Pendidik Sebagai Pengelola. Kajian Pustaka. 1. Tinjauan tentang Pendidikan Anak Usia Dini.

35

c. Pendidik Sebagai Evaluator.

Evaluasi merupakan salah satu komponen yang memiliki peran yang sangat penting dalam suatu rangkaian kegiatan pembelajaran. Melalui evaluasi tidak hanya pendidik dapat mengumpulkan informasi tentang berbagai kelemahan dalam proses pembelajaran sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya, akan tetapi juga dapat melihat sejauh mana seorang peserta didik telah mampu mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, dalam pembelajaran pendidik juga harus berperan sebagai evaluator. Beberapa hal yang cukup penting dalam melaksanakan fungsi evaluator bagi pendidik adalah : 1 Evaluasi harus dilaksanakan terhadap semua aspek perkembangan peserta didik baik secara aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Hal ini sangat penting karena pencapaian manusia seutuhnya merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan atau proses pembelajaran. 2 Evaluasi harus dilakukan secara terus-menerus, dengan menekankan kepada evaluasi hasil dan evaluasi proses. Artinya target evaluasi bukan hanya untuk mengumpulkan informasi tentang hasil belajar yang telah dicapai peserta didik tetapi juga proses belajarnya. 3 Evaluasi dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen penilaian. Pendidik yang beranggapan bahwa evaluasi identik dengan melaksanakan tes. Padahal tidak demikian, tes hanya sebagai salah satu instrumen untuk melaksanakan evaluasi. Masih banyak instrumen lain yang dapat 36 digunakan mengumpulkan informasi tentang pelaksanaan proses pembelajaran dan hasil yang telah dicapai peserta didik. 4 Evaluasi harus dilakukan secara terbuka dengan melibatkan peserta didik sebagai evaluand. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik memahami tentang makna evaluasi. Melalui pemahaman tersebut peserta didik akan terdorong untuk mengenal kelemahannya sendiri baik kelemahan dalam proses pembelajaran yang telah dilakukannya maupun kelemahan dalam pencapaian hasil belajar.

3. Kompetensi Pendidik Anak Usia Dini.

Cowell 1998: 98 mengartikan kompetensi sebagai suatu keterampilan atau kemahiran yang bersifat aktif. Kompetensi diketegorikan mulai dari tingkat sederahana atau dasar hingga lebih sulit atau kompleks yang pada gilirannya akan berhubungan dengan proses penyusunan bahan atau pengalaman belajar, yang lazimnya terdiri dari : 1 penugasan minimal kompetensi dasar, 2 praktik kompetensi dasar, dan 3 penambahan penyempurnaan atau pengembangan terhadap kompetensi atau keterampilan. Ketiga proses tersebut dapat terus berlanjut selama masih ada kesempatan untuk melakukan penyempurnaan atau pengembangan kompetensinya. Sementara Ali Idrus 2009: 25 menyatakan bahwa kompetensi meliputi pengetahuan, pemahaman, nilai, sikap dan minat. “Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.” Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 37 Dari uraian diatas, nampak bahwa kompetensi mengacu pada kemampuan melaksanakan sesuatau yang diperoleh melalui pendidikan, kompetensi pendidik menunjuk pada performance dan perbuatan yang rasional untuk memenuhi spsifikasi tertentu di dalam pelaksanaan tugas-tugas pendidikan. Dikatakan rasional karena mempunyai arah dan tujuan, sedangkan performance merupakan perilaku nyata dalam arti tidak hanya dapat diamati, tetapi mencakup sesuatu yang tidak kasat mata. Kompetensi merupakan komponen utama dari standar profesi disamping kode etik sebagai regulasi perilaku profesi yang ditetapkan dalam prosedur dan sistem pengawasan tertentu. Kompetensi diartikan dan dimaknai sebagai perangkat perilaku efektif yang terkait dengan eksplorasi dan investigasi, menganilisis dan memikirkan, serta memberikan perhatian, mempersepsi yang mengarahkan seseorang menemukan cara-cara untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien. Kompetensi bukanlah suatu akhir dari suatu upaya melainkan suatu proses yang berkembang dan belajar sepanjang hayat life long education. Suatu kompetensi menurut Wina Sanjaya 2005: 145-150 ditujukan oleh penampilan atau untuk kerja yang dapat dipertanggungjawabkan rasional dalam upaya mencapai suatu tujuan. Sebagai suatu profesi terdapat sejumlah kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik, yaitu meliputi kompetensi pribadi, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial kemasyarakatan. a. Kompetensi Pribadi. Pendidik sering dianggap sebagai sosok yang memiliki kepribadian ideal. Oleh karena itu, pribadi pendidik dianggap sebagai model atau panutan. 38 Sebagai seorang model pendidik harus memiliki kompetensi yang berhubungan dengan pengembangan kepribadian personal competencies, diantaranya : 1 Kemampuan yang berhubungan dengan pengamalan ajaran agama sesuai dengan keyakinan agama yang dianut. 2 Kemampuan untuk menghormati dan menghargai antarumat beragama. 3 Kemampuan untuk berperilaku sesuai sesuai dengan norma, aturan, dan sistem nilai yang berlaku dimasyarakat. 4 Mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang pendidik misalnya sopan santun dan tata krama. 5 Bersikap demokratis dan terbuka terhadap pembaharuan dan kritik.

b. Kompetensi Profesional.

Kompetensi Profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan Pasal 28 ayat 3 butir c Kompetensi Profesional adalah kompetensi atau kemampuan yang berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan. Kompetensi ini merupakan kompetensi yang sangat penting, karena langsung berhubungan dengan kinerja yang ditampilkan. Oleh sebab itu, tingkat keprofesionalan seorang guru dapat dilihat dari kompetensi profesional. Beberapa kemampuan yang berhubungan dengan kompetensi ini diantaranya : 39 a. Kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan, misalnya paham akan tujuan pendidikan yang harus dicapai baik tujuan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan pembelajaran. b. Pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya paham tentang tahapan perkembangan peserta didik, paham tentang teori-teori belajar, dan lain sebagainya c. Kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkannya. d. Kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi pembelajaran. e. Kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar. f. Kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran. g. Kemampuan dalam melaksanakan unsur-unsur penunjang, misalnya paham akan admninistrasi sekolah, bimbingan, dan penyuluhan. h. Kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk meningkatkan kinerja. Sedangkan secara lebih khusus, indikator kompetensi profesional pendidik dapat dijabarkan sebagai berikut: 1 Memahami tahapan perkembangan anak. 2 Memahami kesinambungan tingkat perkembangan anak usia 0-6 tahun. 3 Memahami standar tingkat pencapaian perkembangan anak.