120 mind map dalam pembelajaran bercerita dapat meningkatkan hasil belajar dan
partispasi belajar siswa sehingga keterampilan bercerita terus meningkat jika dibandingkan dengan sebelum dilakukan penelitian tindakan. Apalagi
peningkatan tersebut lebih terlihat pada siklus II, Oleh karena itu penelitian cukup dilakukan dengan dua siklus saja. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa penerapan metode mind map pada pembelajaran keterampilan bercerita dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran siswa kelas V SD
Negeri Gulon 2 Kecamatan Salam Kabupaten Magelang.
F. Keterbatasan Penelitian
Sebenarnya banyak hal yang dapat diamati dan dikembangkan dalam penelitian ini, tetapi dalam pelaksanaannya peneliti memiliki keterbatasan,
yaitu sebagai berikut. 1.
Penerapan metode mind map merupakan hal yang baru bagi siswa sehingga dalam pelaksanaannya siswa kadang-kadang tidak paham
dengan mind map yang telah dibuatnya. 2.
Penelitian juga hanya difokuskan pada peningkatan proses dan hasil belajar siswa
khususnya pada KD “Menanggapi cerita tentang suatu peristiwa di sekitar yang disampaikan secara lisan
”. Namun dalam hal ini peneliti dan gu
ru lebih fokus pada indikator “menceritakan suatu cerita dengan menggunakan mind map.
3. Dalam pelaksanaaan pembelajaran, ada siswa yang tidak masuk sehingga
akan mengganggu dalam proses pengambilan data.
121 4.
Dalam proses pengambilan data pada siklus II, ada 4 siswa yang belum mencapai KKM sehingga diserahkan kepada guru kelasnya untuk
dilakukan remedial.
122
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran keterampilan bercerita dengan menggunakan metode mind map
dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Gulon 2 Kecamatan Salam Kabupaten Magelang. Hal ini terbukti dengan adanya
peningkatan yang dialami siswa dalam keterampilan bercerita siswa, selama proses pembelajaran maupun hasil tes.
Proses pembelajaran pada siklus I, siswa mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru. Siswa kemudian membuat mind map berdasarkan
cerita yang disampaikan oleh teman lain, setelah itu siswa bercerita di depan kelas secara individu berdasarkan mind map yang telah dibuat. Pencapaian
proses pembelajaran menunjukkan bahwa pada siklus I sebanyak 66 siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Sementara itu, pada siklus II
pembelajaran dilaksanakan secara lebih bervariatif dengan pembentukan kelompok-kelompok kecil serta dengan bantuan media audiovisual. Proses
pembelajaran pada siklus II lebih menarik perhatian, keaktifan, dan motivasi siswa sehingga pencapaian proses pembelajaran meningkat lagi menjadi 76
siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Selain itu, guru telah melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan RPP yang telah disusun
sebelumnya dan memberikan respon positif karena penggunaan metode mind map dapat mengaktifkan siswa dan menjadikan suasana kelas lebih hidup.