakan  pasangan bilangan-bilangan tersebut. Contoh suku aljabar:
 
adalah  sebuah  bentuk  aljabar  yang  terdiri  dari  dua suku.
Konstanta  adalah  salah  satu  lambang  aljabar  yang  dapat  diartikan sebagai bilangan tetap. Contoh:
  Pada          , 4 dan 7 adalah konstanta.   Pada
,  24 adalah konstanta. Koefisien adalah faktor dari suatu suku yang berupa konstanta.
Contoh: Koefisien dari adalah 3.
Suku-suku  sejenis  atau  suku-suku  serupa  adalah  suku-suku  yang hanya berbeda dalam koefisien numeriknya. Contoh:
      dan      adalah suku-suku yang serupa. 
dan 5 adalah suku-suku yang serupa.
Suku dam
adalah suku-suku yang tidak serupa. Dua  atau  suku-suku  serupa  dalam  serupa  pernyataan  aljabar  boleh
digabungkan ke dalam satu suku. Contoh: 
c. Kalimat Pernyataan, Kalimat Bukan Pernyataan, dan Kalimat Terbuka
1 Kalimat Pernyataan dan Kalimat Bukan Pernyataan
Kalimat pernyataan  yaitu kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah dan tidak kedua-duanya  Susilo, 2012: 12. Contoh:
 Ir. Soekarno adalah presiden pertama Bangsa Indonesia.
Kalimat di  atas  benar, karena memang presiden  pertama  Bangsa
Indonesia adalah  Ir. Soekarno.
          , kalimat tersebut merupakan kalimat yang jelas benar.
Kalimat  bukan  pernyataan  adalah  kalimat  yang  tidak mempunyai nilai kebenaran Susilo, 2012: 12. Contoh:
 Kalimat pertanyaan, “Siapakah namamu?”  Kalimat perintah, “Belajarlah”
 Kalimat harapan, “Semoga kalian juga sehat” 2
Kalimat Terbuka Menurut  Marsigit  2002:  100  kalimat  matematika  yang  telah
jelas  benar  atau  telah  jelas  salah  dinamakan  pernyataan.  Adapun kalimat  matematika  yang  belum  jelas  benar  atau  salah  dinamakan
kalimat  terbuka.  Untuk  memahami  perbedaan  antara  pernyataan  dan kalimat terbuka, perhatikan tiga kalimat berikut:
a Ada bilangan prima genap
b c
Kalimat  a  merupakan  kalimat  yang  jelas  benar  karena  memang  ada bilangan  prima  yang  genap,  yaitu  2.  Kalimat  b  merupakan  kalimat
yang  jelas  salah  karena .  Adapun  kalimat  c  merupakan
kalimat yang belum jelas benar atau salah karena jika diganti dengan
2  maka  kalimat  tersebut  benar,  yaitu .  Akan  tetapi,  jika
diganti  dengan  7  maka  kalimat  tersebut  menjadi  salah.  Pada  contoh tersebut,  kalimat  a  dan  b  merupakan  pernyataan  sedangkan  c
adalah kalimat terbuka. Sedangkan  kalimat  tertutup  merupakan  kalimat  matematika
yang  sudah  jelas  benar  atau  salah  dan  tidak  mungkin  keduanya kalimat pernyataan.
d. Kesamaan dan Persamaan
Kesamaan  adalah  kalimat  tertutup  yang  dihubungkan  oleh  tanda “=” pada kedua ruasnya. Contoh:
 
Kalimat-kalimat seperti diatas disebut :
kesamaan.
Kesamaan  adalah  kalimat  tertutup  yang  menyatakan  hubungan  “sama dengan”.
Persamaan  adalah  kalimat  terbuka  yang  menyatakan  hubungan “sama  dengan”  Negoro  dan  Harahap,  2010:70.  Dengan  kata  lain,
persamaan adalah kalimat terbuka yang dihubungkan oleh tanda “=” pada kedua ruasnya Marsigit, 2009: 100.
