72 sayang dan memenuhi semua kebutuhan anak untuk mendukung tumbuh
kembangnya. Tabel 1. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelompok Bermain Bim
Bim Cha. Nama
Tempat tgl Lahir Pendidikan
Jabatan Sri Rejeki
Sleman, 15 Maret 1971 SMA
Kepala SekolahPendidik
Sri Asih, S.Fil Sleman, 27 April 1977
S1 PendidikKurikulum
Haryanti, SEI Sleman, 14 Agustus 1975
S1 PendidikBendahara
Fazilah Sugiyati
Sleman, 24 September 1973
SMA PendidikSekretaris Siti Mukarifah
Sleman, 4 Februari 1992 SMA
Guru Pendamping Tukiyem,
A.md Sleman, 4 Oktober 1976
D3 Guru Pendamping
Sri Budi Minarti
Sleman, 17 Juli 1982 SMA
Guru Pendamping Sumber Data: Data primer Kelompok Bermain dan TPA Bim Bim Cha
2011 Kelompok Bermain Bim Bim Cha dapat berjalan karena tersedianya dukungan
dalam beberapa hal yaitu: Fasilitas yang ada antara lain Gedung milik sendiri dengan luas 72 m2 berupa bangunan tertutup, dan bangunan seluas 24m persegi
berupa bangunan terbuka, dengan luas tanah 336 meter persegi yang dibagi menjadi ruang belajar, ruang dapur, ruang tidur, ruang parkir, ruang kantor, dan
kamar mandi. Beberapa mitra kerja guna meningkatkan kualitas layanan pendidikan KB Bim
Bim Cha telah melakukan kerjasama dengan pihak-pihak : 1 Dr. Widya Wasityastuti, M.Sc dalam melakukan pemeriksaan kesehatan
peserta didik KB Bim Bim Cha. 2 Farida Harahap, M.Psi, dalam hal bimbingan konseling untuk orangtua dan
peserta didik.
73 3 STPI Bina Insan Mulia, dalam hal kerjasama PPL dan Pembicara
4 Perpustakaan Anak Kota Yogyakarta, Peternakan UGM, Puskesmas Depok, dalam hal mendukung kegiatan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran di Kelompok Bermain Bim Bim Cha dilaksanakan setiap hari Senin-Jumat pada jam 07.30-11.00. Kegiatan berupa bermain dan
belajar di halaman dan di ruang kelas. Kegiatan di ruang kelas dengan metode beyond centre and circle time dan sentra sedangkan Kegiatan kepengasuhan
dilaksanakan setiap hari Senin- Jumat mulai jam 11.00-15.30 WIB. Khusus hari Jumat kepengasuhan dilaksanakan pada jam 11.00-13.00 WIB. Kegiatan berupa
pembiasaan anak agar bisa mandiri dan melatih ketrampilan hidup anak. Bentuk-bentuk Kegiatan Pembelajaran Kelompok Bermain Bim Bim Cha
meliputi: 1 Penanaman Akidah,Akhlak, dan Ibadah 2 Hafalan Surat Pendek 3 Hafalan Doa 4 Hafalan Hadits 5 Syair lagu-lagu Islami. Program Kegiatan
Belajar Mengajar meliputi Pengembangan Kebiasaan dan Pengembangan Kemampuan Dasar. Meteri dalam pengembangan kebiasaan yang disampaikan
oleh pendidik terdiri dari 1 moral dan nilai-nilai agama 2 Sosial dan emosional 3 Kemandirian. materi dari pengembangan kemampuan dasar adalah 1 Bahasa
2 Kognitif 3 FisikMotorik 4 Seni dan Keterampilan. Fasilitas Penunjang yang dimiliki oleh Kelopok Bermain Bim Bim Cha terdiri
dari : 1 Alat Peraga Pembelajaran 2 Perpustakaan Mini 3 Pemeriksaan Kesehatan 6 bulan sekali oleh dokter atau puskesmas. 4 Konsultasi Psikologi atau
Sharing menyesuiakan kebutuhan.
74 Kegiatan Pembelajaran Kelompok Bermain dan TPA Bim Bim Cha
melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar selama 5 hari dalam 1 minggu. Adapun waktu kegiatannya adalah setiap hari Senin sampai Jumat pukul 07.30 WIB sd
pukul 11.00 WIB dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 2. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar
Waktu Kegiatan 07.00-08.00 Penyambutan
08.00-08.30 Jurnal Pagi dan Iqro
08.30-08.45 Jasmani dan Kegiatan Motorik Kasar
08.45-09.00 Transisi toilet dan minum
09.00-09.30 Inti 1pijakan pengalaman sebelum mainsaat
lingkaran 09.30-10.30
Inti 2pijakan pengalaman sebelum anak main 10.30-10.45 Inti
3 recalling,
snack time dan penutup
Sumber Data: Data primer Kelompok Bermain dan TPA Bim Bim Cha 2011 Struktur Kurikulum dan muatan kurikulum merupakan pola dan susunan
bidang pengembangan yang harus ditempuh oleh anak didik dalam kegiatan pembelajaran. Adapun bidang pengembangan di Kelompok Bermain Bim Bim
Cha adalah sebagai berikut :
1 Bidang Pembentukan Perilaku atau Pembiasaan.
75 Bidang Pembentukan Perilaku merupakan kegiatan yang dilakukan secara
terus menerus dalam kehidupan sehari-hari. Bidang pengembangan ini meliputi
lingkup perkembangan nilai-nilai Agama dan Moral, Sosial Emosional. a Lingkup Perkembangan Nilai-nilai Agama dan Moral.
Aspek perkembangan nilai-nilai agama dan moral merupakan hal yang sangat mendasar dan akan menjadi fondasi bagi kehidupan peserta didik
pada masa dewasanya. Kemampuan yang ingin dicapai pada aspek ini adalah melatih peserta didik melalui pembiasaan beribadah dengan cara
yang menyenangkan, mengenal dan mencintai Tuhan sejak dini sehingga akan terwujud perilaku akhlakul karimah, ikhlas, sabar, jujur, dan senang
menjalankan perintah agama.
b Lingkup Perkembangan Sosial Emosional. Kemampuan mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, menghargai
keragaman sosial dan budaya, mampu mengembangkan konsep diri, sikap positif, kontrol diri dan rasa memiliki adalah merupakan kemampuan yang
sangat penting untuk dimiliki seorang anak agar dapat hidup berdampingan dalam pergaulan secara luas. Fakta membuktikan bahwa kesuksesan
kehidupan seseorang tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan atau nilai yang tinggi disekolah namun lebih banyak ditentukan oleh kecerdasan emosional.
c Lingkup Pengembangan Kemandirian Kemampuan melatih kemandirian peserta didik untuk mampu
mengerjakan sendiri dalam berbagai hal kehidupannya.
