17 nilai agama, moral, fisik, kognitif, bahasa, dan sosial-emosional. Pertumbuhan
anak yang mencakup pemantauan kondisi kesehatan dan gizi mengacu pada panduan Kartu Menuju Sehat KMS dan deteksi dini tumbuh kembang anak.
Perkembangan anak berlangsung secara berkesinambungan yang berarti bahwa tingkat perkembangan yang dicapai pada suatu tahap diharapkan meningkat
baik secara kuantitatif maupun kualitatif pada tahap selanjutnya. Walaupun setiap anak adalah unik, karena perkembangan anak berbeda satu sama lain
yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, namun demikian, perkembangan anak tetap mengikuti pola yang umum. Agar anak mencapai
tingkat perkembangan yang optimal. Dibutuhkan keterlibatan orang tua dan orang dewasa untuk memberikan rangsangan yang bersifat menyeluruh dan
terpadu yang meliputi pendidikan, pengasuhan, kesehatan, gizi, dan perlindungan yang diberikan secara konsisten melalui pembiasaan. Tingkat
pencapaian perkembangan disusun berdasarkan kelompok usia anak 0-2 tahun, 2-4 tahun, dan 4-6 tahun. Pengelompokan usia 0-1 tahun dilakukan
dalam rentang tiga bulan karena pada tahap usia ini, perkembangan anak berlangsung tidak sepesat usia sebelumnya. Untuk kelompok usia selanjutnya,
pengelompokan dilakukan dalam rentang waktu pertahun. Sesuai dengan Standar Pendidik dan tenaga Kependidikan, pendidik anak
usia dini adalah profesional yang bertugas merencanakan melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran, serta melakukan pembimbingan,
pengasuhan dan perlindungan anak didik. Pendidik PAUD bertugas di berbagai jenis layanan baik pada jalur pendidikan formal maupun nonformal seperti
18 TKRA, Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak dan bentuk lain yang
sederajat. Pendidik PAUD pada jalur formal terdiri atas guru dan guru pendamping. Sedangkan pendidik PAUD pada jalur pendidikan nonformal
terdiri atas guru, guru pendamping, dan pengasuh.
b. Ciri–ciri Anak Usia Dini.
Snowman 1993: 26 mengemukakan ciri anak usia dini terutama anak yang telah memasuki kegiatan Kelompok Bermain. Ciri-ciri yang dikemukakan
meliputi aspek fisik, sosial,emosi, dan kognitif anak.
a. Ciri Fisik. Penampilannya atau gerak gerik anak usia dini mudah dibedakan dengan
anak yang berada dalam tahapan sebelumnya. a Anak usia dini umumnya sangat aktif. Mereka telah memilki penguasaan
terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri. Kondisi tersebut memungkinkan untuk memberi kesempatan kepada anak
untuk beraktivitas sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan pemberian aktivitas selalu di bawah pengawasan pendidik.
b Selesai melakukan berbagai kegiatan, peserra didik membutuhkan istirahat yang cukup. Seringkali peserta didik tidak menyadari bahwa mereka harus
beristirahat cukup. Jadwal aktivitas yang tenang diperlukan oleh seorang peserta didik.
c Peserta didik masih sering mengalami kesulitan apabila harus memfokuskan pandangannya pada obyek-obyek yang kecil ukurannya, itulah sebabnya
koordinasi tangan dan matanya kurang sempurna.
19 b. Ciri kognitif.
a Peserta didik usia dini umumnya telah terampil dalam berbahasa. Sebagian besar dari mereka senang berbicara, khususnya dalam kelompoknya.
Sebagian peserta didik diberi kesempatan untuk berbicara. Sebagian dari mereka perlu dilatih untuk menjadi pendengar yang baik.
b Potensi kognitif peserta didik perlu dikembangkan melalui interaksi minat, kesempatan, mengagumi, dan kasih sayang.
c. Ciri Sosial. a Umumnya peserta didik pada tahapan ini telah memiliki satu sampai dua
teman untuk bersahabat, tetapi sahabat ini cepat berganti. Mereka umumnya dapat cepat menyesuaikan diri secara sosial. Sahabat yang
dipilih biasanya berjenis kelamin sama tetapi kemudian berkembang sahabat yang terdiri dari jenis kelamin yang berbeda.
b Kelompok bermain cenderung kecil atau tidak terlalu terorganisasi dengan baik, oleh karena itu kelompok tersebut cepat berganti-ganti.
c. Karakteristik Program PAUD.
Karakteristik program PAUD antara lain :
a Karakteristik pendidik lebih cenderung menunjukkan keceriaan, kerja sama, dan keterlibatan secara total dengan kegiatan anak.
b Materi pelajaran lebih terintegrasi yaitu suatu program pembelajaran yang dapat menyajikan suatu aktivitas belajar anak secara terpadu.
c Metode pendidikan yang dikembangkan adalah metode bermain sambil belajar, belajar sambil bermain.