Contoh: ,  disebut  persamaan,  di  mana     merupakan  anggota
himpunan  bilangan  asli.  Kalimat  ini  menjadi  benar  apabila diganti
dengan 2. „2‟ adalah penyelesaian dari persamaan           . Dapat juga dikatakan: „Himpunan penyelesaian persamaan           adalah
e. Ekuivalen
Dua  pernyataan  dikatakan  ekuivalen  apabila  kedua  pernyataan tersebut  mempunyai  nilai  kebenaran  yang  sama.  Dua  pernyataan  p  dan  q
yang ekuivalen dinyatakan dengan Novel Mangelep, 2009: 6.
Dua  pernyataan dan     dikatakan  ekuivalen,  yaitu  “   jika  dan
hanya  jika ”,  kita  sajikan  dengan  lambang            Dengan  kata  lain,
bernilai benar hanya bila   dan   mempunyai nilai kebenaran yang sama Susilo, 2012: 22.
Dua persamaan dikatakan ekuivalen jika mempunyai penyelesaian atau akar yang sama. Notasi untuk ekuivalen pada persamaan adalah “ ”.
Contoh: 1
Jika diganti bilangan 6, maka persamaan tersebut menjadi
, yang merupakan kalimat benar. Jadi, penyelesaian persamaan
adalah 6. 2
Jika diganti bilangan 6, maka persamaan tersebut menjadi:
yang merupakan kalimat benar. Jadi, penyelesaian persamaan
adalah 6. 3
Jika diganti bilangan 6, maka persamaan tersebut menjadi:
yang merupakan kalimat benar.
Jadi, penyelesaian persamaan adalah 6.
Berdasarkan  uraian  di  atas  tampak  bahwa  ketiga  persamaan mempunyai  penyelesaian  yang  sama,  yaitu  6.  Dengan  demikian,
persamaan a, b, dan c dapat dituliskan sebagai:
Suatu  persamaan  dapat  dinyatakan  ke  dalam  persamaan  yang ekuivalen  dengan  cara  menambah  atau  mengurangi,  mengkali  atau
membagi kedua ruas persamaan dengan bilangan yang sama. f.
Persamaan Linear Dua Variabel
Persamaan  Pangkat  Satu  persamaan  linear  adalah  persamaan  yang
memuat  satu  atau  lebih  suatu  variabel,  dengan  pangkat  tertinggi  satu Sukino dan Simangunson, 2006:119. Contoh:
              , variabelnya adalah
             , variabelnya adalah
                , variabelnya adalah
Wono  1995  mengemukakan  bahwa  persamaan  linear  dalam  beberapa variabel  adalah  persamaan  dalam  bentuk  polinomial  yang  variabelnya
berderajat satu atau nol dan tidak terjadi perkalian antara variabelnya.
Persamaan  Linear  Satu  Variabel  PLSV  adalah  persamaan  yang
memuat  satu  variabel,  dengan  pangkat  tertinggi  satu  Sukino  dan Simangunsong, 2006:119. Bentuk umum PLSV adalah sebagai berikut:
,
dengan ,     adalah  bilangan  real  dan            merupakan  variabel,
dinamakan
koefisien
dari dan   dinamakan
konstanta.
Contoh: 
Persamaan  Linear  Dua  Variabel  PLDV  adalah  persamaan  yang
memuat dua variabel, dengan pangkat tertinggi satu. Bentuk umum PLDV adalah
,
dengan ,      adalah bilangan real dan             ,   dan   merupakan
variabel, dinamakan
koefisien
dari dinamakan
koefisien
dari dan
dinamakan
konstanta.
g. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sistem persamaan linear adalah sejumlah tertentu persamaan linear dalam variabel
. Sejumlah bilangan yang terurut merupakan penyelesaian dari sistem persamaan tersebut jika
merupakan  penyelesaian  dari  setiap persamaan di dalam sistem tersebut.