76 2 Bidang Pengembangan kemampuan dasar yang meliputi pengembangan
Bahasa, Kognitif, dan fisik Motorik. a Lingkup Pengembangan Bahasa.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting sehingga peserta didik perlu dilatih sejak dini. Kemampuan yang ingin dicapai pada
aspek ini adalah kemampuan berkomunikasi secara baik, sehingga akan sangat bermanfaat untuk berfikir dan belajar pada masa yang akan datang.
b Lingkup Pengembangan Kognitif. Pada lingkup pengembangan ini, kemampuan yang ingin dicapai adalah
kemampuan berfikir logis, kritis, memberi alasan, memecahkan masalah dan menemukan hubungan sebab akibat. Kemampuan dasar tersebut dapat
dicapai secara baik jika peserta didik dilatih sejak usia dini. c Lingkup Pengembangan Fisik atau Motorik.
Lingkup ini merupakan pengembangan kemampuan atau keterampilan tubuh termasuk gerakan-gerakan yang mengontrol gerakan halus, gerakan
kasar, serta menerima rangsangan melalui panca indera.
2. Kompetensi Sosial Pendidik PAUD di KB Bim Bim Cha.
Kompetensi sosial yang dimiliki oleh pendidik di Kelompok Bermain Bim Bim Cha meliputi :
a Pendidik memiliki kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat. Pendidik di Kelompok Bermain Bim Bim Cha tidak dapat melepaskan
dirinya dari kehidupan kemasyarakatan. Di satu pihak pendidik adalah warga masyarakatnya dan dilain pihak pendidik bertanggung jawab turut serta
77 memajukan kehidupan masyarakat. Untuk melaksanakan tanggung jawab
dalam bidang kemasyarakatan, pendidik memahami beberapa hal yang bertalian dengan kehidupan nasional misalnya tentang adat istiadat, kebiasaan,
norma sosial dan agama. Untuk melaksanakan peranan tersebut, pendidik memenuhi syarat-syarat kepribadian dan syarat penguasaan ilmu. Pendidik di
Kelompok Bermain Bim Bim Cha bersikap terbuka, tidak bertindak secara otoriter, tidak bersikap angkuh, bersikap ramah terhadap siapapun, suka
menolong dimanapun dan kapan saja, serta simpati dan empati terhadap pimpinan, teman, sejawat, dan peserta didik.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang diungkapkan “FS” selaku pendidik di Kelompok Bermain Bim Bim Cha bahwa :
“kami sebagai pendidik berupaya untuk menjaga komunikasi dengan masyarakat, karena kami adalah bagian dari masyarakat pula, maka kami
mencoba untuk bersikap sopan dan tidak otoriter, menjaga tali silaturahmi dengan masyarakat sekitar.”
Hal tersebut serupa dengan pendapat yang diungkapkan oleh “SR” bahwa :
“pendidik memiliki sikap untuk tidak bersikap angkuh dengan masyarakat, ketika masyarakat membutuhkan bantuan kami akan dengan senang hati
membantu tanpa mengharapkan imbalan apapun.”
Hal tersebut diperkuat dengan pendapat “SA” selaku tokoh masyarakat, mengatakan bahwa :
“pendidik di Kelompok Bermain Bim Bim Cha, melibatkan kami warga masyarakat dalam beberapa kesempatan kegiatan salah satunya pada waktu
peringatan Hari Kartini, kami tokoh masyarakat dilibatkan sebagai panitia dan dewan juri lomba peragaan busana, hal itu membuat kami lebih erat
bersilaturahmi dengan pihak sekolah dan pendidik beserta karyawannya bersikap baik terhadap kami.
78 Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpilkan bahwa pendidik di
Kelompok Bermain Bim Bim Cha memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan masyarakat, dimana pendidik berupaya untuk menjaga komunikasi,
bersikap sopan, tidak otoriter, ketika masyarakat membutuhkan bantuan, maka pendidik siap untuk membantu tanpa mengharapkan imbalan apapun.
b Pendidik mampu berkomunikasi secara empatik dan efektif terhadap peserta didik.
Keberhasilan pendidik melaksanakan peranannya dalam bidang pendidikan sebagian besar terletak pada kemampuannya melaksanakan berbagai peranan
yang bersifat khusus dalam situasi mengajar dan belajar. Peranan tersebut dapat terlaksana sesuai dengan tujuan karena pendidik memiliki sikap dan
keterampilan sebagai berikut: Pendidik sebagai pengajar, dapat menyampaikan ilmu pengetahuan dan memiliki keterampilan memberikan informasi kepada
kelas. Pendidik sebagai pemimpin kelas, memiliki kemampuan untuk memimpin kelompok-kelompok kecil anak. Pendidik sebagai pembimbing,
memiliki keterampilan cara mengarahkan dan mendorong kegiatan belajar peserta didik. Pendidik sebagai pengganjar, memiliki keterampilan untuk
memberikan penghargaan terhadap peserta didik berprestasi. Pendidik sebagai motivator, memiliki kemampuan untuk mendorong motivasi belajar dan
bermain peserta didik di dalam kelas maupun di luar kelas. Pendidik sebagai evaluator memiliki keterampilan untuk menilai peserta didik secara objective,
kontinu, dan komprehensif. Pendidik sebagai konselor, memiliki keterampilan untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan. Seperti yang
79 diungkapkan oleh ibu “SA” selaku pengelola dari Kelompok Bermain Bim
Bim Cha bahwa : “pendidik melakukan beberapa kegiatan didalam proses belajar mengajar
yaitu menyampaikan ilmu pengetahuan dan memiliki keterampilan memberikan informasi kepada peserta didik. Pendidik memiliki kemampuan
untuk mendorong dan mengarahkan cara belajar siswa, serta memiliki ketrampilan untuk menilai peserta didik secara obyektif.”
