Sumber Konflik Penanganan Konflik

31 kepentingan sendiri dan mengabaikan kepentingan yang lebih besar yaitu tujuan organisasi. b. Konflik antar kelompok, selama pertentangan konflik dilakukan secara jujur, maka solidaritas kelompok tidak akan goyah. Persaingan yang jujur akan menyebabkan individu-individu semakin padu dalam mempertahankan prestasi kelompok. Konflik dapat mendorong kelompok bekerja lebih giat, meningkatkan kinerja, dan masing-masing anggota termotivasi untuk memberikan konstribusi yang terbaik bagi kemajuan kelompok. c. Konflik rasial, sumber konflik bukan hanya perbedan kepentingan, tujuan maupun kegagalan dalam komunikasi akan tetapi perbedaan kebudayaan dan ciri-ciri fisik dapat menjadi latar belakang timbulnya konflik. Ras yang berjumlah mayoritas di suatu masyarakat cenderung ingin menguasai dan merasa mempunyai hak yang lebih luas. Sedangkan ras minoritas berusaha menuntut persamaan hak dan ingin diperlakukan adil. d. Konflik antar kelas-kelas sosial, masyarakat terdiri dari beberapa lapisan sisial yang hidup saling membutuhkan. Jenjang pendidikan dan tingkat kekayaan anggota masyarakat sangat bervariasi. Konflik terjadi manakala sub-sub sistem di masyarakat tidak menjalankan fungsi secara adil dan merata sehingga kelompok masyarakat tertentu merasa terabaikan.

3. Sumber Konflik

Dalam kesehariannya di lingkungan organisasi, konflik sering kali dapat terjadi secara alami karena adanya beberapa kondisi objektif yang dapat menimbulkan konflik. Konflik yang terjadi dalam suatu organisasi, sekecil 32 apapun yang muncul baik yang berasal dari masing-masing individu atau organisasi secara luas, harus dikenali apa yang menjadi faktor-faktor munculnya konflik dan mencari tahu tentang apa akar masalah yang menjadi penyebab konflik tersebut. Kesadaran, kepekaan, dan kecermatan dalam menemukan sebab kemudian mampu mengelolanya dan mencegahnya terjadi kembali merupakan langkah yang sangat dibutuhkan dalam suatu kepemimpinan organisasi. Menurut Wahyudi 2006: 35, beberapa sumber konflik yang dikemukakan oleh beberapa tokoh, diantaranya di jelaskan seperti dibawah ini:: a. Menurut Stoner, J. A. F., dan Freeman, R. E., Wahyudi, 2006: 35 konflik sering muncul karena kesalahan dalam mengkomunikasikan keinginan dan adanya kebutuhan dan nilai-nilai kepada orang lain. Kegagalan komunikasi sering dikarenakan proses komunikasi tidak dapat berlangsung secara baik, pesan sulit dipahami oleh karyawan karena adanya beberapa hambatan yang mencakup perbedaan pengetahuan, kebutuhan, dan nilai-nilai yang diyakini pimpinan. b. Owens, R. G. Wahyudi, 2006: 35 menyatakan bahwa aturan-aturan dan prosedur yang diberlakukan yang tertulis dan tidak tertulis dapat menyebabkan konflik jika penerapannya terlalu kaku dan keras. Setiap anggota organisasi mewarisi nilai-nilai dan karakter pribadi berdasarkan latar belakang kehidupannya, penerapan sangsi ataupun hukuman sebagai akibat dari penerapan aturan yang ketat menyebabkan individu bekerja berdasarkan ancaman bukan didasari oleh motivasi. 33 c. Menurut Harris, R. J. Wahyudi, 2006: 35, konflik organisasi disebabkan oleh adanya saling ketergantungan pekerjaan, diferensiasi horizontal yang tinggi, formalisasi yang rendah, perbedaan kriteria evaluasi dan sisetem imbalan, keanekaragaman anggota, perbedaan status dan peran, serta distorsi komunikasi. d. Arnold, H. J. Wahyudi, 2006: 35 menyatakan bahwa konflik pada umumnya disebabkan kurangnya koordinasi kerja antar kelompok dan lemahnya sistem kontrol organisasi. Permasalahan koordinasi kerja antar kelompok berkenaan dengan saling ketergantungan pekerjaan, keraguan dalam menjalankan tugas karena tidak terstruktur dalam rincian tugas, dan perbedaan orientasi tugas. Menurut Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi 2011: 283-284 sumber- sumber konflik dapat dibagi menjadi lima bagian, yaitu biososial, kepribadian dan interaksi, struktural, budaya dan ideologi, dan konvergensi. Dijelaskan seperti di bawah ini: a. Biososial, yaitu para pakar manajemen menempatkan frustasi-agresi sebagai sumber konflik. Berdasarkan pendekatan ini frustasi sering menghasilkan agresi yang mengarah pada terjadinya konflik. Frustasi juga dihasilkan dari kecenderungan ekspektasi pencapaian yang lebih cepat dari apa yang seharusnya. b. Kepribadian dan Interaksi, yaitu termasuk di dalamnya kepribadian yang arasif suka menghasut, gangguan psikologi, kemiskinan, keterampilan 34 interpersonal, kejengkelan, persaingan rivalitas, perbedaan gaya interaksi, ketidaksederajatan hubungan. c. Struktural, yaitu banyak konflik yang melekat pada struktur organisasi dan masyarakat. Kekuasaan, status dan kelas merupakan hal-hal yang berpotensi menjadi konflik, seperti tentang hak asasi manusia, gender, dan sebagainya. d. Budaya dan Ideologi, yaitu intensitas konflik dari sumber ini sering dihasilkan dari perbedaan politik, sosial, agama dan budaya. Konflik ini juga timbul di antara masyarakat karena perbedaan sistem nilai. e. Konvergensi gabungan, yaitu dalam situasi tertentu sumber-sumber konflik itu menjadi satu, sehingga menimbulkan kompleksitas konflik tu sendiri. Sedangkan Mangkunegara 2005: 24, menjelaskan beberapa hal yang meliputi sumber konflik diantaranya: a. Bersama-sama menggunakan sumber-sumber daya organisasi yang sama. b. Perbedaan dalam tujuan antara bagian-bagiankelompok-kelompok dalam organisasi. c. Saling ketergantungan pekerjaan dalam organisasi. d. Perbedaan nilai-nilai atau presepsi dimilikidianut oleh masing-masing bagian-bagian organisasi. e. Sumber-sumber lain seperti gaya perorangan, kekaburan organisasi dan masalah komunikasi.

4. Pengaruh Konflik