Pengaruh Diklat dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai

itu dengan perwujudan motivasi kerja pegawai Dindikpora Banjarnegara tersebut diharapkan akan berdampak pada peningkatan kinerja pegawai di Dindikpora Banjarnegara. Dengan kata lain semakin tinggi motivasi kerja dari pegawai, maka semakin baik dan meningkat pula kinerja dari pegawai Dindikpora Banjarnegara.

3. Pengaruh Diklat dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan Diklat dan Motivasi Kerja secara bersama-sama terhadap Kinerja Pegawai. Melalui analisis regresi ganda diperoleh harga r y1,2 0,819. Harga r tabel dengan N-90 pada taraf signifikansi 5 sebesar 0,205. Hal itu berarti bahwa r hitung lebih besar dari r tabel 0,819 0,205. Selain itu diperoleh hasil r 2 y1,2 sebesar 0,671 dan harga F hitung sebesar 88,738 dan F tabel 3,10 dengan taraf signifikansi 5 sehingga dapat disimpulkan bahwa Diklat dan Motivasi Kerja memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Pegawai. Besarnya sumbangan efektif Diklat terhadap Kinerja Pegawai sebesar 36,905 dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai sebesar 30,195. Sedangkan sisanya sebesar 32,9 berasal dari variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Imam Sukendar 2007 dan Tiurlina Hasmawati Sihite 2012 yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Diklat dan Motivasi Kerja secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai. Menurut Mangkunegara 2007:67 Kinerja berasal dari istilah Job performance atau actual performance prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang , atau juga hasil kerja secara kualitas atau kuantitas yang ingin dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sedangkan menurut Sedarmayanti 2007:260 Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melangggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Oleh karenanya, kinerja merupakan merupakan aspek penting bagi setiap organisasi dalam rangka mencapai suatu tujuan, visi, dan misi organisasi, karena kinerja merupakan hasil kerja atau prestasi kerja dari seluruh anggota organisasi. Dengan kata lain, kinerja ini merupakan salah satu syarat bagi setiap organisasi untuk dapat tumbuh dan berkembang. Berdasarkan hasil angket dari variabel kinerja pegawai yang menggunakan indikator kinerja menurut Bernadine dalam Rokhmaloka Hasboro, 2011:18-19 yaitu kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, efektifitas, dan kemandirian, indikator tertinggi terletak pada indikator efektivitas, yaitu dengan 26 jawaban sangat setuju dan 64 jawaban setuju serta 0 jawaban untuk tidak setuju maupun sangat tidak setuju. Hal ini menunjukan bahwa Dindikpora Banjarnegara sudah mampu menggunakan sumberdaya manusianya secara efektif dan maksimal dalm rangka memenuhi tujuan organisasinya. Sedangkan untuk indikator terendah adalah indikator kemandirian, yaitu dengan jawaban 5 jawaban sangat setuju, 45 jawaban setuju, 35 jawaban tidak setuju dan 5 jawaban sangat tidak setuju. Hal ini menunjukan bahwa pegawai dindikpora Banjarnegara masih kurang dalam melaksanakan tugasnya secara mandiri, masih memerlukan bantuan pegawai lainnya. Berdasarkan hasil angket dari variabel bebas maupun terikat kemudian dilakukan uji silang kecenderungan variabel bebas dan terikat, uji silang dilakukan untuk mengetahui kecenderungan variabel bebas terhadap variabel terikat dalam hal ini variabel Diklat dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai. Hasil tabulasi uji silang penelitian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: Tabel 23. Uji silang Kecenderungan Diklat terhadap Kinerja Pegawai Diklat Kinerja Pegawai Total Sangat Rendah Rendah Tinggi Sangat Tinggi Sangat Rendah Rendah Tinggi 31 4 35 Sangat tinggi 14 41 55 Total 45 45 90 Berdasarkan hasil Uji silang Diklat terhadap Kinerja Pegawai diketahui bahwa terdapat 31 pegawai dengan kategori kecenderungan Diklat tinggi memiliki kecenderungan kinerja tinggi, 4 pegawai dengan kategori kecenderungan Diklat tinggi memiliki kecenderungan kinerja sangat tinggi, 14 pegawai dengan kategori kecenderungan Diklat sangat tinggi memiliki kecenderungan kinerja tinggi, 41 pegawai dengan kategori kecenderungan Diklat sangat tinggi memiliki kecenderungan kinerja sangat tinggi dan tidak ada pegawai yang ada pada kategori Diklat sangat rendah maupun rendah serta tidak ada pegawai yang ada pada kategori kinerja sangat rendah maupun rendah. Tabel 24. Uji silang kecenderungan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai Diklat Kinerja Pegawai Total Sangat Rendah Rendah Tinggi Sangat Tinggi Sangat Rendah Rendah Tinggi 35 17 52 Sangat tinggi 9 29 38 Total 44 46 90 Berdasarkan hasil Uji silang kecenderungan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai diketahui bahwa terdapat 35 pegawai dengan kategori kecenderungan Motivasi Kerja tinggi memiliki kecenderungan kinerja tinggi, 17 pegawai dengan kategori kecenderungan Motivasi Kerja tinggi memiliki kecenderungan kinerja sangat tinggi, 9 pegawai dengan kategori kecenderungan Motivasi Kerja sangat tinggi memiliki kecenderungan kinerja tinggi, 29 pegawai dengan kategori kecenderungan Motivasi Kerja sangat tinggi memiliki kecenderungan kinerja sangat tinggi dan tidak ada pegawai yang ada pada kategori Motivasi Kerja sangat rendah maupun rendah serta tidak ada pegawai yang ada pada kategori kinerja sangat rendah maupun rendah.

F. Keterbatasan Penelitian