Hal yang serupa diungkapkan oleh ibu “FS” selaku pendidik di Kelompok Bermain Bim Bim Cha bahwa:
“Kami sebagai pendidik berperan khusus dalam proses belajar mengajar, kami membimbing peserta didik, mendorong motivasi peserta didik ketika
belajar di dalam kelas maupun ketika belajar diluar kelas, pendidik memiliki ketrampilan sebagai konselor untuk membantu kesulitan peserta didik ketika
bermain atau belajar.”
Berdasarkan hasil wawncara diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikk memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik,
dimana pendidik memiliki kemampuan untuk memotivasi peserta didik dan menstimulasi perkembangan peserta didik. Pendidik memiliki kemampuan
sebagai konselor ketika orang tua peserta didik merasa kesulitan mengajarkan sesuatu kepada peserta didik.
c Pendidik di Kelompok Bermain Bim Bim Cha mampu berinteraksi dengan teman sejawat dan peserta didik secara demokratis.
Pendidik memberikan kebebasan kepada peserta didik disamping mengadakan pembatasan-pembatasan tertentu. Tidak bersifat otoriter, dan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berperan serta dalam berbagai kegiatan. Suka bekerjasama kooperatif, yaitu pendidik yang
bersikap saling memberi dan saling menerima serta dilandasi oleh
80 kekeluargaan dan toleransi tinggi. Baik hati, yakni suka memberi dan
berkorban untuk kepentingan peserta didik, masyarakat, dan teman sejawat. Sabar, yakni pendidik tidak suka marah lekas tersinggung serta dapat menahan
diri. Konsisten, yakni selalu berkata dan bertindak sesuai dengan apa yang telah diucapkan. Ramah tamah, yakni mudah bergaul dan disenangi oleh semua
orang, tidak sombong dan bersedia bertindak sebagai pendengar yang baik disamping sebagai pembicara yang menarik. Menguasai bahan pelajaran, yakni
dapat menyampaikan materi pelajaran dengan lancar dan menumbuhkan semangat peserta didik. Fleksibel, yakni tidak kaku dalam bersikap dan
berbuat serta pandai menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Seperti yang diungkapkan oleh ibu “SR” selaku pendidik di Kelompok Bermain Bim Bim
Cha bahwa : “pendidik di kelompok bermain Bim Bim Cha mampu berinteraksi
dengan teman sejawat dan peserta didik secara demokratis, kooperatif, baik hati dan sabar. Pendidik dapat bersikap sabar ketika dihadapkan
dengan berbagai persoalan, contoh kecilnya adalah peserta didik selalu ingin bercerita apa yang dialami, maka sebagai pendidik kami bersedia
sebagai pendengar yang baik disamping sebagai pembicara yang baik pula tentunya.”
Hal yang serupa diungkapkan oleh ibu “SA” sebagai pendidik di Kelompok Bermain Bim Bim Cha bahwa:
“kami sebagai pendidik mampu untuk memberi dan berkorban untuk peserta didik ataupun untuk teman sejawat, kami senantiasa untuk
berusaha tidak kaku dalam bersikap dan berbuat, juga menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitar dan kepada peserta didik kami memberikan
motivasi kepada mereka untuk semangat bermain sambil belajar.”
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pendidik yang baik adalah memiliki sikap teladan yang penting untuk dicontoh. Beberapa sikap
81 tersebut adalah memberikan motivasi belajar untuk peserta didik, bersikap sabar
ketika dihadapkan oleh beberapa persoalan dan mudah bergaul serta tidak sombong.
d Pendidik Kelompok Bermain Bim Bim Cha mampu berkomunikasi dengan orangtua peserta didik.
Kerjasama pengawasan antara pendidik dan orangtua peserta didik tersebut dimaksudkan agar aktivitas keseharian peserta didik tidak larut dalam aktivitas
yang dapat mengganggu aktivitas belajarnya. Melalui kerjasama tersebut orangtua akan memperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang tingkat
perkembangan anaknya dalam mengikuti aktivitas sekolah. Di samping hal tersebut orangtua juga akan mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi
anaknya disekolah. Pendidik dapat mendapatkan informasi tentang kondisi kejiwaan peserta
didik yang dipengaruhi oleh lingkungan keluarga dan keadaan peserta didik dalam kehidupannya ditengah-tengah masyarakat. Hubungan timbal balik
antara pendidik dan orangtua peserta didik yang bernilai tentang situasi dan kondisi peserta didik dapat melahirkan suatu bentuk kerjasama yang dapat
meningkatkan aktivitas peserta didik baik di sekolah maupun di rumah. Kegiatan komunikasi tersebut dapat terlaksana melalui yang pertama,
kegiatan kunjungan rumah home visit. kedua, adanya daftar nilai atau rapor, melalui rapor tersebut dipakai sebagai akses penghubung antara sekolah
dengan orang tua, sekolah memberikan surat peringatan atau meminta bantuan orangtua bila hasil raport anaknya kurang baik atau sebaliknya jika anak
82 mempunyai keistimewaan dalam suatu pembelajaran agar dapat meningkatkan
dan mengembangkan bakatnya atau minimal mampu mempertahankan yang sudah diraih. Ketiga, mengadakan surat menyurat antara pihak sekolah dengan
orangtua. Surat-menyurat diperlukan terutama pada saat yang sangat diperlukan misalnya surat peringatan dari pendidik kepada orangtua peserta
didik jika peserta didik sering membuat keributan. Seluruh kegiatan dan karakteristik pendidik tersebut dilaksanakan dan
diterapkan melalui beberapa program, salah satunya adalah kegiatan rapat rutin yang diadakan setiap satu bulan sekali oleh seluruh jajaran pendidik dan
karyawan, seperti yang diungkapkan “FS” selaku pendidik Bermain Bim Bim Cha bahwa:
“Gini mbak...kemampuan yang dimiliki oleh pendidik di kelompok Bermain Bim Bim Cha yaitu kompetensi sosial berkomunikasi secara efektif,
empatik, dan santun terhadap orangtua peserta didik. Dengan adanya komunikasi yang efektif antara pendidik dengan orangtua maka untuk
mengajarkan sesuatu kepada peserta diidk akan seimbang. Pendidik mengerti apa yang diajarkan orangtua dirumah, dan orangtua mengerti apa
yang diajarkan pendidik di sekolah.
