D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan  analisis  yang  dilakukan  maka  peneliti  dapat  menjawab rumusan masalah yang telah disebutkan dalam BAB I. Kemampuan siswa akan
dilihat dari hasil belajar siswa dan tingkat pemahaman langkah-langkah dalam menyelesaikan  soal  matematika  yang  diberikan.  Berikut  ini  merupakan
penjabaran akan jawaban rumusan masalah yang dimaksud. 1.
Pembahasan Terhadap  Hasil Belajar Siswa Berdasarkan  tabel  4.1  dapat  dilihat  bahwa  rata-rata  dari  hasil  tes
tertulis yang diperoleh siswa kelas VIII C adalah 64,26. Dari hasil tersebut sebanyak  11  siswa  mendapat  nilai  di  atas  KKM
atau  sebesar 25.58  dari  seluruh  siswa  kelas  VIII  C.  Sisanya  sebanyak  32  siswa  atau
sebesar  74.58  dari  seluruh  siswa  kelas  VIII  C  belum  mencapai  nilai KKM.  Sedangkan  pengelompokan  siswa  berdasarkan  golongan  nilai
rendah, sedang, tinggi terlihat bahwa kelompok nilai rendah sebanyak 11 orang 25.58, kelompok nilai sedang 15 orang 34.88, dan kelompok
nilai  tinggi  sebanyak  17  orang  39.53.  Kelompok  nilai  rendah  dan sedang yang dimaksud juga merupakan kelompok siswa yang tidak tuntas
KKM.  Akan  tetapi  untuk kelompok tinggi,  kelompok  tersebut  terdiri  dari kelompok  siswa  tuntas  dan  tidak  tuntas  KKM  dengan  persentase  tidak
tuntas 6 orang 13.95 dan tuntas 11 orang 25.58. Menurut  Ali  Hamzah  2014:337,  apabila  tingkat  ketuntasan  hasil
belajar  siswa  kurang  dari  75  dari  jumlah  total  siswa  berarti  pelajaran yang  telah  diberikan  oleh  guru  belum  diserap  dengan  baik  oleh  siswa.
Dalam  penelitian  ini,  persentase  ketuntasan  hasil  belajar  siswa  adalah 25.58.  Disisi  lain,  apabila  melihat  kevalidan  soal  tes  tertulis  yang
digunakan, meskipun  peneliti tidak melakukan uji coba dan uji kevalidan secara  empirik,  tetapi  hasil  uji  empirik  terhadap  hasil  tes  tersebut
menunjukkan  bahwa  tingkat  kevalidan  soal  nomor  1  adalah  rendah,  soal nomor  2  dan  5  adalah  cukup  dan  soal  nomor  3,  4  dan  6  adalah  tinggi
lampiran  C.4.  Hal  tersebut  menunjukkan  soal  sudah  valid  sehingga berdasarkan data yang ada dapat disimpulan bahwa memang siswa belum
menyerap dengan baik pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Tabel  4.5  menunjukkan  bahwa  kemampuan  siswa  dalam
menyelesaikan soal  yang satu dengan yang lain sangat beragam, terutama berkaitan  dengan  tingkatan  soal.  Untuk  soal  dengan  tingkat  pemahaman
C2  yang  termuat  dalam  soal  nomor  1-3,  persentase  kebenaran  jawaban seluruh siswa adalah 76.55, 92.03, dan 81.40. Bila dirata-rata maka
menjadi  83.20,  artinya  persentase  tersebut  menunjukkan  persentase keberhasilan  siswa  akan  pemahaman  mengenai  konsep  dan  penyelesaian
PLDV.  Soal  tingkat  penerapan  C3  yang  termuat  dalam  soal  nomor  4 memiliki  persentase  kebenaran  jawaban  seluruh  siswa  sebesar  69.75.
Hal  ini  menunjukkan  sebesar  persentase  tersebut  siswa  mampu menggunakan  konsep  penyelesaian  PLDV  untuk  menguji  penyelesaian
yang sesuai. Soal tingkat analisis C4 yang termuat dalam soal nomor 5-6 memiliki persentase kebenaran jawaban seluruh siswa sebesar 28.42 dan
56.44. Bila dirata-rata maka menjadi 42.43, menunjukkan kemampuan
siswa  dalam  membuat  dan  menyelesaikan  persamaan  PLDV  yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Dari  hasil  yang  diperoleh,  menunjukkan  kemampuan  siswa  dalam menyelesaikan soal PLDV masih rendah terutama dalam aspek penerapan
dan  evaluasi.  Hal  ini  disebabkan  karena  memang  ketiga  aspek  ini berkesinambungan  dan  tingkatan  yang  tertinggi  adalah  evaluasi.  Untuk
menyelesaikan soal level ini diperlukan juga kemampuan pemahaman dan penerapan.  Sehingga  muncul  dugaan  bahwa  kemampuan  siswa  untuk
menyelesaikan soal tingkat evaluasi belum terasah dengan baik. 2.
