Latar Belakang Masalah. PENDAHULUAN
5 PAUD. Ada 664 ribu guru yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Jadi untuk mencapai 2015, setiap tahunnya dibutuhkan kurang lebih 132 ribu lulusan. Berdasarkan data pusat stastistik pendidikan 2009 oleh Dinas Pendidikan
Kabupaten Madiun. Pendidik Anak Usia Dini berperan penting didalam proses belajar anak. Para
pendidik PAUD harus profesional, artinya bekerja sesuai prosedur, etika profesi dan ilmu PAUD, serta tidak melakukan kesalahan. Kesalahan tersebut dapat
berakibat fatal bagi pertumbuhan anak dikemudian hari. Hal itu dapat diibaratkan sebagai seorang dokter, jika salah memberi obat, akibatnya bisa sangat fatal yaitu
pasien dapat meninggal dunia. Perasaan itu sering tidak ditumbuhkan dalam diri PAUD. Banyak orang berpendapat, menjadi pendidik anak usia dini itu mudah
karena kerjanya hanya beryanyi dan bermain. Begitupula rekruitmen guru anak usia dini, siapa saja dapat menjadi pendidik anak usia dini.
Tempat kegiatan pembelajaran yang sederhana, karena anak-anak tidak membutuhkan peralatan pembelajaran yang terperinci. Hal seperti itu perlu
diperbaiki jika ingin mengembangkan PAUD secara profesional. Faktor tenaga kependidikan selamanya tetap penting baik dalam konsepsi pendidikan
tradisional, maupun modern atau otoriter, liberal maupun demokratis. Diantara konsepsi pendidikan tersebut tidak ada perbedaan yang prinsipil mengenai betapa
besar peranan dan kuatnya pengaruh Tenaga Kependidikan dalam kegiatan pembelajaran PLS di Kelompok Bermain KB. Hal tersebut dapat dipahami
bahwa pendidik anak Usia Dini adalah faktor manusiawi yang dengan sengaja dan berencana melibatkan diri dalam proses transformasi pembelajaran dengan rasa
6 cinta dan kasih sayang serta tanggung jawab yang disadari penuh. Seorang Tenaga
Kependidikan menurut Soewarmin, 1987:162 dapat disebut sebagai pendidik yang baik apabila mereka merasa terpanggil sebagai tugas suci, mencintai dan
mengasih sayangi warga belajar serta mempunyai rasa tanggung jawab yang didasari penuh akan tugasnya.
Salah satu langkah nyata yang perlu diupayakan dalam pemberdayaan peran Pendidik Anak Usia Dini adalah dengan peningkatan dan pengembangan
kompetensi pendidik. Pamong belajar yang profesional itu adalah pendidik yang mementingkan layanan kemanusiaan, memiliki pengetahuan khusus mengenai
keahliannya, memiliki kode etik tentang sikap dan tingkah laku dalam bekerja, adanya pengakuan dari masyarakat mengenai pelayanannya dan memandang
pekerjaannya sebagai suatu karier hidup. Realisasi pengembangan kemampuan kompetensi membutuhkan pengetahuan yang akan membekali dasar keahlian
tertentu yang sesuai dengan bidang garapannya. Dengan demikian ragam ilmu penunjang yang dibutuhkan pendidik anak usia dini akan sejalan dengan ragam
bidang-bidang yang akan menjadi garapan Pendidikan Luar Sekolah, sehingga tugas pokok Pendidik Usia Dini yang menuntut kemampuan kompetensi untuk
bertindak sebagai penyuluh dan pengajar dalam proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, yang lebih penting dalam meningkatkan kompetensi,
pendidik diharapkan dapat mewujudkan keberhasilan Pendidikan Anak Usia Dini di Kelompok Bermain, yang mempunyai visi bahwa pembelajaran dapat diterima
dan bermanfaat bagi kebutuhan warga belajar serta terwujudnya tujuan pembangunan Nasional dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia.
7 Beberapa hal yang diterapkan untuk mendukung keterlaksanaan tugas yang harus
diemban oleh pendidik Anak Usia Dini yaitu, perlu ada sejumlah kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang pendidik.