Hal serupa diungkapkan oleh “SR” selaku pengelola Kelompok Bermain Bim Bim Cha :
“kemampuan sosial yang dimiliki pendidik di Kelompok Bermain Bim Bim Cha terhadap orangtua peserta didik meliputi adanya berkomunikasi secara
empatik dengan orangtua, tidak bersikap diskriminatif terhadap orangtua peserta didik berdasarkan perbedaan agama, status sosial, dan jenis
kelamin. Pendidik berpartisipasi untuk memberikan sosialisasi kepada orangtua untuk mempercayakan sekolah buah hatinya di Kelompok
Bermain Bim Bim Cha melalui pamflet atau surat undangan.
Hal ini diperkuat dengan pendapat Ibu “RS” sebagai salah satu orang tua
peserta didik, mengatakan bahwa :
83 “pendidik sebagai penggati orangtua peserta didik ketika peserta didik
berada di sekolah, maka pendidik bertanggung jawab atas proses stimulasi perkembangan peserta didik, kami menjalin komunikasi dengan pendidik
secara efektif, saling menginformasikan perkembangan anak, ketika salah satu peserta didik tidak masuk sekolah tanpa pemberitahuan, maka pendidik
akan mengunjungi rumah untuk mendapatkan kabar dari peserta didik tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi sosial yang dimiliki oleh pendidik Kelompok Bermain Bim Bim Cha yaitu
komunikasi dengan empatik, efektif dan santun, tidak bersikap diskriminasi terhadap orangtua peserta didik lingkungan sekolah karena adanya perbedaan
agama, jenis kelamin, latar belakang keluarga dan status sosial, mengikutsertakan orangtua peserta didik dan masyarakat dalam program
pembelajaran dan dalam hal mengatasi kesulitan peserta didik. Mencakup kemampuan untuk beradaptasi dengan tujuan kerja dan lingkungan sosial pada
saat menjalankan tugas sebagai seorang pendidik.
3. Upaya Pendidik dalam Meningkatkan Kompetensi Sosial
. a Pendidik mengikuti kegiatan seminar, simposium, dan workshop yang
berkaitan dengan peningkatan kompetensi sosial pendidik. Kegiatan pendidik untuk meningkatkan kompetensi sosial dengan teman
sejawat dapat terlaksana melalui kegiatan berikut : 1. Kegiatan pertemuan rutin atau rapat rutin.
Kegiatan pertemuan rutin antara pendidik dan pendidik yang lain dilakukan setiap briefing satu minggu sekali bertempat di ruang pendidik, dimana seluruh
pendidik dan pengelola membahas Rancangan Kegiatana Harian, sentra dan metode yang akan digunakan, ketika pendidik menemukan inovasi terbaru
84 untuk mengajar, dan bertukar pendapat mengenai penampilan, sikap, sopan
santun, dan penguasaan materi pembelajaran. 2 Pertemuan HIMPAUDI.
Pertemuan HIMPAUDI dilaksanakan setiap satu bulan sekali di akhir akhir bulan tanggal 25 bertempat di Gedung serba guna Babarsari, dimana
perwakilan dari pendidik Lembaga Kelompok Bim Bim Cha mewakilkan 3 orang pendidik yaitu Ibu Sri Hariasih, Ibu Fazilah sugiyanti, Ibu Sri Rejeki.
3 Melalui media internet jejaring sosial atau facebook. Beberapa pendidik dan pengelola yang memiliki situs alamat jejaring
sosial memanfaatkannya sebagai alat komunikasi, berinteraksi menggunakan internet supaya tidak tertinggal oleh teknologi yang semakin
canggih dan berkembang. 4 Pendidik mengikuti kegiatan Seminar atau Workshop yang bertemakan
peningkatan profesionalisme ataupun peningkatan kompetensi sosial guna meningkatkan kompetensi Sosial yang dimiliki oleh pendidik serta
mengikuti kegiatan pengembangan profesi. Melalui berbagai organisasi profesi yaitu Asosiasi Pendidikan Anak Usia Dini
SIPADI, Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia IGTKI, dan Gabungan Penyelenggara Taman Kanak-Kanak Indonesia GPTKI. Melalui kegiatan
organisasi tersebut pendidik di Kelompok Bermain Bim Bim Cha dapat bertukar ide atau gagasan melalui seminar, workshop, simposium, untuk mengembangkan
Kompetensi dan Lembaga Kelompok Bermain Bim Bim Cha. Seperti yang diungkapkan oleh ibu “SA” sebagai pendidik bahwa:
85 “pendidik di Kelompok Bermain Bim Bim Cha mengikuti beberapa seminar
yang diadakan oleh pendidikan nasional, melalui seminar tersebut, kami dapat meningkatkan beberapa kompetensi yang pasti adalah kompetensi
sosisl, dimana kami dapat lebih meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik, masyarakat, teman sejawat, dan orang tua peserta
didik.
Hal yang serupa dikatakan oleh ibu “FS” selaku pengelola bahwa: “kami sesama pendidik bertemu ketika terlaksana beberapa kegiatan salah
satunya adalah pertemuan rutin pendidik di Kelompok Bermain Bim Cha, dikegiatan tersebut kami dapat meningkatkan kemampuan untuk
berkomunikasi dengan pendidik yang lain, kami juga memiliki kemampuan berkomunikasi melalui media internet, supaya tidak tertinggal oleh
tehnologi yang semakin maju.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang dimiliki oleh pendidik yaitu, berkomunikasi secara efektif dengan teman
sejawat, dan hal tersebut dapat terlaksana melalui beberapa kegiatan yaitu melalui kegiatan rapat rutin, memlalui media internet, pendidik mengikuti seminar dan
workshop, pendidik mengikuti organisasi profesional, dan kegiatan pertemuan Himpunan Anak Usia Dini HIMPAUDI.
b Pendidik melakukan kegiatan kunjungan rumah home visit dengan orangtua peserta didik.
Hubungan dengan keberhasilan pembelajaran, pendidik perlu membina hubungan baik dengan orang orang tua peserta didik hal tersebut dapat
terlaksana melalui : 1 Buku penghubung.
Buku penghubung yang digunakan pendidik untuk berinteraksi dengan orang tua peserta didik adalah salah satu contoh komunikasi yang terjadi
antara keduanya. Buku penghubung berfungsi untuk memberikan informasi
86 kepada orang tua peserta didik atas kegiatan yang terjadi selama peserta
didik berada di Kelompok Bermain Bim Bim Cha. 2 Home visit.
