Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mutu sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemajuan suatu bangsa. Meskipun suatu negara tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah, asalkan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas maka tidak menutup kemungkinan bahwa negara tersebut akan berkembang dan maju dalam berbagai bidang. Olehkarenanya, pemerintah dan berbagai pihak berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan yang ada di Indonesia agar dapat berkembang dan maju serta dapat bersaing dalam berbagai bidang dengan negara lain Tim PUSPENDIK, 2012: ii. Pendidikan memiliki peran penting dalam proses pembangunan suatu bangsa dan negara. Dalam dunia pendidikan, matematika merupakan salah satu ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern dan daya pikir manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat tergantung pada perkembangan pendidikan dan pengajaran di sekolah, terutama pendidikan matematika. Mengingat begitu pentingnya peranan matematika maka matematika mendapat perhatian besar baik dari siswa, guru, orang tua maupun pemerintah Tim PUSPENDIK, 2012: 2. Berbagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar matematika di berbagai jenjang pendidikan terus dilakukan, akan tetapi sampai saat ini hasil yang diperoleh belum seperti yang diharapkan. Berdasarkan rata-rata hasil ujian nasional mata pelajaran matematika tingkat SMP dua tahun terakhir yakni pada tahun 2015 sebesar 56,28 Puspendik, 2015 dan di tahun 2016 menunjukkan penurunan sebesar 6.04 dari poin sebelumnya menjadi 50.24 Indriani dan Ruslan, 2016, hal ini menunjukkan hasil yang diperoleh masih belum memuaskan. Dari hasil TIMSS Trend in International Mathematics and Science Study TIM PUSPENDIK, 2008 survei internasional tentang prestasi matematika dan sains siswa SMP kelas 8 dan SD kelas 4, yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memperlihatkan bahwa skor yang diraih Indonesia masih dibawah skor rata-rata internasional. Hasil studi TIMSS 2007, Indonesia berada di peringkat 36 dari 49 negara dengan skor rata-rata 397 sedangkan skor rata-rata internasional 500. Hasil studi TIMSS 2011, Indonesia berada di peringkat ke-38 dari 42 negara peserta dengan skor rata-rata 386 sedangkan skor rata-rata internasional 500. Hasil terbaru, yaitu hasil studi 2015, Indonesia berada di peringkat ke-45 dari 50 negara dengan skor rata-rata 397. Survei di atas sebagai bukti bahwa prestasi siswa Indonesia khususnya di bidang studi matematika masih rendah dan kurang memuaskan. Salah satu faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah karena kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah. Di dalam kurikulum tingkat SMP di Indonesia, topik aljabar dalam matematika mulai diberikan di kelas VII yang kemudian dilanjutkan di kelas VIII dan IX. Pemberian materi aljabar pada tingkat sekolah menengah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat berpikir logis, analisis, sistematis, kritis dan kreatif. Tidak jarang ditemui siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal matematika terutama materi persamaan linear dua variabel. Akan tetapi ada juga siswa yang tergolong memiliki karakter siswa berbakat matematika. Greenes 1987, dalam Utami M 2004: 150 mengemukakan enam karakteristik siswa berbakat matematika, yaitu: 1 Fleksibilitas dalam mengolah data, 2 Kemampuan luar biasa untuk menyusun data, 3 Ketangkasan mental, 4 Penaksiran yang orisinal, 5 Kemampuan luar biasa untuk mengalihkan gagasan, 6 Kemampuan yang luar biasa untuk generalisasi. Greenes juga menyatakan bahwa siswa berbakat matematika lebih menyukai komunikasi lisan daripada tulisan karena lebih cepat. Banyak siswa yang diwawancarai sulit menjelaskan proses pemikiran mereka, karena mereka cenderung menggabungkan beberapa proses mental dalam satu langkah dan membuat lompatan intuitif. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, secara umum siswa kelas VIII di sekolah tersebut memiliki kemampuan menyelesaikan soal matematika yang beraneka ragam. Siswa menyelesaikan soal matematika dengan cara atau langkah yang berbeda antara satu siswa dengan yang lainnya, termasuk untuk soal matematika pada pokok bahasan persamaan linear dua variabel PLDV. Ada siswa yang dengan cepat dan jelas menuliskan langkah-langkah penyelesaian dari suatu soal matematika pokok bahasan PLDV, ada juga siswa yang menyelesaikannya secara langsung atau tanpa menuliskan langkah-langkah tetapi hasilnya benar. Namun ada juga siswa yang masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika tersebut. Hal tersebut secara tidak langsung dapat menunjukkan perbedaan kemampuan menyelesaikan soal matematika yang dimiliki oleh siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Selain dari hasil wawancara dengan guru, kemampuan siswa yang beraneka ragam juga terlihat dari hasil ulangan harian yang diperoleh siswa. Menurut penjelasan guru tersebut, nilai ulangan harian pokok bahasan persamaan linear dua variabel yang telah dilaksanakan menunjukkan adanya perbedaan kemampuan bila dilihat dari hasil tes yang beragam. Mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika pokok bahasan persamaan linear dua variabel menjadi suatu hal yang penting karena dapat membantu menentukan langkah selanjutnya agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan persamaan linear dua variabel. Oleh karenanya akan dilakukan penelitian untuk melihat kemampuan siswa kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta dengan judul “Analisis Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika pada Pokok Bahasan Persamaan Linear Dua Variabel di Kalangan Siswa Kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016 2017”. Dengan mengetahui kemampuan yang dimiliki siswa, guru dapat membantu baik siswa yang mengalami kesulitan maupun untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika, serta guru dapat membuat pembelajaran yang lebih bermakna dengan begitu siswa diharapkan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menyelesaikan soal matematika.

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL

0 5 68

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Persamaan Linear Satu Variabel (di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016).

0 3 18

PENDAHULUAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN VERBAL SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MELALUI PROBLEM POSING (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIII C SMP N I Wonosari Klaten Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel).

0 1 7

Analisis kesalahan siswa kelas VII B SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang tahun ajaran 2015/2016 dalam menyelesaikan soal-soal pada pokok bahasan rotasi.

0 1 412

Analisis kesalahan siswa kelas VII B SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang tahun ajaran 2015 2016 dalam menyelesaikan soal soal pada pokok bahasan rotasi

0 0 408

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL SISWA KELAS VIII SMP IT WAHDAH ISLAMIYAH MAKASSAR

0 0 186

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) SMP NEGERI 1 PURWOKERTO - repository perpustakaan

0 0 15

TINGKAT-TINGKAT BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL SKRIPSI

0 0 179

Analisis kesalahan siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Yogyakarta dalam menyelesaikan soal cerita pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel tahun pelajaran 2010/2011 - USD Repository

0 2 162

PENGGUNAAN PEMODELAN MATEMATIKA BESERTA LKS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TOPIK MENYELESAIKAN SOAL-SOAL CERITA PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL SISWA KELAS IX.B SMP PANGUDI LUHUR MOYUDAN TAHUN AJARAN 20102011

0 20 272