Menurut Mulyasa 2007: 87 kompetensi yang harus dimiliki pendidik mencakup 4 hal, yaitu kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian,
Kompetensi Profesional, dan Kompetensi Sosial. Dewasa ini banyak muncul berbagai masalah sosial kemasyarakatan yang hanya dapat dipahami dan
dipecahkan melalui pendekatan komprehensif atau pendekatan multidisiplin. Misalnya adalah terjadinya pergeseran nilai-nilai yang menyebabkan adanya
penurunan nilai sosial sehingga menyebabkan pendidik PAUD akan terpengaruh dengan adanya hal tersebut. Pendidik penting untuk menguasai kompetensi sosial,
dengan cara memahami peserta didik dalam konteks keluarga, budaya, dan masyarakat, menguasai komunikasi dengan baik, menguasai kemampuan
bekerjasama dengan pihak lain. Menjadi pendidik anak usia dini tidak mudah. Bahkan paling sulit diantara
jenjang pendidikan lainnya. Selain harus memiliki rasa sayang yang besar kepada peserta didik dan personality yang baik, menarik dan energik, pendidik juga harus
menguasai ilmu pendidikan, psikologi perkembangan peserta didik, konsep- konsep dasar bidang studi, dan ilmu membelajarkan peserta didik. Selain itu juga
harus menguasai administrasi pendidikan dan manajemen pendidikan dasar. Para pendidik anak usia dini harus mampu mengikuti perkembangan masyarakat,
karena anak sangat peka terhadap berbagai hal baru. Sering kali peserta didik tahu terlebih dahulu tentang sesuatu hal dibanding gurunya. Para pendidik harus
8 mengikuti kegiatan pengembangan profesinya melalui berbagai organisasi profesi
seperti Ikatan Guru Taman Kanak Kanak Indonesia IGTKI, Gabungan Organisasi Penyelenggara Taman Kanak-Kanak Indonesia GOPTKI, dan
Asosiasi Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia SIPADI. Pendidik PAUD juga harus mengenal organisasi struktural pemerintah dari pusat sampai daerah yang
mengelola PAUD, seperti Subdirektorat TK-SD, Direktorat PAUD, dan Dinas TK-SD. Melalui organisasi tersebut para pendidik bisa bertukar pengalaman dan
ide melalui seminar, workshop, dan simposium untuk mengembangkan PAUD. Pentingnya pemahaman tentang kompetensi sosial pendidik PAUD diatas,
menunjukkan bahwa adanya persoalan yang harus diatasi secara terpadu. Pemerintah, masyarakat, dan perguruan tinggi harus bekerjasama untuk
mengembangkan PAUD. Hal ini sesuai dengan pendapat Pangerang Moenta 2009: 133 yang menyatakan bahwa pemerintah hendaknya menempatkan dan
mengembangkan PAUD minimal setara dengan pendidikan dasar dan menengah. Pemerintah perlu secara bertahap mendirikan TK Taman Kanak-kanak ataupun
satuan pendidikan anak usia dini agar mampu menampung minimal sampai 80 anak usia dini. Gedung Sekolah Dasar yang tidak berfungsi karena kekurangan
siswa dapat digunakan sebagai TK atau Pendidikan Anak Usia Dini, untuk itu pemerintah perlu bekerja sama dengan komponen masyarakat dan perguruan
tinggi. Perguruan tinggi mempersiapkan pendidik TK yang berkualitas, baik melalui program D-2 maupun S-1, S-2, dan S3. Asosiasi PAUD perlu
dikembangkan sebagai wahana temu ilmiah dan pengembangan profesi pemerhati PAUD. Berbagai buku, alat permainan, dan sarana pembelajarn untuk anak usia
9 dini perlu dikembangkan. Penelitian berskala nasional tentang kondisi gizi,
pendidikan, dan pola asuh anak usia dini perlu dilakukan agar dapat digunakan sebagai acuan untuk menyusun program intervensi secara akurat. Pemerintah dan
masyarakat telah melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan pendidikan anak usia dini di Indonesia, PAUD masih menghadapi banyak persoalan yang
kompleks dan saling terkait satu dengan yang lainnya. Persoalan tersebut salah satunya adalah kompetensi pendidik PAUD masih rendah. Pemerintah telah
menetapkan bahwa pendidik PAUD harus setara dengan program D-2 atau lulusan Dari S1 Pendidikan PAUD. Akan tetapi kondisi di lapangan masih sangat jauh
dari harapan. Kelompok Bermain Bim Bim Cha sebagai salah satu lembaga pendidikan luar
sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menyediakan, menyelenggarakan, dan mewujudkan pendidikan yang berkualitas untuk anak-anak usia dini sesuai
dengan kompetensi masing-masing anak. Serta dengan misi terciptanya anak didik dengan terkembangkan segala potensi atau kemampuan dasar peserta didik
dengan kegiatan yang bernuansa Edukatif, Islami, Kreatif, dan Menyenangkan serta memberikan rasa “Aman dan Nyaman” bagi anak untuk berkegiatan rasa
tenang bagi orang tua. Dengan adanya permasalahan yang telah diuraikan di atas maka peneliti
mengambil penelitian “Kompetensi Sosial Pendidik PAUD di Kelompok Bermain Bim Bim Cha”
10