Strategi Pengendalian Konflik oleh Pemimpin

48

D. Strategi Pengendalian Konflik oleh Pemimpin

Di dalam organisasi ketika muncul adanya konflik, diperlukan strategi pengendalian konflik oleh pemimpin organisasi untuk mencegah terjadinya dampak yang negatif akibat terjadinya konflik di dalam organisasi tersebut. Strategi pengendalian konflik atau penerapan gaya manajemen konfik oleh pemimpin merupakan cara-cara yang harus dilakukani oleh seorang pemimpin dalam mengendalikan dan mengelolah konflik yang mencakup jenis, sumber, dampak, hingga strategi mengendalikan konflik, agar konflik tersebut tidak meluas dan memberi dampak yang negatif di dalam organisasi. Menurut Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi 2011: 286, ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin dalam kepemimpinannya untuk mengatasi atau mengendalikan konflik, yaitu dijelaskan seperti di bawah ini: a. Memberikan kesempatan kepada semua anggota kelompok untuk mengemukakan pendapatnya tentang kondisi-kondisi penting yang diinginkan, yang menurut presepsi masing-masing harus dipenuhi dengan pemanfaatan berbagai sumber daya dan dana yang tersedia. b. Meminta satu pihak menempatkan diri pada posisi orang lain, dan memberikan argumentasi kuat mengenai posisi tersebut. Kemudian posisi peran itu dibalik, pihak pihak ang tadinya mengajukan argumentasi yang mendukung suatu gagasan seolah-olah menentangnya, dan sebaliknya pihak yang tadinya menentang satu gagasan seolah-olah mendukungnya. Setelah itu masing-masing pihak diberi kesempatan untuk melihat posisi orang lain dari sudut pandang pihak lain. 49 c. Kewenangan pimpinan sebagai sumber kekuatan kelompok. Seorang manajer yang bertugas memimpin suatu kelompok. Untuk mengambil keputusan, atau memecahkan masalah secara efektif, perlu memiliki kemahiran menggunakan kekuasaan atau kewenangan yang melekat pada perannya. Menurut Wirawan 2010: 145, proses strategi konflik di dalam sebuah organisasi sebagai berikut: Gambar 1. Proses Strategi Konflik di dalam sebuah Organisasi Gambar tersebut menjelaskan bahwa analisis SWOT mengenai diri sendiri akan mencerminkan kekuatan dan kelemahan diri sendiri dalam menghadapi lawan konflik. Analisis SWOT mengenai lawan konflik akan mencerminkan peluang dan ancaman dari lawan konflik. Sedangkan tujuan terlibat konflik adalah sesuatu yang ingin dicapai saat menghadapi dan menyelesaikan konflik. Pola interaksi konflik merupakan bentuk interaksi dengan lawan konflik dalam upaya mencapai hasil konflik yang diharapkan. Analisis SWOT A mengenai lawan konfliknya B Analisis SWOT potensi diri A Tujuan terlibat konflik Kekuasaan Taktik konflik Pola interaksi konflik Keluaran konflik Gaya manajemen konflik 50 Menurut J Salusu Mada Sutapa, 2002: 77, penanganan konflik dapat melalui beberapa faktor sebagai berikut: a. Strategi bersaing, konflik berlangsung dalam suasana persaingan dengan membiarkan seseorang atau kelompok berupaya memuaskan kepentingannya sendiri tanpa mempedulikan dampaknya pada orang lain. b. Kolaborasi, cara penanganan untuk memuaskan dan memenuhi kepentingan semua pihak yang terlibat dalam konflik dengan kerja sama, dengan tidak ada yang dirugikan. c. Mengelak, sikap seseorang atau kelompok yang mengakui terdapat konflik dalam hubungan interaksinya dengan orang atau kelompok lain, tetapi yang bersangkutan ingin menarik diri atau menekan konflik agar tidak semakin meruncing. d. Bersikap akomodatif, demi terpeliharanya hubungan dan interaksi yang serasi, satu pihak melakukan pengorbanan tertentu dengan menempatkan kepentingan pihak lain diatas kepentingan sendiri. e. Kompromi, masing-masing pihak bersedia mengorbankan sesuatu atau berbagai sesuatu dengan pihak lain dengan tidak ada yang menang dan kalah.

E. Penelitian Relevan