dapat dikatakan bahwa bayi yang mempunyai status gizi baik, lama rawatannya berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan bayi yang mempunyai gizi buruk.
5.2.8. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Derajat Dehidrasi Gambar 5.17.
Diagram Bar Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Derajat Dehidrasi Bayi Penderita Gastroenteritis yang
Dirawat Inap Di RSUD Puri Husada Tembilahan Tahun 2011-2012
Berdasarkan gambar 5.17 di atas dapat dilihat bahwa bayi penderita gastroenteritis yang mengalami dehidrasi ringan, lama rawatan rata-ratanya adalah
3,16 hari dengan SD = 1,953. Sedangkan bayi yang mengalami dehidrasi sedang, lama rawatan rata-ratanya adalah 3,93 hari dengan SD = 1,738 hari, dan bayi yang
mengalami dehidrasi berat, lama rawatan rata-ratanya adalah 3,91 hari dengan SD=2,663 hari.
Universitas Sumatera Utara
Hasil uji statistik dengan Anova nilai p = 0,081 yang berarti bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna lama rawatan rata-rata berdasarkan derajat
dehidrasi. Bayi dengan status gizi baik, bila menderita gastroenteritis maka turgor
kulit dapat bertahan cukup baik walaupun terjadi dehidrasi. Bila rehidrasi berhasil dicapai maka dapat diberi pengobatan pemeliharaan.
Pada penderita yang mengalami dehidrasi ringan, pemeliharaan terhadap cairan dan nutrisi dapat dilakukan di rumah. Sedangkan penderita yang lebih
parah memerlukan pengawasan yang berkelanjutan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, penderita dengan dehidrasi ringan dapat dengan cepat mencapai
rehidrasi dibandingkan dengan penderita yang mengalami dehidrasi berat, yang membutuhkan perawatan yang lama di rumah sakit.
Universitas Sumatera Utara
5.2.9. Distribusi Proporsi Derajat Dehidrasi Berdasarkan Penatalaksanaan Gambar 5.18.
Distribusi Proporsi Derajat Dehidrasi Berdasarkan Dengan Penatalaksanaan Pada Bayi Penderita Gastroenteritis yang
Dirawat Inap Di RSUD Puri Husada Tembilahan Tahun 2011-2012
Berdasarkan gambar 5.18 di atas dapat dilihat bahwa bayi penderita gastroenteritis yang mendapat penatalaksanaan pemberian cairan oralit terbanyak
adalah dehidrasi ringan dengan proporsi sebesar 66,1 dan yang terendah dengan status dehidrasi berat sebesar 5,4. Sedangkan penderita gastroenteritis yang
mendapat pemberian cairan intravenainfus terbanyak adalah dehidrasi ringan dengan proporsi sebesar 60 dan terendah dengan status dehidrasi berat sebesar
9,3. Dan penderita gastroenteritis yang mendapat pemberian obat antibiotik terbanyak adalah dehidrasi ringan dengan proporsi sebesar 80 dan yang
terendah adalah dehidrasi berat sebesar 6,7.
Universitas Sumatera Utara
Analisa menggunakan Chi-Square tidak dapat dilakukan karena terdapat 3 sel 33,3 memiliki nilai yang diharapkan kurang dari 5.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
6.1.1. Distribusi proporsi bayi penderita gastroenteritis berdasarkan umur yang tertinggi adalah 6 bulan yaitu sebesar 87,7 128 orang.
6.1.2. Distribusi proporsi bayi penderita gastroenteritis berdasarkan jenis kelamin yang tertinggi adalah laki-laki yaitu sebesar 56,8 83 orang.
6.1.3. Distribusi proporsi bayi penderita gastroenteritis berdasarkan pekerjaan orang tua yang tertinggi adalah wiraswasta yaitu sebesar 69,2 101
orang. 6.1.4. Distribusi proporsi bayi penderita gastroenteritis berdasarkan status gizi
yang tertinggi adalah status gizi baik yaitu sebesar 64,4 94 orang. 6.1.5. Distribusi proporsi bayi penderita gastroenteritis berdasarkan keluhan
utama yang tertinggi adalah muntah yaitu sebesar 89,0 130 orang. 6.1.6. Distribusi proporsi bayi penderita gastroenteritis berdasarkan derajat
dehidrasi yang tertinggi adalah dehidrasi ringan yaitu sebesar 64,4 94 orang.
6.1.7. Distribusi proporsi bayi penderita gastroenteritis yang mengalami komplikasi yaitu sebesar 14,4 21 orang.
Universitas Sumatera Utara