26
dengan pembagian peran dan tanggungjawab secara jelas dan seimbang. Melalui team teaching
diharapkan antar mitra dapat bekerja sama dan saling melengkapi dalam mengelola proses pembelajaran. Setiap permasalahan yang muncul dalam
proses pembelajaran dapat diatasi secara bersama-sama. Selain itu dengan penerapan metode pembelajaran team teaching siswa menjadi lebih terpantau dan
guru dapat melakukan observasi secara lebih intensif terhadap kesulitan-kesulitan yang di hadapi siswa selama proses belajar-mengajar.
Penerapan metode pembelajaran team teaching terdiri dari beberapa komponen yaitu a tahap awal, yang terdiri dari perencanaan pembelajaran,
metode pembelajaran, pemahaman materi dan isi pelajaran, serta pembagian peran dan tanggung jawab; b tahap inti yaitu pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan secara bergantian dalam penyampaian materi, atau bisa juga satu orang guru menyampaikan materi selama jam pelajaran dan guru satunya bertindak
sebagai pengawas; c tahap evaluasi, terdiri dari evaluasi guru dan evaluasi siswa selama proses pebelajaran.
2. Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa
a. Pengertian Meningkatkan keaktifan belajar
Keaktifan siswa dalam belajar merupakan persoalan penting dan mendasar yang harus dipahami, disadari dan dikembangkan oleh setiap guru
dalam proses pembelajaran. Keaktifan belajar ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosi dan fisik. Dalam Kamus
Bahasa Indonesia meningkatkan berarti menaikkan derajat, taraf, dsb;
27
mempertinggi; memperhebat. Sedangkan Keaktifan adalah kegiatan, kesibukan aktivitas . Aktivitas tidak hanya ditentukan oleh aktivitas fisik
semata, tetapi juga ditentukan oleh aktivitas non fisik seperti mental, intelektual dan emosional. Keaktifan yang dimaksudkan di sini penekanannya
adalah pada peserta didik, sebab dengan adanya keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran akan tercipta situasi belajar aktif.
Belajar aktif sebagai proses belajar sepanjang hayat menekankan pengkonsepsian keseimbangan antara otoritas pendidik dengan kedaulatan
subyek didik, keseimbangan antara aktivitas belajar siswa dengan aktivitas mengajarnya guru. Keaktifan belajar haruslah mengarah ke kadar keterlibatan
subyek didik setinggi mungkin. Subyek didik harus diberi kesempatan seluas mungkin untuk : a menyerap struktur informasi masuk dalam struktur
kognisinya atau menyesuaikan pada struktur baru sehingga tercapai kebermaknaan optimal, b menghayati sendiri peristiwa yang dipelajari agar
terjadi proses afektif dan internalisasi nilai, c melakukan langsung aktivitas operasionalnya,
sehingga memiliki
konseptualisasi teoritik
dan oprasionalisasinya atau fungsionalisasinya.
Keaktifan belajar merupakan segala upaya yang menyangkut aktivitas otak proses berpikir termasuk dalam ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Menurut Arikunto 2007:114, proses belajar ada enam
jenjang, mulai dari yang terendah sampai jenjang yang tertinggi. Keenam jenjang tersebut adalah 1 pengetahuan 2 pemahaman 3 penerapan 4
analisis 5 sintesis 6 evaluasi.
28
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar