4. Analisis C4
Pada  tingkat  ini  siswa  dituntut  untuk  mampu  menganalisa  atau  merinci suatu  situasi  atau  bahan  pengetahuan  menurut  bagian-bagiannya  yang
lebih kecil atau lebih terurai, dan menemukan hubungan diantara bagian yang satu dengan yang lain.
5. Evaluasi C5
Pada  tingkat  ini  siswa  dituntut  memiliki  kemampuan  untuk  menilai, memeriksa, dan bahkan mengkritik nilai bahan untuk tujuan tertentu.
6. Mencipta C6
Pada  tingkat  ini  siswa  dituntut  memiliki  kemampuan  untuk mengaplikasikan konsep materi pelajaran menjadi suatu produk.
C. Kemampuan Menyelesaikan Soal Matematika
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008, kemampuan berarti kesanggupan;  kecakapan;  kekuatan;  kita  berusaha  dengan  diri  sendiri.
Kemampuan menyelesaikan soal matematika dalam penelitian ini dilihat dari hasil  belajar  dan  tingkat  pemahaman  langkah-langkah  dan  pengerjaan  soal
matematika. Hasil  belajar  merupakan  bagian  terpenting  dalam  pembelajaran.
Dimyati  and  Mudjiono  2006:  3-4  menyebutkan  bahwa  hasil  belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari
sisi  guru,  tindak  mengajar  diakhir  dengan  proses  evaluasi  hasil  belajar, sedangkan  bagi  siswa  hasil  belajar  merupakan  berakhirnya  pengajaran  dari
puncak proses belajar. Menurut Utami M 2004:150 kemampuan merupakan
daya  untuk  melakukan  suatu  tindakan  sebagai  hasil  dari  pembawaan  dan latihan. Ketercapaian kemampuan itu berarti dapat dilihat dari hasil suatu uji
atau  tes  dalam  pencapaian  suatu  proses  tertentu.  Apabila  seseorang  dapat memenuhi  tes  yang  diberikan  maka  dapat  dikatakan  mampu  atau  bisa
melakukan  sesuatu.  Jadi  kemampuan  siswa  dalam  menyelesaikan  soal matematika  yang  dilihat  dari  hasil  belajar  diperoleh  dari  ketercapaian  siswa
dalam menyelesaikan soal matematika yang diberikan. Indikator penyelesaian soal matematika menurut Sumarno U 2003:
makalah yaitu: 1.
Mengidentifikasi  unsur-unsur  yang  diketahui,  yang  ditanyakan,  dan kecukupan unsur yang diperlukan.
2. Merumuskan  penyelesaian  matematika  atau  menyusun  model
matematika. 3.
Menerapkan  strategi  untuk  menyelesaikan  berbagai  soal  sejenis  dan soal  baru  dalam  atau  luar  matematika,  menjelaskan  atau
menginterpretasikan  hasil  penyelesaian  menggunakan  matematika secara bermakna.
Polya 1973:
xvi menjelaskan
langkah-langkah dalam
menyelesaikan masalah matematika adalah: 1.
Memahami masalah. 2.
Merencanakan penyelesaian masalah. 3.
Melaksanakan rencana penyelesaian masalah.
4. Melihat kembali kebenaran penyelesaian masalah yang telah dibuat.
Berdasarkan beberapa uraian dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah penyelesaian soal matematika, antara lain:
1. Memahami  soal,  siswa  harus  membaca  soal  yang  akan  diselesaikan
dengan  teliti  agar  dapat  memahami  soal  dengan  baik,  mengetahui unsur-unsur yang diketahui dan apa yang ditanyakan.
2. Merencanakan  penyelesaian  soal,  siswa  membuat  perencanaan  untuk
menyelesaikan soal yang akan diselesaikan dengan memperkirakan dan merumuskan  langkah  penyelesaiannya  maupun  dengan  memodelkan
soal yang ada. 3.
Melaksanakan rencana tersebut, siswa menyelesaikan soal berdasarkan rencana  yang  dibuat  dengan  menggunakan  informasi  dan  data  yang
diketahui  serta  pengetahuan  dan  keterampilan  yang  dimiliki  untuk mendapat jawaban soal yang dihadapi.
4. Melihat kembali kebenaran penyelesaian soal yang telah dibuat, siswa
memeriksa kembali  terhadap proses  penyelesaian  yang dilakukan serta kemungkinan mendapatkan cara penyelesaian yang berbeda.
Setelah  menganalisis  uraian  jawaban  siswa  dan  hasil  wawancara mengenai  langkah  siswa  dalam  menyelesaikan  soal  yang  mengacu  terhadap
teori dari Polya dan Sumarno maka tingkat pemahaman langkah-langkah dan pengerjaan soal matematika dapat diketahui dengan menggunakan taksonomi
SOLO.