Pembahasan Terhadap Tingkat Pemahaman Langkah dan Pengerjaan Soal Matematika
Tabel 4.2 menunjukkan rangkuman jenis jawaban siswa yang telah dikelompokkan  berdasarkan  langkah  penyelesaian  dan  jawaban  siswa.
Berdasarkan data tersebut, kemudian peneliti melakukan analisis terhadap uraian  jawaban  siswa  yang  dapat  dilihat  dalam  tabel  4.7  yang  kemudian
dikategorisasikan dalam bentuk bagan gambar 4.1-4.6. Tabel  4.8  menunjukkan  tingkat  pemahaman  siswa  kelas  VIII  C
dalam  menyelesaikan  soal  matematika  secara  keseluruhan  terdiri  dari  4 tingkatan.  Tingkatan  tersebut  antara  lain
uni-structural,  multi-structural, relational,
dan
extended  abstract
yang  dilihat  dari  uraian  jawaban  tes tertulis  siswa.  Persentase  level
uni-structural
sebesar  25.58  atau sebanyak  11  siswa.  Siswa  dengan  tingkat  pemahaman  ini  sudah  dapat
memahami  soal  dengan  menggunakan  beberapa  informasi  namun  belum
mampu  merencanakan  dan  menyelesaikan  soal  dengan  baik.  Persentase level
multi-structural
sebesar  41.86  atau  sebanyak  18  siswa.  Siswa dengan  pemahaman  tingkat  ini,  mereka  memahami  soal  dan  dapat
merencanakan  dengan  tepat  namun  belum  mampu  menyelesaikan  soal dengan  baik  dan  benar.  Persentase  level
relational
sebesar  23.26  atau sebanyak 10 siswa. Siswa dengan tingkat pemahaman ini memahami soal
dengan  benar  dan  dapat  merencanakan  serta  menyelesaikan  soal  dengan baik.  Sedangkan  persentase
expended  abstract
sebesar  9.30  atau sebanyak 4 siswa. Tingkat pemahaman ini hampir mirip dengan
relational
, hanya  saja  dalam  tingkat  ini  siswa  juga  dapat  menghubungkan  data  dan
proses  yang  lain  sehingga  mampu  memperoleh  generalisasi  yang  baru. Dari  hasil  yang  diperoleh,  secara  keseluruhan  menunjukkan  bahwa
pemahaman  yang  dimiliki  siswa  kelas  VIII  C  cenderung  berada  pada tingkat
multistructural
,  dimana  siswa  sudah  dapat  memahami  soal  dan merencanakan  dengan  tepat  tetapi  belum  mampu  menyelesaikan  soal
dengan baik dan benar
.
Bila  dilihat  berdasarkan  pengelompokan  siswa  rendah-sedang- tinggi  dalam  tabel  4.8  maka  untuk  tiap-tiap  kelompok  memiliki
kecenderungan tingkat pemahaman yang berbeda. Kelompok siswa rendah memiliki  kecenderungan  tingkat  pemahaman  pada  tingkat
multistructural
dengan  persentase sebesar 54.55 atau 6 dari 11 siswa. Kelompok siswa sedang  memiliki  kecenderungan  tingkat
unistructural
dan
multistructural
dengan  persentase  masing-masing  sebesar  40.  Karena  tingkat
unistructural
merupakan  tingkat  terendah  dalam  kelompok  tersebut,  dan 20  sisanya  adalah  tingkat
relational
dan
extended  abstract
yang  adalah tingkatan lebih tinggi dari
multistructural,
maka dapat disimpulkan bahwa pada  kelompok  ini  cenderung  pada  tingkat
multistructural.
Sedangkan pada kelompok tinggi, tingkat pemahaman siswa memiliki kecenderungan
relational
dengan persentase sebesar 45.45 atau 5 dari 11 siswa. Tabel  4.10  menunjukkan  persentase  ketercapaian  siswa  dalam
menyelesaikan  per  nomor  soal  berdasarkan  level  soal.  Persentase ketercapaian soal level I sebesar 46.51, soal level II sebesar 51.94, dan
soal level IV sebesar 4.65. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa cenderung  dapat  menyelesaikan  soal  tipe  II
Multistructural
,  yakni  soal dengan  kriteria  menggunakan  dua  informasi  atau  lebih  dan  terpisah  yang
termuat dalam teks soal yang dapat segera digunakan untuk mendapatkan penyelesaian.
