2. Manfaat Praktis a. Bagi Institusi
1 Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas bimbingan akademik yang dilakukan dosen pembimbing akademik.
2 Dapat digunakan sebagai acuan bagi Institusi program studi Kebidanan Hafsyah Medan.
b. Bagi Mahasiswa Dapat menjadi rmasukkan mahasiswa Kebidanan Hafsyah Medan untuk
meningkatkan prestasi belajar yang diharapkan. c. Bagi Dosen Pembimbing Akademik
Memberi informasi bagi dosen akademi kebidanan tentang perhatian terhadap pelaksanaan tugas pembimbing oleh dosen pembimbing
akademik dalam rangka membantu mahasiswa untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi mahasiswa.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Dalam proses pendidikan prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari proses belajar mengajar yakni, penguasaan, perubahan emosional, atau
perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan test tertentu Abullah, 2008.
Berdasarkan uraian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil setelah mengikuti program
pembelajaran yang dinyatakan dengan skor atau nilai. Pengukuran akan pencapaian prestasi belajar mahasiswa dalam pendidikan formal telah
ditetapkan dalam jangka waktu yang besifat caturwulan dan sering disebut dengan istilah mid semester UTS dan ujian akhir semeter UAS, tetapi
dalam prestasi belajar diharapkan adalah peningkatan yang dilakukan dalam materi yang diajarkan.
Untuk mengetahui prestasi belajar mahasiswa perlu diadakan suatu evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui sejarah manakah proses belajar
dan pembelajaran itu berlangsung secara efektif. Efektifitas proses belajar tersebut akan tampak pada kemampuan mahasiswa menguasai materi
pelajaran.
2. Fase-Fase Dalam Proses Belajar
Karena belajar itu merupakan aktivitas yang berproses, sudah tentu di dalamnya terjadi perubahan-perubahan yang bertahap. Perubahan-perubahan
tersebut timbul melalui fase-fase yang antara satu dengan yang lainnya bertalian secara berurutan dan funsional.
Menurut Jerome S. Bruner, salah seorang penentang teori S-R Bond Barlow, 1985, dalam proses belajar, mahasiswa menempuh tiga episode
atau fase, yakni : a. Fase informasi tahap penerimaan materi
b. Fase transformasi tahap pengubahan materi c. Fase evaluasi tahap penilaian materi
Dalam fase informasi information, seorang mahasiswa yang sedang belajar memperoleh sejumlah keterangan mengenai materi yang sedang
dipelajari. Di antara informasi yang diperoleh itu ada yang sama sekali baru dan berdiri sendiri ada pula yang berfungsi menambah, memperhalus,
dan memperdalam pengetahuan yang sebelumnya telah dimiliki. Dalam fase transformasi transformation, informasi yang telah
diperoleh itu dianalisis, diubah, atau ditransformasikan menjadi bentuk yang abstrak atau konseptual supaya kelak pada gilirannya dapat dapat
dimanfaatkan bagi hal-hal yang lebih luas. Bagi siswa pemula, fase ini akan berlangsung lebih muda apabila disertai dengan bimbingan dosen
yang diharapkam kompeten dalam mentransfer strategi kognitif yang tepat untuk mempelajari materi pelajaran tertentu.
Dalam fase evaluasi evalution, seorang mahasiswa akan menilai sendiri sampai sejauh mana pengetahuan informasi yang telah
ditransformasikan tadi dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain atau memecahkan masalah yang dihadapi.
Pada tingkatan acquisition seorang mahasiswa mulai menerima informasi sebagai stimulus dan melakukan respons terhadapnya, sehingga
menimbulkan pemahaman dan perilaku baru. Pada tahap ini terjadi pula asimilasi antara pemahaman dengan perilaku baru dalam keseluruhan
perilakunya. Proses acquisition dalam belajar merupakan tahapan yang paling mendasar. Kegagalan dalam tahap ini akan mengakibatkan
kegagalan pada tahap-tahap berikutnya. Pada tingkatan storage seorang mahasiswa secara otomatis akan
mengalami proses penyimpanan pemahaman dan perilaku baru yang ia peroleh ketika acquisition. Peristiwa ini sudah tentu melibatkan fungsi
short term dan long term memori. Pada tingkatan retrieval seorang mahasiswa akan mengaktifkan
kembali fungsi-fungsi sistem memorinya, misalnya ketika ia menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah Syah M, 2006 hal 109, 2010 hal
111.
3. Karakteristik Individu yang Memiliki Prestasi Belajar Tinggi
Menurut Mc Clelland dalam Rahmawati 2009 individu yang berprestasi tinggi mempunyai lima karakteristik yaitu :
a. Adanya rasa tanggung jawab b. Adanya kebutuhan akan umpan balik hasil
c. Adanya keinovativan d. Adanya ketekunan
e. Berani resiko atau kesulitan