Kunjungan rumah atau home visit yang terlaksana antara pendidik dan orangtua peserta didik di Kelompok Bermain Bim Bim Cha bersifat
insidental. Pendidik datang kerumah peserta didik ketika terjadi beberapa permasalahan misalnya, peserta didik tidak mengikuti pembelajaran di
sekolah selama 3 hari berturut-turut tanpa adanya pemberitahuan, pendidik mengajak peserta didik yang lain beserta orang tuanya untuk
menjenguk peserta didik atau orang tua peserta didik yang sedang sakit. 3 Pertemuan rutin pada saat pengambilan rapor dan wisuda peserta didik.
Pengambilan rapor di sekolah setiap satu semester dilaksanakan dengan prosedur orangtua mengambil rapor tanpa diwakilkan oleh orang
lain, tetapi jika orang tua sibuk maka dapat diwakilkan oleh saudara terdekat, ketika pertemuan tersebut terjadi komunikasi yang efektif
empatik antara pendidik dan orangtua peserta didik, dimana mereka membahas kesulitan belajar anak, solusi menghadapi perkembangan
anak, membahas rancangan kegiatan disemester selanjutnya,dan membahas biaya pendidikan peserta didik.
Kegiatan kunjungan rumah ini dimaksudkan untuk mengetahui keadaan peserta didik dan bagaimana kegiatan belajarnya di rumah, di samping itu apa
yang diperoleh dari orang tua dapat menjadi referensi bagi pendidik untuk
87 menentukan kegiatan pembelajaran yang lebih baik. Seperti yang diungkapkan
oleh ibu “SR” selaku pendidik Kelompok Bermain Bim Bim Cha bahwa: “lebih mengakrabkan diri dengan orang tua sebagai teman, sehingga mereka
leluasa untuk bercerita dengan pendidik, pendidik juga berbagi cerita dengan orang tua mengenai perkembangan anak, jadi saling menyayangi dan
menghormati. Kuncinya adalah komunikasi yang efektif.”
Hal yang serupa diungkapkan oleh ibu “FS” selaku pendidik Kelompok Bermain Bim Bim Cha bahwa:
“Begini mbak, dari program sekolah ada pertemuan wali murid secara rutin, salah satu contohnya adalah pada saat pembagian rapor. Di situ kami saling
berkomunikasi dengan efektif, memberi tahu tentang perkembangan anak. Selain itu ada buku penghubung di mana buku tersebut dapat memberikan
informasi kepada orang tua peserta didik tentang laporan perkembangan anak. Untuk dapat berkomunikasi dengan orangtua murid yang jarang bertemu di
sekolah kami mengadakan kunjungan rumah home visit tetapi program ini juga dapat bersifat insidental.”
Hal serupa di perkuat oleh ibu “SA” selaku pendidik Kelompok Bermain Bim Bim Cha bahwa:
“Dengan menjaga komunikasi karena komunikasi yang baik menjauhkan dari kesalahfahaman. Pada waktu rapat atau pertemuan dengan orangtua selalu
melibatkan mereka, menerima masukan yang orangtua sampaikan, memberikan pengerahan yang bersifat persuasif.”
Hal ini diperkuat dengan peryataan Ibu “RS” sebagai salah satu orangtua peserta didik yang mengatakan bahwa :
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa meningkatkan komuniksai pendidik dengan orang tuawali saling menjaga komunikasi dengan
orang tua peserta didik, dengan menjaga komunikasi maka tidak akan terjadi kesalahpahaman. Memberikan informasi kepada orangtua tentang perkembangan
88 anak di sekolah. Pada waktu rapat atau pertemuan dengan orangtua selalu
melibatkan mereka, menerima masukan yang orangtua sampaikan, memberikan pengerahan yang bersifat persuasif.
c Pendidik mendampingi kegiatan peserta didik diluar kelas dan di dalam kelas. Ketika terlaksana kegiatan pembelajaran di dalam kelas pada saat itupula
pendidik berkomunikasi dengan peserta didik. Pendidik dituntut untuk lebih mengajak peserta didik berinteraksi, memberikan pertanyaan-pertanyaan,
menggunakan metode bercerita, menggunakan metode permainan, serta metode bermain peran. Kegiatan luar kelas yang dilakukan oleh pendidik dan
peserta didik yaitu outbond di kidsfun, atau mengunjungi museum, berolah raga berenang bersama, untuk berenang dilaksanakan setiap 2 bulan sekali dan
untuk outbond dan rekreasi dilakukan setiap akhir tutup tahun. Hal yang penting untuk membantu peserta didik berfikir dan belajar secara
efektif adalah terjalinnya komunikasi yang empatik antara peserta didik dan pendidik. Pemahaman yang sungguh-sungguh mengenai komunikasi dibangun
ketika pembelajaran dilaksanakan. Komunikasi bukan hanya menjadi media untuk menyalurkan pengetahuan dari satu orang ke orang lain. Komunikasi
yang dibangun oleh pendidik dengan peserta didik dipahami sebagai interaksi dua arah pendidik dengan peserta didik, dengan demikian pendidik tidak
memposisikan diri sebagai orang yang lebih tahu dan mengajarkan banyak hal sementara peserta didik menjadi pendengar setia.
Pendidik perlu mengadakan komunikasi dan hubungan baik dengan peserta didik. Hal ini terutama agar pendidik mendapatkan informasi secara lengkap
89 mengenai diri peserta didik. Dengan mengetahui keadaan dan karakteristik
siswa maka akan sangat membantu pendidik dalam upaya menciptakan proses belajar yang optimal. Hubungan pendidik dengan peserta didik akan tercapai
jika pendidik memberikan pemaknaan yang benar akan komunikasi yang dibangun. Hubungan yang harmonis tidak boleh disalahgunakan. Dengan sifat
ramah, terbuka, kasih sayang ini akan diperoleh informasi diri siswa secara lengkap. Seperti yang diungkapkan oleh ibu “SR” selaku pengelola Kelompok
Bermain Bim Bim Cha bahwa: “Kami sebagai pendidik mengajar peserta didik dengan cinta dan kasih sayang,
mengajarkan mereka sesuai dengan kebutuhan mereka. Memberikan punish and reward. Ketika peserta didik melakukan kesalahan kami memberikan
nasehat untuk berlaku baik memmberikan contoh yang benar seperti ini atau seperti itu. Ketika mereka melakukan hal yang baik pun pendidik juga
memberikan reward, misalkan dengan memberikan pujian, dengan maksud perbuatan yang baik tesebut dapat menjadi contoh untuk peserta didik yang
lain.”