Tabel  4.12  menunjukkan  analisis  tingkat  pemahaman  siswa  yang dilihat dari hasil wawancara terhadap 9 siswa yang merupakan perwakilan
dari  setiap  kelompok  berdasarkan  ketuntasan  KKM,  penggolongan rendah-sedang-tinggi,  serta  tingkat  pemahaman  dalam  menyelesaikan
soal  yang  dilihat  dari  uraian  jawaban  siswa.  Dari  analisis  tersebut menunjukkan  bahwa  tingkat  pemahaman  langkah  dan  pengerjaan  soal
matematika  berdasarkan  hasil  wawancara  terdiri  dari  3  tingkatan,  yaitu
multi-structural,  relational,
dan
extended  abstract.
Siswa  dengan  tingkat pemahaman  level
multistructural
sebanyak  6  siswa,  level
relational
sebanyak  1  siswa,  dan  level
extended  abstract
sebanyak  2  siswa.  Dari analisis  hasil  wawancara  siswa  menunjukkan  bahwa  pemahaman  yang
dimiliki siswa kelas VIII C cenderung berada pada tingkat
multistructural.
Hal  tersebut  menunjukkan  kesamaan  dengan  hasil  analisis  tingkat pemahaman siswa dari uraian jawaban siswa.
Tabel  4.13  menunjukkan  bahwa  peneliti  membandingkan  tingkat pemahaman siswa berdasarkan uraian jawaban dan hasil wawancara dari 9
siswa  yang  mewakili  setiap  kelompok  berdasarkan  ketuntasan  KKM  dan penggolongan  rendah-sedang-tinggi.  Berdasarkan  analisis  tersebut,
terdapat  perbedaan  tingkatan  pemahaman  yang  dimiliki  oleh  siswa. Perbedaan  tersebut  adalah  siswa  S34  berada  pada  tingkatan
unistructural
berdasarkan  uraian  jawaban  tetapi  berada  pada  tingkatan
multistructural
berdasarkan  hasil  wawancara.  Siswa  dengan  kode  S13  berada  pada tingkatan
multistructural
berdasarkan  uraian  jawaban  tetapi  berada  pada tingkatan
relational
berdasarkan hasil wawancara. Siswa dengan kode S26 dan  S15  berada  pada  tingkatan
relational
berdasarkan  uraian  jawaban tetapi  berada  pada  tingkatan
extended  abstract
berdasarkan  hasil wawancara.  Hal  tersebut  sangat  mungkin  terjadi  karena  adanya  faktor-
faktor  yang  mempengaruhi.  Berdasarkan  data  dan  hasil  wawancara, penyebab  hal  tersebut  antara  lain  karena:  1  siswa  mampu  memahami
maksud  soal  dan  mampu  merencanakan  penyelesaiannya,  tetapi  terjadi kesalahan sehingga hasil akhir yang diperoleh belum tepat kurang teliti;
2  siswa  lebih  dapat  menyelesaikan  soal  dengan  baik  ketika  waktu  yang diberikan tidak terlalu dibatasi.
Hasil  penelitian  ini  menunjukkan  bahwa  tingkat  pemahaman langkah penyelesaian dan pengerjaan soal siswa yang paling tinggi berada
pada  tingkat
extended  abstract
yakni  mampu  merespon  suatu  tugas berdasarkan  konsep  yang  terintegrasi  dan  menghubungkan  semua
informasi  yang  relevan.  Sedangkan  tingkat  yang  terendah  adalah
unistructural
dimana  siswa    dapat  memahami  soal  dengan  menggunakan beberapa
informasi namun
belum mampu
merencanakan dan
menyelesaikan soal dengan baik. Secara keseluruhan, tingkat pemahaman siswa  kelas  VIII  C  dalam  menyelesaikan  soal  matematika  cenderung
berada pada tingkat
multi-structural,
dimana siswa sudah dapat memahami soal  dan  dapat  merencanakan  dengan  tepat  namun  belum  mampu
menyelesaikan soal dengan baik dan benar. Dalam  penelitian  ini,  bila  melihat  teori  mengenai  langkah
penyelesaian  soal  Bab  II  yaitu:  1  memahami  soal,  2  merencanakan penyelesaian  soal,  3  melaksanakan  rencana  tersebut,  4  melihat  kembali
kebenaran penyelesaian soal, berdasarkan hasil wawancara dengan 9 siswa menunjukkan  bahwa  tidak  semua  siswa  melakukan  langkah-langkah
tersebut, terutama melihat kembali kebenaran penyelesaian soal. 3.
Faktor yang Mempengaruhi Dari  hasil  yang  diperoleh  terdapat  beberapa  faktor  yang  diduga
mempengaruhi hasil tersebut, antara lain:
a. Siswa sudah melakukan ulangan harian pokok bahasan PLDV.
b. Kebiasaan siswa dalam menyelesaikan soal belum runtut.
c. Siswa tidak terbiasa mengerjakan soal berupa soal uraian.
E. Kelemahan atau Keterbatasan Penelitian