46
Berdasarkan paparan di atas, maka kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1. Skema kerangka pikir
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah, kajian teori, dan kerangka pikir, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1.
Penerapan metode pembelajaran team teaching dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa apabila apabila dari rata-rata persentase diperoleh
minimal 75 pada tiap indikator atau aspek yang diamati.
2.
Penerapan metode pembelajaran team teaching dapat meningkatkan prestasi belajar siswa apabila sekurang-kurangnya 75 dari jumlah siswa
telah memenuhi nilai Kriteria Ketuntasan Minimum KKM, yang ditunjukkan dari nilai tes prestasi.
Kondisi Aw al :
1. Keaktifan belaj ar rendah 2. Prestasi belaj ar rendah
Tindakan : Penerapan m etode pembelaj aran
team teaching
Hasil :
1. Meningkatkan keaktifan belajar
2. Peningkatan prestasi belajar siswa.
Kelebihan m etode team t eaching : 1.
dapat membangun budaya kemitraan yang positif diantara guru sehingga t erj alin kerj a
sama kolaborasi dalam meningkat kan proses pembelaj aran yang lebih baik.
2. lebih memat angkan kegiatan perencanaan dan
persiapan mengaj ar 3.
dapat menjamin pengawasan pembelajaran secara efektif.
4. dapat menjalin komunikasi yang int ensif ant ar
guru.
47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian “Penerapan Metode Pembelajaran Team Teaching Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Desain Grafis Siswa Kelas XB di
SMK Bina Harapan Sinduharjo Sleman” ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas PTK. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Pendekatan ini berkenaan dengan perbaikan atau upaya untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada suatu kelas. Pendekatan
kualitatif merupakan suatu prosedur untuk mendeskripsikan suatu objek, fenomena dalam suatu tulisan yang bersifat naratif.
Kemmis dan Mc. Taggart Kunandar, 2008 : 42 menyebutkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk self-inquiry kolektif yang
dilakukan oleh para partisipan di dalam situasi sosial untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari praktik sosial atau pendidikan yang mereka lakukan,
serta mempertinggi pemahaman mereka terhadap praktik dan situasi di mana praktik ini dilaksanakan. Dengan kata lain, penelitian tindakan merupakan suatu
penyelidikan kolektif yang bersifat reflektif terhadap diri sendiri yang bisa dilakukan oleh siapa saja seperti kepala sekolah, guru, orang tua, siswa, atau
komunitas yang peduli. Model penelitian tindakan ini menggunakan model yang dikembangkan
oleh Kemmis dan Mc. Taggart, menggunakan empat komponen penelitian