Hal yang serupa diungkapkan oleh ibu “FS” selaku pendidik Kelompok Bermain Bim Bim Cha bahwa:
“Bermula dari anak datang sampai pulang kami selalu memberikan perhatian dan mendampingi kegiatan mereka. Memberikan kasih sayang kepada peserta
didik layaknya buah hati sendiri dan lebih mendekatkan diri kepada anak-anak menggunakan bahasa santun kepada mereka, memberikan contoh yang baik.
Dan mengajarkan anak belajar sambil bermain, karena bermain adalah dunia anak-anak.”
Hal serupa di perkuat oleh ibu “SA” selaku pendidik Kelompok Bermain Bim Bim Cha bahwa:
“Dengan senyum, sapa, dan salam terhadap mereka, itu pintu utama untuk mendekati anak-anak. Memberikan kasih sayang terhadap anak, berperan
sebagai teman dari anak-anak. Mendengarkan cerita mereka dan memberikan contoh yang baik untuk mereka.”
90 Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa
meningkatkan komunikasi pendidik dengan peserta didik dengan cara memberi kasih sayang yang tulus terhadap anak. Memberikan ilmu dan membentuk
karakter anak sesuai dengan kebutuhan mereka. Ketika anak melakukan kesalahan maka pendidik akan memberikan contoh yang benar, meminta maaf
kepada teman jika berbuat salah, memberikan pujian kepada anak jika ia melakukan hal yang baik. Berperan sebagai teman untuk anak, mendengarkan
cerita mereka, dan tidak memarahi anak dengan suara keras. d Pendidik melakukan kegiatan mengajak tokoh masyarakat melibatkan diri
sebagai panitia pada saat kegiatan peringatan hari Nasional. Penerapan dari meningkatkan komunikasi pendidik dengan masyarakat
yaitu meliputi kegiatan : 1 Melibatkan masyarakat atau tokoh masyarakat dengan kegiatan secara
langsung, misalnya pada waktu kegiatan pementasan peringatan Hari Kemerdekaan pihak sekolah mengundang masyarakat untuk turut
menyaksikan kegiatan tersebut. 2 Menjaga silaturahmi dengan mengajak peserta didik pada waktu
Perayaan Hari Raya Idul Fitri, Waisak, dan Natal bersama masyarakat sekitar.
3 Pada waktu Tahun Ajaran Baru pendidik berpartisiapasi untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat untuk menitipkan buah hati
mereka di Kelompok Bermain Bim Cha, melalui pamflet atau surat undangan.
91 Dilihat dari masyarakat di sekitar sekolah hubungan baik yang terjalin akan
menjadi masukan, pengalaman serta memahami perkembangan masyarakat. Hal ini dapat dijadikan sebagai usaha pengembangan sumber belajar yang
cocok demi kelancaran proses pembelajaran. Dilihat dari masyarakat luas keterikatan atau hubungan baik akan mengembangkan pengetahuan pendidik
tentang persepsi masyarakat yang lebih luas. Seperti yang diungkapkan oleh ibu “SR” selaku pendidik Kelompok Bermain Bim Bim Cha bahwa:
“ya,,,salah satunya dengan melibatkan mereka dengan agenda yang kita laksanakan, karena kan kebanyakan orang tua dari peserta didik di
Kelompok Bermain Bim bim Cha kan berdomisili di daerah sini, jadi kami sering berkomunikasi dengan masyarakat sekitar.”
Hal yang serupadiungkapkan oleh ibu “FS” selaku pendidik Kelompok Bermain Bim Bim Cha bahwa:
“...berinteraksi dengan masyarakat sekitar, melibatkan masyarakat dengan kegiatan-kegiatan tertentu serta dengan menjaga sillaturahmi
dengan masyarakat sekitar.”
Hal serupa di perkuat oleh ibu “SA” selaku pendidik Kelompok Bermain
Bim Bim Cha bahwa: “...Dengan senyum sapa dan salam, ketika kita bisa menjaga komunikasi
yang efektif dengan masyarakat maka tidak akan terjadi kesalahan antara pendidik dan masyarakat.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa Meningkatkan komunikasi dengan masyarakat melibatkan orang tua dengan
agenda kegiatan yang dilaksanakan, mayoritas orang tua dari peserta didik di Kelompok Bermain Bim bim Cha berdomisili di sekitar sekolah, sehingga
pendidik sering berkomunikasi dengan masyarakat sekitar. Dengan senyum
92 sapa dan salam, apabila pendidik menjaga komunikasi yang efektif dengan
masyarakat maka tidak akan terjadi kesalahan antara pendidik dan masyarakat.
4. Faktor Penghambat dan Pendukung Kompetensi Sosial.
Pelaksanaan peningkatan kompetensi sosial pendidik di Kelompok Bermain Bim Bim Cha terdapat faktor penghambat dan faktor pendukung yang
dihadapi oleh pendidik. Faktor penghambat dan pendukung tersebut akan berpengaruh terhadap berlangsungnya kegiatan tersebut. Dari hasil wawancara
dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dengan pendidik Kelompok Bermain Bim Bim Cha bahwa yang menjadi faktor penghambat dalam
pelaksanaan kegiatan meningkatkan kompetensi sosial pendidik antara lain
yaitu:
a Tidak semua pendidik memperoleh kesempatan yang sama untuk mengikuti seminar, lokakarya, simposium dan sejenisnya yang terkait dengan
peningkatan kompetensi sosial pendidik. b Pengalaman mengajar yang berbeda antara pendidik satu dengan yang
lainnya. Pendidik yang sudah lama mengajar di Kelompok Bermain Bim Bim
Cha maka sudah terbiasa untuk mengajarkan pembelajaran kepada peserta didik. Pendidik yang baru mengajar, maka membutuhkan waktu untuk
terlatih sepeerti pendidik yang sudah lama mengajar. c Beban kerja yang terlalu berat.
93 Beban kerja, pendidik yang memiliki beban kerja yang terlalu berat
dapat mengalami kelelahan fisik yang berpengaruh pada kualitas mengajarnya.
d Kurangnya jumlah tenaga pendidik dan pengasuh. Jumlah peserta didik yang tidak sesuai dengan pendidik dapat
menghambat jalannya pembelajaran yang efisien dan efektif. e Karakteristik dan sifat yang beragam dari peserta didik, pendidik,
masyarakat dan orangtua peserta didik. Beberapa orangtua peserta didik sangat peduli dengan perkembangan anaknya,
tetapi juga ada beberapa orang tua yang cenderung menyerahkan stimulasi tumbuh kembang anak kepada pendidik selain itu, peserta didik yang yang belajar
di Kelompok Bermain Bim Bim Cha memiliki keanekaragaman karakteristik, usia, dan sifat yang berbeda-beda. Pendidik dituntut untuk lebih memahami
perbedaan tersebut supaya tetap mengahadapi dengan sabar, tidak putus asa, tidak cepat marah dalam mendidik dan mengasuh peserta didik.
