65 yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana. Pelaksana tindakan
pada penelitian ini adalah guru kelas dan peneliti sebagai pengamat observer. 3.
Pengamatan Observing Tahap ketiga yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti.
Menurut Suwarsih
Madya 2007:
62 observasi
berfungsi untuk
mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait, bersama prosesnya. Observasi berorientasi ke masa yang akan datang, memberikan dasar bagi refleksi
sekarang, terlebih ketika siklus terkait sedang berlangsung. Observasi harus direncanakan, sehingga akan ada dasar dokumenter untuk refleksi berikutnya.
4. Refleksi Reflection
Tahap keempat merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru
pelaksana telah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Suwarsih
Madya 2007: 63 yang dimaksud dengan refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan sama seperti yang telah dicatat dalam
observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan.
E. Rancangan Penelitian
Apabila dicermati, model yang dikemukakan oleh Kemmis dan McTaggart pada hakikatnya merupakan serangkaian perangkat-perangkat atau
untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu 1
66 perencanaan; 2 tindakan; 3 pengamatan; dan 4 refleksi. Keempat
komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Menurut Suharsimi Arikunto, dkk. 2008:17 tahapan-tahapan dalam
penelitian tindakan kelas meliputi 1 perencanaan; 2 pelaksanaan; 3 pengamatan; dan 4 refleksi. Adapun rincian dari alur tersebut, yaitu sebagai
berikut. 1.
Perencanaan Planning Pada tahap perencanaan, dilakukan studi pendahuluan tentang refleksi
pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri Gulon 2 Kecamatan Salam Kabupaten Magelang. Dari hasil studi pendahuluan diperoleh suatu
permasalahan yaitu dalam proses pembelajaran siswa tidak memperhatikan guru dalam menyampaikan materi pelajaran sehingga keterampilan bercerita
siswa rendah. Siswa tidak memperhatikan penjelasan dari guru karena guru kurang kreatif dalam mengajak siswa untuk belajar. Guru tidak menggunakan
suatu metode pembelajaran yang sesuai sehingga siswa merasa jenuh dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan memilih aktivitas lain di dalam kelas.
Siswa hanya menerima materi dari guru. Siswa tidak dilibatkan dalam proses pembelajaran sehingga siswa kurang aktif.
Setelah melakukan observasi, kemudian dilakukan kegiatan pratindakan yang akan menjadi dasar perencanaan pada pembelajaran siklus I. Peneliti
bersama dengan guru kelas V dalam tahap perencanaan ini dapat membuat sebuah perencanaan yaitu sebagai berikut.
67 a.
Permohonan izin kepada Kepala Sekolah setempat dan guru kelas V serta pihak-pihak yang terkait untuk membantu dan mengarahkan dalam proses
penelitian. b.
Menentukan materi pembelajaran Bahasa Indonesia yang akan di ajarkan pada siswa yaitu pembelajaran keterampilan bercerita yang sesuai dengan
indikator, yaitu menceritakan kembali suatu cerita. c.
Menyusun RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai dengan kurikulum dan indikator yang ingin dicapai.
d. Menyiapkan alat-alat yang digunakan dan membuat mind map yang sesuai
dengan materi. e.
Menyusun lembar observasi, yang didalamnya berisi pengamatan proses pembelajaran yang seharusnya dilakukan oleh guru dan siswa.
f. Menyusun lembar penilaian tes bercerita siswa sesuai buku referensi.
2. Pelaksanaan Tindakan Acting
Dalam penelitian ini, tindakan dilakukan sesuai dengan panduan perencanaan yang telah dibuat oleh guru kelas V dan peneliti. Adapun
perencanaan yang telah disusun adalah sebagai berikut. a.
Siswa menyimak cerita. b.
Siswa menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita. c.
Siswa menyebutkan alur dalam cerita. d.
Siswa menuliskan amanat dalam cerita. e.
Siswa membuat ringkasan singkat berdasarkan cerita yang disimaknya.
68 f.
Siswa membuat mind map yang disertai dengan kata-kata kunci berdasarkan cerita.
g. Siswa menceritakan kembali cerita dengan menggunakan mind map.
h. Siswa menanggapi cerita teman yang disampaikan secara lisan.
Selama proses pembelajaran berlangsung, guru melaksanakan pembelajaran menggunakan RPP yang telah dibuat. Peneliti dan kolaborator
mengamati siswa pada saat proses pembelajaran di kelas. Pelaksanaannya bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan. Pada penelitian
ini yang dijadikan tolak ukur pelaksanaan penelitian adalah metode pembelajaran, yaitu keterampilan bercerita menggunakan metode mind map.
Kriteria yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut. a.
Siswa dapat membuat mind map berdasarkan cerita yang telah disediakan oleh guru.
b. Siswa dapat memulai dari bagian tengah kertas yang kosong untuk
gagasan sentral. c.
Siswa dapat menggunakan gambar atau kata-kata sebagai ide sentral. d.
Siswa dapat membuat cabang-cabang utama disertai dengan kata-kata kunci dan menghubungkan cabang-cabang utama ke cabang tingkat dua
dan tiga seterusnya. e.
Masing-masing siswa dapat bercerita dengan mind map yang telah dibuatnya.
f. Siswa dapat menanggapi cerita yang disampaikan oleh siswa yang lain.
69 3.
Pengamatan Observing Pada tahap ini, peneliti dan guru kelas V melakukan pengamatan
terhadap kegiatan pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas, mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung, dan guru
menjalankan proses pembelajaran sesuai desain pembelajaran berupa RPP yang telah disusun oleh guru dan peneliti.
4. Refleksi Reflection
Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti bersama guru mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil pembelajaran yang dicapai. Kemudian
berdasarkan refleksi yang telah dilakukan, peneliti bersama guru menentukan hal-hal yang akan dilakukan pada siklus berikutnya. Hal tersebut dilakukan
demi meningkatkan
kualitas pembelajaran
sehingga tercapai
hasil pembelajaran yang diinginkan.
F. Teknik Pengumpulan Data