50 Menurut J Salusu Mada Sutapa, 2002: 77, penanganan konflik dapat
melalui beberapa faktor sebagai berikut: a.
Strategi bersaing, konflik berlangsung dalam suasana persaingan dengan membiarkan seseorang atau kelompok berupaya memuaskan kepentingannya
sendiri tanpa mempedulikan dampaknya pada orang lain. b.
Kolaborasi, cara penanganan untuk memuaskan dan memenuhi kepentingan semua pihak yang terlibat dalam konflik dengan kerja sama, dengan tidak ada
yang dirugikan. c.
Mengelak, sikap seseorang atau kelompok yang mengakui terdapat konflik dalam hubungan interaksinya dengan orang atau kelompok lain, tetapi yang
bersangkutan ingin menarik diri atau menekan konflik agar tidak semakin meruncing.
d. Bersikap akomodatif, demi terpeliharanya hubungan dan interaksi yang
serasi, satu pihak melakukan pengorbanan tertentu dengan menempatkan kepentingan pihak lain diatas kepentingan sendiri.
e. Kompromi, masing-masing pihak bersedia mengorbankan sesuatu atau
berbagai sesuatu dengan pihak lain dengan tidak ada yang menang dan kalah.
E. Penelitian Relevan
1. Asep Rohman 2011 dalam penelitiannya mengenai Analisis Faktor-Faktor
Penyebab Konflik Organisasi Pada Bagian Tata Usaha Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat menunjukan bahwa dimensi yang menimbulkan
teradinya konflik organisasi adalah karakteristik individu, situasi kerja, dan faktor struktur organisasi menunjukan bahwa konflik yang terjadi di bagian
Tata Usaha Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat sangat tinggi. Dimensi sruktur organisasi adalah faktor yang sangat dominan dari dua dimensi yang
penulis teliti dalam membentuk konflik organisasi di Bagian Tata Usaha Di Kantor Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat.
2. Agus Yudha 2012 dalam penelitiannya mengenai Peran Kepemimpinan
Masyarakat Desa Dalam Menyelesaikan Konflik Sosial, Studi Kasus di Desa Cibingbin, kecamatan Cibingbin, Kabupaten Kuningan menyimpulkan bahwa
51 pada umumnya konflik yang terjadi di masyarakat Desa Cibingbin
diakibatkan oleh perbedaan pendapat, pemikiran, ucapan dan perbuatan. Sikap dasar yang sulit dan tidak ingin menerima dan menghargai perbedaan
semacam itu akan mengubah berwatak seseorang jadi orang suka berkonflik. Konflik sosial tersebut dapat dicegah apabila para pemimpin masyarakat desa
serta para warga masyarakat bahu membahu memberikan sumbangan ide ataupun pemikiran yang untuk menghentikan konflik yang terjadi. Untuk
menanggulangi konflik sosial yang terjadi di Desa Cibingbin, maka dapat dilakukan menggunakan studi kasusberdasarkan dari pengalaman kasus-
kasus yang terjadi sebelumnya. 3.
Rizkia Sri Ayu 2012 dalam penelitiannya mengenai Pengaruh Konflik dan Stres Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT. Nusantara Card Semesta
Bandung menyebutkan bahwa tampak terlihat penurunan prestasi kerja karyawan bagian kurir. Hal tersebut dapat mengancam perusahaan karena
tingginya persaingan dalam industri jasa pengiriman ekspres begitu tinggi. Diketahui penyebab penurunan prestasi kerja karyawan bagian kurir PT.
Nusantara Card Semesta Bandung karena adanya konflik dan stres kerja yang terjadi. Oleh karena itu perusahaan berupaya untuk mengelola konflik dan
stres kerja yang terjadi agar tidak berdampak negatif kepada perusahaan tetapi menjadi dampak yang positif terhadap peningkatan prestasi kerja
karyawan bagian kurir. Terdapat gambaran bahwa 1 Konflik karyawan bagian kurir di PT. Nusantara Card Semesta Bandung berada pada kategori
tinggi, 2 Stres kerja karyawan bagian kurir di PT. Nusantara Card Semesta
52 Bandung berada pada kategori tinggi, 3 Prestasi kerja karyawan bagian kurir
di PT. Nusantara Card Semesta Bandung berada pada kategori tinggi, 4 Konflik berpengaruh positif terhadap prestasi kerja karyawan bagian kurir
dengan tingkat korelasi sedang dan indikator perbedaan dalam memahami tujuan organisasi dan strategi pemotivasian yang tidak tepat merupakan
indikator yang paling tinggi pengaruhnya terhadap tingkat prestasi kerja karyawan bagian kurir jika dibandingkan indikator lainnya, 5 Stres kerja
berpengaruh positif terhadap prestasi kerja karyawan bagian kurir dengan tingkat korelasi rendah dan indikator perbedaan pandangan antara karyawan
dengan pimpinan merupakan indikator yang paling tinggi pengaruhnya terhadap tingkat prestasi kerja karyawan bagian kurir jika dibandingkan
indikator lainnya, 6 Konflik dan stres kerja berpengaruh positif terhadap prestasi kerja karyawan bagian kurir dengan tingkat korelasi kuat dan
besarnya pengaruh konflik dan stres kerja terhadap prestasi kerja sebesar 55 dan sisanya 45 dipengaruhi oleh faktor lain.
F. Pertanyaan Penelitian