40 5
Gaya penyelesaian masalah, mengajak semua untuk secara bersama-sama mencari jalan keluar melalui proses penyelesaian konflik yang rasional.
6 Gaya intergarsi, masing-masing pihak yang berkonflik merasa menang karena
keinginannya terpenuhi. Semakin fleksibel organisasi, semakin mudah integrasi tercapai.
Menurut Veithzal Rivai dan Sylviana Murni 2009: 811, ada tiga metode gaya manajemen konflik yang sering digunakan, yaitu dominasi atau penekanan,
kompromi, dan pemecahan masalah integratif. Dijelaskan seperti di bawah ini: 1
Dominasi atau penekanan. Dominasi dan penekanan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu kekerasan, penenangan, penghindaran, dan aturan
mayoritas. 2
Kompromi. Manajer mencoba menyelesaikan konflik melalui pencarian jalan tengah yang dapat diterima oleh pihak yang bertikai. Bentuk-bentuk
kompromi meliputi pemisahan, perwasitan, kembali ke peraturan yang berlaku, dan penyuapan.
3 Pemecahan masalah secara integratif secara menyeluruh. Konflik antar
kelompok diubah menjadi situasi pemecahan masalah bersama melalui teknik-teknik pemecahan masalah. Di samping penekanan konflik atau
pencarian kompromi, kedua belah pihak secara terbuka mencoba menemukan penyelesaian yang dapat diterima semua pihak.
C. Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
Menurut Ngalim Purwanto 2003: 26, kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian untuk dijadikan sebagai
sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat
41 melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, serta
mereka tidak terpaksa. Menurut Wahyudi 2006: 118, kepemimpinan dapat diartikan sebagai
kemampuan seseorang
dalam menggerakkan,
mengarahkan, sekaligus
mempengaruhi pola pikir, cara kerja setiap anggota agar bersikap mandiri dalam bekerja terutama dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan percepatan
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Ivancevich dkk 2007: 194, kepemimpinan sebagai
proses mempengaruhi orang lain untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi yang relevan.
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa definisi dari kepemimpinan yaitu sifat-sifat kepribadian dan
kemampuan seseorang
dalam proses
mempengaruhi, menggerakkan,
mengarahkan, sekaligus cara kerja setiap anggota untuk dijadikan sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, serta mereka tidak terpaksa untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi.
2. Kepemimpinan Pendidikan
Menurut Marno dan Triyo Supriyatno 2008: 32, istilah kepemimpinan pendidikan mengandung dua pengertian, dimana kata “pendidikan”
menerangkan lapangan apa dan di mana kepemimpinan itu berlangsung, dan sekaligus menjelaskan pula sifat atau cirri-ciri kepemimpinan, yaitu bersifat
mendidik, membimbing, dan mengemong.
42 Menurut Nawawi Marno dan Triyo Supriyatno, 2008: 33, kepemimpinan
pendidikan adalah proses menggerakkan mempengaruhi, memberi motivasi, dan mengarahkan orang-orang di dalam organisasi atau lembaga pendidikan tertentu
untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Sedangkan Marno dan Triyo Supriyatno 2008: 33, menjelaskan bahwa
yang dimaksud dengan kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan seseorang dalam mempengaruhi, mengkoordidir, menggerakkan, memberi motivasi, dan
mengarahkan orang-orang dalam lembaga pendidikan agar pelaksanaan pendidikan dan pengajaran dapat lebih efisien dan efektif dalam pencapaian
tujuan pendidikan. Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, maka dapat
disimpulkan bahwa definisi dari kepemimpinan pendidikan yaitu proses mendidik, membimbing, menggerakkan, mempengaruhi, mengkoordidir,
memberi motivasi, dan mengarahkan orang-orang di dalam organisasi atau lembaga pendidikan agar pelaksanaan pendidikan dan pengajaran dapat lebih
efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan pendidikan yang telah dirumuskan sebelumnya.
Menurut Veithzal Rivai dan Sylviana Murni 2009: 310, seorang pemimpin pendidikan adalah orang yang mempunyai konsep yang lebih luas yang
berkaitan dengan tujuan yang bermanfaat, dan tujuan itu berpengaruh terhadap lembaga pendidikan dan masyarakat.
43
3. Teori Kepemimpinan