Sistem  persamaan  linear  dua  variabel  merupakan  dua  atau  lebih persamaan  linear  dua  variabel  yang  saling  terhubung  karena  memiliki
variabel  yang  sama  misalnya dan             .  Karena
kedua  persamaan  tersebut  memiliki dan     yang  sama  nilainya  maka
terdapat hubungan pada kedua persamaan tersebut. Bentuk umum sistem persamaan linear dua variabel dengan dua persamaan
adalah,
dengan dan   merupakan bilangan real yang diketahui. Jawab
atau  penyelesaian  dari  sistem  persamaan  linear  tersebut  adalah  pasangan terurut
yang memenuhi kedua persamaan tersebut. Contoh: Pasangan
merupakan jawab sistem persamaan linear
, karena
dan        memenuhi kedua persamaan, yaitu .
Tetapi bukan merupakan jawab sistem persamaan linear
tersebut  karena dan       hanya memenuhi persamaan
pertama, dan tidak memenuhi persamaan yang kedua.
Sistem  persamaan  linear  disebut  konsisten  jika  sistem  persamaan tersebut  mempunyai  sedikitnya  satu  jawab.  Dalam  hal  sistem  tak
mempunyai  jawab,  sistem  persamaan  linear  disebut  tak  konsisten.  Untuk memberi  tafsiran  geometri  dari  jawab  sistem  tersebut  maka  akan
dijelaskan  sebagai  berikut,  persamaan  linear dapat
digambarkan  sebagai  garis  pada  bidang.  Jadi  sistem dan
dapat  digambarkan  sebagai  garis dan
di  bidang.  Ada tiga kemungkinan kedudukan garis tersebut, yaitu
1 Garis
dan berpotongan.
2 Garis
dan sejajar.
3 Garis
dan berimpit merupakan satu garis.
Gambar 2.1 Kemungkinan dari kedudukan dua garis di bidang. Pasangan  bilangan
merupakan jawab dari  sistem persamaan 1 jika dan hanya jika titik
terletak pada kedua garis. Dalam hal ini kemungkinan pertama, hanya ada satu titik yang terletak pada kedua garis.
Oleh  karena  itu,  jawab  sistem  persamaan  1  ini  tepat  satu.  Sedangkan Dalam  hal  kedua,  tak  ada  titik  yang  terletak  pada  kedua  garis.  Hal  ini
berarti sistem persamaan tersebut tidak memiliki jawab. Yang ketiga, ada banyak  titik  terletak  pada  kedua  garis.  Ini  menandakan  bahwa  sistem
persamaan  tersebut  mempunyai  jawab  tak  hingga  banyaknya.  dengan demikian  ada  tiga  kemungkinan  jawab  dari  sitem  persamaan  linear,  yaitu
mempunyai  tepat  satu  jawab,  tidak  mempunyai  jawab,  dan  mempunyai jawab banyak.
Ketiga  kemungkinan  tersebut  juga  berlaku  untuk  sebarang  sistem persamaan linear.
h. Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel SPLDV
Penyelesaian  sistem  persamaan  linear  dua  variabel  mempunyai empat cara, yaitu Dris dan Tasari, 2011: 93:
1 Metode Substitusi
Metode  Substitusi  menggunakan  prinsip-prinsip  aljabar  dan  tidak memerlukan gambar. Substitusi berarti
penggantian
yang artinya salah satu variabel diganti dengan variabel  yang lain sehingga nilai variabel
lainnya dapat ditentukan. Contoh: Diberikan SPLDV sebagai berikut:
Langkah penyelesaiannya: -
Lihat persamaan            . Jika      , maka nyatakan   dalam , sehingga diperoleh
- Substitusikan    pada  persamaan  kedua,  sehingga  persamaan
menjadi persamaan linear satu variabel yang berbentuk .