Seperti yang diungkapkan oleh ibu “FS” selaku pendidik bahwa: “Faktor yang menghambat adanya kegiatan meningkatkan kompetensi
sosial pendidik ini yaitu adanya keterbatasan sarana dan prasarana, dimana untuk mengadakan kegiatan kompetensi sosial pendidik dengan
tidak adanya sarana dan prasarana yang mendukung, maka kegiatan apapun tidak berjalan dengan baik.”
Hal ini diperkuat oleh ibu SR selaku pendidik bahwa : “Dalam kegiatan meningkatkan kompetensi sosial pendidik, ada
beberapa faktor yang menghambat untuk berlangsungnya kegiatan ini seperti keterbatasan sarana dan prasarana, motivasi pendidik, di mana
ketika seorang pendidik kurang memiliki motivasi yang tinggi dalam peningkatan kompetensi sosialnya maka kompetensinya tidak berubah.”
94 Sedangkan yang menjadi faktor pendukung dalam melaksanakan kegiatan
meningkatkan kompetensi sosial pendidik PAUD ini antara lain yaitu meliputi: 1 Peran dari kepala sekolah yang bersifat demokratis.
Kepala sekolah yang bersifat demokratis, misalkan pendidik ingin mengikuti lomba membuat lagu maka kepala sekolah memberikan motivasi
dan fasilitas untuk pendidik mengikuti kegiatan tersebut. Kepala sekolah dapat bersikap demokratis sehingga dapat membuat pendidik merasa diberi tanggung
jawab melaksanakan tugas sesuai dengan fungsi dan peraturan yang berlaku. 2 Sumber daya manusia dan budaya.
Sumber daya manusia dan budaya dari pendidik yang dapat mendorong seorang pendidik di Kelompok Bermain Bim Bim Cha untuk terus bekerja dan
berlandaskan dimensi ibadah, bekerja keras tanpa mengenal lelah, bekerja sama team Work, saling menghormati dan mengedepankan prinsip
keterbukaan dan persamaan antar sesama. Beberapa
faktor pendukung
diatas, akan
berpengaruh terhadap
berlangsungnya kegiatan. Semangat yang tinggi dari pendidik untuk melaksanakan kegiatan meningkatkan kompetensi sosial pendidik sangat
berpengaruh sebagai faktor pendukung dari kegiatan peningkatan sosial pendidik. Seperti yang diungkapkan oleh ibi “SA” selaku pendidik bahwa :
“Yang pasti untuk faktor pendukung kegiatan peningkatan kompetensi sosial ini adalah budaya yang mendorong pendidik di Kelompok Bermain
Bim Bim Cha untuk terus bekerja dengan berlandaskan dimensi ibadah, bekeja keras tanpa mengenal lelah, bekerja sama, saling menghormati
dan mengedepankan prinsip keterbukaan dan persamaan antar sesama.
Hal serupa juga diungkapkan oleh ibu “FS” selaku pendidik bahwa:
95 “Dalam kegiatan menigkatkan kompetensi sosial untuk pendidik di
Kelompok Bermain Bim Bim Cha ini yang menjadi pendukungnya yaitu adanya kepemimpinan, ketika peran kepala sekolah yang bersifat
demokratis dan partisipatif dan mengutamakan upaya pengembangan aspirasi warga sekolah dengan cara mendorong kemampuan mereka
dalam mengambil keputusan sehingga pikiran-pikiran mereka akan selalu meningkat dan matang.”
Serta adanya sumber daya manusia yang terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, sehingga proses kegiatan berjalan lebih optimal. Pendidik yang
dengan sabar mempunyai keinginan untuk terus meningkatkan kompetensi sosial.
B. Pembahasan. 1. Kompetensi Sosial Pendidik PAUD di KB Bim Bim Cha.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi sosial yang dimiliki pendidik PAUD di Kelompok Bim Bim Cha meliputi kemampuan berkomunikasi
efektif dan empatik dengan masyarakat, peserta didik, teman sejawat, dan orangtua peserta didik, bergaul dan melayani masyarakat dengan baik, menjaga
emosi dan perilaku yang kurang baik, menempatkan diri sesuai dengan tugas dan fungsinya baik di sekolah maupun di masyarakat, mampu berkomunikasi secara
empatik dan efektif terhadap peserta didik, mampu berinteraksi dengan teman sejawat secara demokratis, kooperatif, baik hati, sabar, dan konsisten, mampu
berkomunikasi dengan orangtua peserta didik.
Partisispasi yang dilakukan oleh pendidik untuk meningkatkan kompetensi sosialnya yaitu dengan kegiatan partisipasi melalui kegaiatan Seminar,
simposium, dan workshop yang berkaitan dengan peningkatan kompetensi sosial, partisipasi melalui kegiatan pertemuan Himpunan Anak Usia Dini HIMPAUDI,
pendidik berpartisipasi untuk melakukan kegiatan kunjungan rumah home visit
96 dengan orangtua peserta didik, partisispasi pendidik untuk mengajak tokoh
masyarakat melibatkan diri sebagai panitia pada saat kegiatan peringatan hari Nasional, partisipasi pendidik untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat
menitipkan buah hati di Kelompok Bermain Bim Bim Cha melalui undangan atau pamflet, partisipasi pendidik untuk mendampingi kegiatan peserta didik di luar
kelas, misalnya mendampingi anak untuk mengikuti kegiatan Lomba mewarnai, mendampingi peserta didik untuk mengikuti out bond dan field trip.
Faktor penghambat dari pelaksanaan kegiatan peningkatan kompetensi sosial pendidik di Kelompok Bermain Bim Bim Cha yaitu : 1 beban kerja yang terlalu
berat 2 kurangnya jumlah tenaga pendidik atau pengasuh 3 karakteristik, usia, tingkah laku dan sifat yang beragam dari peserta didik, pendidik, masyarakat, dan
orangtua peserta didik 4 tidak semua pendidik mendapat kesempatan untuk mengikuti kegiatan seminar guna meningkatkan kompetensi sosial yang dimiliki.