Taksonomi SOLO
Structure of
Observed Learning
OutcomesTaxonomy
yang  dikembangkan  oleh  Biggs  dan  Collis  merupakan salah satu model evaluasi yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan
siswa  dalam  memecahkan  masalah  matematik  yang  memiliki  prinsip  dasar. Konsep  yang  dikembangkan  merupakan  alat  penilaian  dan  melihat  struktur
hasil  belajar  yang  teramati.  Dalam  penelitian  ini  peneliti  menggunakan taksonomi  SOLO  untuk  mengukur  kemampuan  siswa  dalam  menyelesaikan
soal  matematika  dengan  melihat  tingkatan  pemahaman  siswa  dalam menyelesaikan soal.
Taksonomi  SOLO,  dapat  membantu  usaha  menggambarkan  tingkat kompleksitas pemahaman siswa tentang subjek, melalui lima tingkat respons,
dan diklaim dapat  diterapkan di  setiap wilayah. Secara  garis besar tingkatan tersebut menurut Collis dan Biggs 1982, Asep S 2012, sebagai berikut:
1.
Pre-structural
;  siswa  tidak  memberikan  jawaban  apapun  atau memberikan  jawaban  tetapi  tidak  relevan  dengan  masalah.  Siswa  tidak
memahami masalah yang diberikan. Dengan kata lain level p
re-structural
menunjukkan  bahwa  siswa  belum  dapat  memahami  masalah  yang diberikan  sehingga  jawaban  yang  ditulis  siswa  tidak  mempunyai  makna
atau konsep apapun sehinggga cenderung tidak memberikan jawaban atas soal yang diberikan.
2.
Unistructural
;  siswa-siswi  mencoba  menjawab  pertanyaan  secara terbatas,  dengan  cara  memilih  satu  penggal  informasi  yang  ada.  Dengan
kata  lain  level
unistructural
menunjukkan  bahwa  siswa  sudah  dapat
memahami  soal  dengan  menggunakan  beberapa  informasi  namun  belum mampu merencanakan dan menyelesaikan soal dengan baik.
3.
Multistructural
;  siswa-siswi  memiliki  kemampuan  merespon  masalah dengan  beberapa  strategi  yang  terpisah.  Banyak  hubungan  yang  dapat
siswa-siswi  buat,  namun  hubungan-hubungan  tersebut  belum  tepat. Dengan  kata  lain  level
multistructural
menunjukkan  bahwa  siswa  sudah dapat  memahami  soal  dan  dapat  merencanakan  dengan  tepat  namun
belum mampu menyelesaikan soal dengan baik dan benar. 4.
Relational
;  siswa-siswi  yang  merespon  suatu  tugas  berdasarkan  konsep- konsep yang terintegrasi, menghubungkan semua informasi yang relevan.
Dengan  kata  lain  level
relational
menunjukkan  bahwa  siswa  mampu memahami  soal  dengan  benar  dan  dapat  merencanakan  serta
menyelesaikan soal dengan baik. 5.
Extended Abstract
; siswa-siswi
dapat memberikan
beberapa kemungkinan
konklusi. Prinsip
abstrak digunakan
untuk menginterpretasikan  fakta-fakta  konkret  dan  respon  yang  tepat  yang
terpisah  dengan  konteks.  Dengan  kata  lain  level
extended  abstract
menunjukkan  bahwa  siswa  mampu  memahami  soal  dengan  benar,  dapat merencanakan  dan  menyelesaikan  soal  dengan  baik,  serta  siswa  mampu
menghubungkan data dan proses yang lain sehingga mampu memperoleh generalisasi yang baru.
Dengan  melihat  uraian  jawaban  siswa  dan  hasil  wawancara  yang dibandingkan  dengan  langkah  penyelesaian  soal  matematika  menurut
pendapat  U.  Sumarno  dan  Polya  dapat  memberikan  gambaran  mengenai langkah  siswa  dalam  menyelesaikan  soal  matematika.  Kemudian  dari
gambaran  mengenai  langkah  siswa  dalam  menyelesaikan  soal  matematika, dengan  menggunakan  taksonomi  SOLO  dapat  menunjukkan  tingkat
pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal matematika. Dengan  demikian,  hasil  belajar  siswa  dapat  diketahui  dengan  melihat
hasil  tes  tertulis  yang  diperoleh  siswa.  Sedangkan  tingkat  pemahaman langkah-langkah  dan  pengerjaan  soal  matematika  dapat  diketahui  dengan
melihat  langkah  pengerjaan  siswa  dalam  uraian  jawaban  maupun  hasil wawancara siswa yang dibandingkan dengan taksonomi SOLO.
D. Materi Pembelajaran Matematika Persamaan Linear Dua Variabel