- Selanjutnya  selesaikan  persamaan  tersebut  untuk  mendapatkan
nilai -
Setelah   diperoleh maka substitusikan nilai   yang telah diperoleh pada
salah satu
persamaan atau
. 2
Metode Eliminasi Eliminasi  berarti  penghapusan.  Dengan  demikian,  cara
eliminasi  dalam  SPLDV  adalah  dengan  mengeliminasi  atau menghilangkan  salah  satu  variabel  sehingga  variabel  lainnya  dapat
ditentukan  nilainya.  Langkah-langkah  dalam  menyelesaikan  SPLDV dengan cara eliminasi, antara lain:
a Melakukan  eliminasi  variabel   ,  maka  perlu  disamakan  dahulu
koefisien variabelnya. Misal diberikan SPLDV
Koefisien dari persamaan pertama adalah 2. Sedangkan koefisien
dari persamaan kedua adalah satu, maka:
b Melakukan  eliminasi  variabel   .  Sepertihalnya  contoh  eliminasi
variabel di  atas,  cara  yang  sama  juga  berlaku  untuk  eliminasi
terhadap variabel .
Kedua  cara  diatas  juga  dapat  digunakan  untuk  menyelesaikan suatu  SPLDV  secara  bersamaan,  metode  ini  dinamakan
metode campuran
.    Mula-mula  carilah  nilai  salah  satu  variabel  dengan menggunakan metode eliminasi.  Kemudian gunakan nilai  variabel  yang
telah  diperoleh  tersebut  untuk  mendapatkan  nilai  variabel  lain  dengan menggunakan  metode  substitusi.  Metode  ini  dapat  mempersingkat
perhitungan. 3
Metode Grafik Dalam  metode  ini  grafik  digunakan  untuk  menentukan
himpunan penyelesaian dari suatu SPLDV. Berikut ini adalah langkah- langkah untuk menyelesaikan SPLDV,
a Menentukan  titik  potong  terhadap  sumbu-  dan  sumbu-   untuk
masing-masing  grafik  PLDV.  Untuk  menentukan  titik  potong dengan  sumbu-
,  nilai     masing-masing  grafik  PLDV disamadengankan  nol  atau
,  sehingga  akan  diperoleh  nilai untuk
. Begitu juga untuk mencari titik otong dengan sumbu-  , nilai
masing-masing  grafik  PLDV  disamadengankan  nol  atau sehingga  didapatkan  koordinat  titik-titik  potong  dengan
sumbu- dan sumbu-  .
b Gambarkan  koordinat  titik-titik  potong  dengan  sumbu-   dan
sumbu- yang didapatkan tersebut pada koordinat Cartesius yang
sama.
c Cermati  hasil  gambar  grafik-grafik  tersebut,  apakah  saling
berpotongan? Jika saling berpotongan, cermati di koordinat berapa terjadi perpotongannya. Koordinat tersebut berupa pasangan terurut
yang  merupakan  penyelesaian  SPLDV  yang  dicari.  Jika grafik-grafik  tersebut  tidak  berpotongan  maka  himpunan
penyelesaiannya berupa himpunan kosong. Contoh:
Dengan  menggunakan  metode  grafik,  tentukan  penyelesaian  dari sistem persamaan:
Penyelesaian: Dari
diperoleh: Dari
diperoleh
Grafik dari sistem persamaan tersebut adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2 Grafik sistem persamaan
Koordinat titik potong kedua grafik tersebut adalah 4000,1000. Jadi penyelesaiannya adalah
dan Langkah  awal  yang  perlu  dibuat  siswa  dalam  menyelesaikan  soal
cerita persamaan linear satu variabel adalah membuat kalimat matematika berdasarkan pada informasi yang terdapat pada soal tersebut, yang disebut
dengan model matematika. Model matematika dapat diperoleh dengan cara memisalkan  besaran  yang  belum  diketahui  dengan  dua  buah  variabel,
misalnya variabel dan  .
Permasalahan  dalam  kehidupan  sehari-hari  yang  berkaitan dengan  persamaan  linear  dua  variabel  biasanya  disajikan  dalam  bentuk
soal  cerita.  Soal  cerita  yang  berkaitan  dengan  persamaan  linear  satu variabel  disajikan  dalam  beberapa  bidang  permasalahan  sehari-hari.