20 d Sistem evaluasi yang dilaksanakan untuk anak usia dini lebih bersifat
natural dan alamiah. Anak tidak dinilai dalam bentuk tes atau menjawab soal-soal melainkan dengan cara menilai performance anak yang bermakna
dan terkait langsung dengan hal-hal yang akan dinilai. e Desain ruangan perlu lebih meriah, kreatif dan menantang bagi anak untuk
bereksplorasi. f Media dan sarana, perlu dipilih media dan sarana yang memudahkan dan
memancing anak untuk lebih aktif terlibat, aman dan menyenangkan. Hibana 2002: 5-53.
d. Bentuk- Bentuk Program PAUD.
Program PAUD 0-8 tahun memiliki beberapa bentuk organisasi.Tiap-tiap organisasi memiliki kekhasan masing-masing. Bentuk program PAUD antara lain
:
a Pendidikan keluarga 0-3 tahun, merupakan pendidikan utama dan pertama bagi anak. Sebab merupakan pondasi bagi anak untuk
membangun struktur kepribadian selanjutnya. b TPA Taman Penitipan Anak day care 0-5 tahun, merupakan lembaga
kesejahteraan sosial yang memberikan pelayanan pengganti berupa asuhan, perawatan, dan pendidikan bagi anak balita selama ditinggal orang
tuanya. c Kelompok Bermain atau Play Group 3-6 tahun, merupakan tempat
bermain dan belajar bagi anak sebelum memasuki Taman Kanak-Kanak. d Taman Kanak-Kanak, merupakan jenjang pendidikan setelah Play Group,
21 memberikan banyak manfaat untuk mempersiapkan anak memasuki
Sekolah Dasar. e TKA Taman Anak-Anak Al Quran merupakan program pendidikan anak
usia 4-6 tahun dimana materi yang diberikan lebih menekankan pada Al Quran.
f TPA Taman Pendidikan Al Quran merupakan program Pendidikan Anak Usia Dini 7- 8 tahun, dimana materi yang diberikan lebih menekankan
pada Al quran. g Sekolah Dasar, dalam hal ini anak usia dini sampai 8 tahun, kelas 1 dan 2
atau 3 sehingga pola pendidikan yang diterapkan tidak jauh berbeda dengan pola Taman Kanak-Kanak Hibana 2002 :58-62
Proses pendidikan dan pembelajaran pada anak usia dini dilakukan dengan tujuan memberikan konsep yang bermakna bagi anak melalui pengalaman nyata,
dengan pengalaman nyata anak dapat menunjukkan aktivitas dan rasa ingin tahu secara optimal dan menempatkan posisi peendidik sebagai pendamping,
pembimbing serta fasilitator bagi anak. Melalui proses pendidikan diharapkan anak dapat menghindari bentuk pembelajaran yang hanya menekankan pada
kehendak pendidik sehingga anak menjadi pasif. Pada usia dini anak mengalami “keemasan” dimana saat itu anak sangat mudah menerima berbagai rangsangan.
Masa ini juga merupakan masa peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan kognitif, motorik, bahasa, sosial emosional dan moral.
Pendidikan anak usia dini merupakan wahana pendidikan bagi pendidik yang sangat mendasar dalam pengembangan dasar-dasar pengetahuan, sikap dan
22 keterampilan pada anak. Keberhasilan proses pendidikan pada masa dini tersebut
menjadi dasar untuk proses pendidikan selanjutnya. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan pada lembaga pendidikan anak usia dini, seperti
Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, Satuan Padu Sejenis maupun Taman Kanak-Kanak sangat tergantung pada sistem dan proses pendidikan yang
dijalankan.
e. Hakikat Anak Berkaitan dengan PAUD.
Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus dikembangkan. Ia memiliki ciri yang khas dan tidak sama dengan manusia dewasa dan pada
waktunya akan berkembang menjadi manusia dewasa seutuhnya. Dalam hal ini anak merupakan seorang manusia atau individu yang memiliki pola
perkembangan dan kebutuhan tertentu yang berbeda dengan orang dewasa. Peserta didik memiliki berbagai macam potensi yang harus dikembangkan.
Meskipun pada umumnya peserta didik memiliki pola perkembangan yang sama, tetapi masing-masing anak memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda-beda.
Oleh karena itu setiap peserta didik adalah unik, berbeda-beda antara peserta didik satu dengan peserta didik lainnya. Peserta didik usia dini mempunyai rasa ingin
tahu yang besar terhadap segala sesuatu yang dijumpai di sekitarnya dan senang meniru terhadap orang-orang yang ada disekitarnya, baik yang dilihatnya secara
langsung maupun media yang ada. Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada peserta didik haruslah memperhatikan karakteristik yang
dimiliki setiap tahapan perkembangan. Apabila perlakuan yang diberikan tersebut tidak didasarkan pada karakteristik perkembangan peserta didik, maka hanya akan