Faktor pendukung dari pelaksanaan kegiatan peningkatan kompetensi sosial pendidik PAUD di Kelompok Bermain Bim Bim Cha meliputi: 1 peran
demokratis dari kepala sekolah 2 sumber daya manusia 3 budaya. Kompetensi pendidik Anak Usia Dini di Kelompok Bermain Bim Bim Cha
merupakan cara yang digunakan oleh pihak KB Bim Bim Cha dalam upaya untuk meningkatkan kompetensi sosial pendidik anak anak usia dini. Kegiatan yang
dilakukan oleh KB Bim Bim Cha sejauh ini sudah terlaksana dengan cukup baik walaupun didalam pelaksanaannya masih kurang maksimal dilakukan. Kegiatan
peningkatan kompetensi sosial pendidik yang dilaksanakan sudah cukup sesuai dengan standar kompetensi sosial pendidik paud yang tercantum di dalam
97 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun
2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Hal ini tidak terlepas dari semangat dan sikap solidaritas yang tinggi dari para pendidik, masyarakat, dan
orangtua peserta didik Kelompok Bermain Bim Bim Cha untuk berpartisipasi meningkatkan Kompetensi Sosial Pendidik.
Untuk menjadi seorang pendidik yang baik maka harus seorang pendidik harus memiliki kompetensi, serta memiliki kemampuan untuk mengembangkan
empat aspek pengembangan yang ada pada dirinya yaitu kompetensi pribadi, kompetensi sosial, kompetensi profesional, dan kompetensi pedagogik.
Kompetensi sosial pada dasarnya merupakan gambaran tentang apa yang seyogyanya dapat dilakukan be able to do seseorang dalam suatu pekerjaan,
berupa kegiatan, perilaku dan hasil yang seyogyanya dapat ditampilkan atau ditujukkan. Agar dapat melakukan be able to do sesuatu dalam pekerjaannya,
tentu saja seseorang harus memiliki kemampuan ability dalam bentuk pengetahuan knowledge, sikap attitude dan keterampilan skill yang sesuai
dengan bidang pekerjaannya. Perlu ada sejumlah kompetensi sosial yang harus diemban oleh pendidik di
Kelompok Bermain Bim Bim Cha untuk mendukung keterlaksanaan tugas yang harus diemban oleh pendidik Anak Usia Dini. Pendidik sebagai salah satu unsur
dalam pembelajaran memiliki multi peran, tidak terbatas sebagai pengajar saja yang melakukan pemindahan pengetahuan tetapi juga sebagai pembimbing yang
memobilisasi peserta didik dalam belajar. Artinya, pendidik memiliki tugas dan tanggung jawab yang kompleks terhadap pencapaian tujuan pendidikan, pendidik
98 tidak hanya dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan yang akan diajarkan dan
memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknis mengajar, namun juga pendidik dituntut menampilkan keprbadian yang mampu menjadi teladan bagi
peserta didiknya. Proses membantu menstimulasi perkembangan peserta didik yang dilakukan di sekolah berupa proses pemindahan pengetahuan atau suatu
proses yang hanya menghasilkan kemampuan verbal dalam bentuk hafalan masih jauh dari konsep pemberdayaan berpikir apalagi berbuat.
Dewasa ini banyak mucul berbagai masalah sosial kemasyarakatan yang hanya dapat dipahami dan dipecahkan melalui pendekatan komprehensif atau
kedekatan multidisiplin, misalnya adalah terjadinya pergeseran nilai-nilai yang menyebabkan adanya penurunan nilai sosial sehingga menyebabkan pendidik
PAUD di Kelompok Bermain Bim Bim Cha akan terpengaruh dengan adanya hal tersebut. Untuk itu, pendidik penting untuk menguasai kompetensi sosial. Dengan
cara memahami peserta didik dalam konteks keluarga, budaya, dan masyarakat, menguasai komunikasi dengan baik, dan menguasai kemampuan bekerjasama
dengan pihak lain. Peningkatan Kompetensi sosial pendidik di Kelompok Bermain Bim Bim Cha
merupakan model atau cara yang digunakan oleh pihak KB Bim Bim Cha dalam upaya meningkatkan kemampuan dan kualitas untuk bersosialisasi sehingga dapat
meningkatkan kompetensi sosial. Kegiatan yang dilakukan oleh KB Bim Bim Cha sejauh ini sudah terlaksana dengan cukup baik walaupun didalam pelaksanaannya
masih kurang maksimal dilakukan. Kegiatan meningkatkan kompetensi sosial pendidik yang dilaksanakan sudah cukup sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan.
99 Ini tidak terlepas dari semangat dan sikap solidaritas yang tinggi dari para
pendidik dan pengelola KB Bim Bim Cha untuk meningkatkan kompetensi sosial
pendidik PAUD. 2. Upaya Pendidik dalam Meningkatkan Kompetensi Sosial.
a Pendidik memiliki kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat. Pendidik di Kelompok Bermain Bim Bim Cha memiliki kemampuan untuk
berkomunikasi secara efektif, santun, dan empatik dengan masyarakat. Masyarakat sebagai pelaksana atau subjek kehidupan tentunya mempunyai
pengaruh besar terhadap pendidikan, karena masyarakat berfungsi sebagai pelaksana sekaligus sebagai sumber dan pemakai hasil. Hal penting yang
melibatkan masyarakat berkaitan dengan pendidikan di Kelompok Bermain Bim Bim Cha adalah pada penyenggaraan pendidikan. Penyelenggaraan yang
dimaksud adalah untuk kegiatan penerimaan siswa baru, pengadaanrekruitmen pendidik, pengadaan sarana dan prasarana, dan pengawasan. Dengan
keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan, masyarakat di sekitar Kelompok Bermain Bim Cha dapat mengontrol penyelenggaraan
tersebut. Hal itu disatu sisi bermanfaat untuk mendorong kesungguhan pendidik agar senantiasa profesional dan berkualitas. Keterlibatan masyarakat
dalam penyelenggaraan pendidikan dapat menebalkan rasa memiliki masyarakat terhadap lembaga Kelompok Bermain Bim Bim Cha. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulyasa 2008: 173-174 yang mengatakan bahwa guru adalah makhluk sosial yang di dalam kehidupannya
tidak bisa terlepas dari kehidupan sosial masyarakat dan lingkunganny, oleh