Bidang-bidang  atau  masalah-masalah  tersebut  yaitu:  1  Masalah Bilangan,  2  Masalah  Umur,  3  Masalah  Lembaran  Uang,  4  Masalah
Angka, 5 Masalah Bisnis, 6 Masalah Ukuran, 7 Masalah Kadar, 8 Masalah  Perjalanan,  dan  9  Masalah  Pekerjaan.  Adapun  masalah-
masalah  yang  sering  dikeluarkan  dalam  latihan  atau  kajian  pada  buku materi  persamaan  linear  satu  variabel  adalah  permasalahan  yang  terkait
bidang: bilangan; umur; bisnis; ukuran; dan perjalanan. Untuk  menyelesaikannya,  maka  langkah-langkah  berikut  dapat
membantu dalam mempermudah penyelesaian: 1
Membaca soal dengan cermat untuk memahami soal cerita.
2 Mengungkap  informasi  pada  soal  tentang  hal  yang  ditanya  atau
diketahui  dan  memilah  informasi  yang  akan  digunakan  dalam memecahkan soal.
3 Memodelkan kalimat pada soal ke dalam kalimat matematika.
Memodelkan yang dimaksud adalah menerjemahkan soal matematika dalam  kalimat  cerita  menjadi  kalimat  matematika  dalam  bentuk
persamaan.  Persamaan  yang  dimaksud  adalah  menetapkan  besaran- besaran  masalah  yang  ada  dalam  soal  sebagai  variabel-variabel
dinyatakan  dalam  huruf-huruf  juga  merumuskan  hubungan  atau ekspresi  matematika  sesuai  dengan  keterangan  atau  ketentuan  dalam
soal. 4
Menyelesaikan soal dengan konsep matematika. 5
Menjawab  pertanyaan  soal  dengan  mengembalikan  penyelesaian  ke konteks soal.
Contoh: Pak  Anton  mempunyai  sebidang  tanah  berbentuk  persegi  panjang.
Keliling kebun tersebut adalah 50 meter. Jika ternyata selisih panjang dan  lebar  dari  Kebun  pak  Anton  adalah  5  meter,  maka  berapa  meter
lebar dari kebun Pak Anton? Penyelesaian:
Langkah 1
Baca permasalahan lebih dari sekali
Langkah 2
Tanah berbentuk persegi panjang dengan keliling 50 m. Selisih panjang dan lebar adalah 5 m.
Langkah 3
Misalkan panjang tanah maka lebar tanah
Model  matematika  dari  soal  tersebut  adalah dan
sehingga : i.
ii.
Langkah 4
Penyelesaian  model  matematika  di  atas  sebagai berikut:
eliminasi i
ii
Langkah 5
Jadi, lebar tanah Pak Anton adalah 10 m. Penyelesaian  soal-soal  persamaan  linear  dua  variabel  dalam
kehidupan  sehari-hari  yang  berbentuk  soal  cerita,  diperlukan  langkah-
langkah berikut agar dapat membantu penyelesaian:
1 Jika  memerlukan  diagram
sketsa
,  misalnya  untuk  soal  yang berhubungan
dengan geometri,
buatlah diagram
sketsa
berdasarkan kalimat cerita tersebut. 2
Dua besaran yang belum diketahui dimisalkan dengan dua variabel. 3
Menerjemahkan  kalimat  cerita  menjadi  kalimat  matematika  dalam bentuk persamaan.
4 Menyelesaikan persamaan persamaan tersebut.
Analisis  yang  dimaksud  dalam  penelitian  ini  adalah  penyelidikan terhadap kemampuan siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Yogyakarta tahun
ajaran  2016  2017  dalam  menyelesaikan  soal  matematika  pada  pokok bahasan  persamaan  linear  satu  variabel.  Soal  matematika  yang  diberikan
kepada  siswa  merupakan  soal  yang  dibuat  berdasarkan  taksonomi  Bloom. Selain itu, agar soal matematika tersebut dapat digunakan untuk menganalisis
tingkat pemahaman siswa, soal juga disusun berdasarkan taksonomi SOLO.
E. Kerangka Berpikir