66
dependen Ghozali, 2011. Nilai koefisien determinasi antara 0 nol dan 1 satu. Nilai Adjusted R
2
yang lebih kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat
terbatas. Sebaliknya, jika nilai Adjusted R
2
mendekati 1 satu, maka dapat diartikan variabel independen semakin berpengaruh terhadap
variabel dependen. Hasil koefisien determinasi sebagai berikut: Tabel 9. Output Adjusted R
2
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 0,693
0,480 0,454
0.3759852 a. Predictors: Constant, SALES GROWTH, DER, SIZE, ROA, CR
b. Dependent Variable: PBV Sumber : Lampiran 18, Halaman 114
Hasil perhitungan koefisien regresi dalam penelitian ini memperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,454. Hal ini berarti
variabel independen dapat menjelaskan variasi dari variabel dependen sebesar 45,4, sedangkan sisanya sebesar 54,6 dijelaskan oleh
variabel-variabel lain diluar variabel penelitian.
A. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pembahasan Secara Parsial
a. Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan
Hasil nilai analisis statistik untuk variabel rasio profitabilitas yang diukur melalui Return On Asset diketahui bahwa koefisien
regresi bernilai positif sebesar 8,603. Hasil uji t untuk variabel
67
Return On Asset diperoleh nilai signifikansi sebesar 8,050 dengan tingkat signifikansi lebih kecil dibanding taraf signifikansi yang
telah ditetapkan 0,0000,05, maka dapat disimpulkan bahwa rasio profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2012-2014, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama diterima.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hidayati 2010, hasil penelitiannya menyatakan rasio profitabilitas
berpengaruh dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan rasio profitabilitas Return On Asset
sangat relevan, dikarenakan Return On Asset dapat menunjukkan seberapa efisien perusahaan dalam menggunakan aset yang dimiliki
untuk mendapatkan laba pada perusahaan.
b. Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Nilai Perusahaan
Hasil nilai analisis statistik untuk variabel rasio likuiditas yang diukur melalui Current Ratio diketahui bahwa koefisien regresi
bernilai negatif sebesar -0,050. Hasil uji t untuk variabel Current Ratio diperoleh nilai signifikansi sebesar -2,225 dengan tingkat
signifikansi lebih kecil dibanding taraf signifikansi yang telah ditetapkan 0,0280,05, maka dapat disimpulkan bahwa rasio
likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai
68
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2012-2014, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua ditolak.
Hasil negatif pengaruh rasio likuiditas terhadap nilai perusahaan kemungkinan disebabkan bahwa sekitar 56 dari data
sampel memiliki rasio likuiditas yang tinggi atau diatas 1 tetapi memiliki nili PBV yang kecil yaitu dibawah 1.
Kondisi ini dapat diartikan bahwa, nilai rasio likuiditas yang tinggi memberikan pengaruh negatif dalam meningkatkan nilai
perusahaan, meskipun rasio tersebut menunjukkan tingkat keamanan bagi para investor dalam jangka pendek, atau kemampuan
perusahaan dalam membayar utang-utang jangka pendek. Rasio likuiditas yang tinggi dapat menimbulkan dana-dana di perusahaan
menganggur, sehingga investor akan melihat itu sebagai sinyal negatif karena perusahaan harus menanggung biaya modal. Selain itu
banyak aset perusahaan yang tidak digunakan dalam kegiatan produksi sehingga aset tersebut justru menimbulkan biaya.
c. Pengaruh Rasio Solvabilitas terhadap Nilai Perusahaan
Hasil nilai analisis statistik untuk variabel rasio solvabilitas yang diukur melalui Debt To Equity Ratio diketahui bahwa koefisien
regresi bernilai negatif sebesar -0,149. Hasil uji t untuk variabel Debt To Equity Ratio diperoleh nilai signifikansi sebesar -1,683 dengan
tingkat signifikansi lebih besar dibanding taraf signifikansi yang
69
telah ditetapkan 0,0950,05, maka dapat disimpulkan bahwa rasio solvabilitas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI periode 2012-2014, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga ditolak.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hidayati 2010, hasil penelitiannya menyatakan rasio solvabilitas
berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Rasio solvabilitas yang tinggi, berarti perusahaan tersebut memiliki
risiko yang tinggi. Penggunaan utang yang tinggi akan menyebabkan timbulnya kebangkrutan, biaya keagenan, beban bunga yang
semakin besar, dan sebagainya. Hasil yang tidak signifikan pengaruh rasio solvabilitas terhadap
nilai perusahaan disebabkan karena 41 dari sampel memiliki tingkat Debt To Equity Ratio diatas 100 yang mengindikasikan
bahwa perusahaan tersebut memiliki risiko yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa dari 41 sampel memiliki total utang yang
lebih besar dari pada total ekuitasnya.
d. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan
Hasil nilai analisis statistik untuk variabel ukuran perusahaan yang diukur melalui Size diketahui bahwa koefisien regresi bernilai
positif sebesar 0,083. Hasil uji t untuk variabel Size diperoleh nilai signifikansi sebesar 2,912 dengan tingkat signifikansi lebih kecil