106 Evaluasi dampak konflik dilakukan pemimpin untuk melihat perkembangan
setelah terjadinya konflik apakah masih terdapat dampak negatif yang ditimbulkan dari konflik tersebut atau tidak. Seperti yang dikemukakan Hendyat
Soetopo 2010: 242 evaluasi konflik adalah suatu upaya untuk menentukan kualitas suatu pengendalian konflik yang telah dirumuskan. Semua konflik pada
dasarnya perlu mendapat perhatian para pemimpin dan dicarikan pemecahannya secara baik sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing. Para pemimimpin di
dinas melakukan evaluasi dampak konflik dengan cara memantau perkembangan bagaimana kinerja dan suasana kerja setelah dilakukan pendekatan, kemudian
melihat pekerjaan staf tersebut mengalami hambatan atau tidak dan bisa selesai tepat waktu atau tidak. Para pemimpin sudah menyadari pada dasarnya terjadinya
konflik antar staf di dinas P dan K Purworejo bisa dihindari jika antar staf menciptakan dan menjaga hubungan yang saling harmonis, saling pengertian
dalam memahami karakter individu masing-masing dan staf bisa selalu fokus dan paham terhadap tupoksinya masing-masing.
g. Temuan Hasil Penelitian Penanganan Konflik oleh Pemimpin di Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo
Berdasarkan analisis peneliti mengenai penanganan konflik oleh pemimpin di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo, dapat diketahui temuan
hasil penelitian yang diungkap berdasarkan wawancara dengan sumber informasi dari kepala dinas, kepala bidang, kepala sub bagian, dan kepala seksi seperti di
bawah ini:
107 1
Latar belakang pemimpin Latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja para pemimpin di dinas tidak
semuanya relevan dengan tupoksi mereka saat ini yang mana sebagai tenaga kependidikan
yang bertugas
melaksanakan administrasi,
pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan. Namun yang terpenting adalah para pemimpin di dinas mengenal dan memahami inti permasalahan di setiap
pekerjaan, bagaimana tugas pokoknya, hingga lingkungan yang mendukung. 2
Pengambilan keputusan Dalam proses pengambilan keputusan, pemimpin di dinas akan memperhatikan
beberapa hal yang perlu untuk dipertimbangkan sebelum melakukan pengambilan keputusan, hal-hal yang perlu diperhatikan tersebut adalah bagaimana substansi
kebijakan yang akan diputuskan, efektif dan efisien dari suatu keputusan, keputusan tersebut harus menyelesaikan permasalahan, lalu tujuan dan manfaat
dari keputusan yang dibuat hingga menentukan apakah harus berkoordinasi dengan atasan maupun bawahan dalam pengambilan keputusan tersebut.
3 Menggerakkan bawahan
Dalam pemberian arahan dan tugas, pemimpin di dinas melakukannya dengan barbagai cara yaitu yang pertama dengan surat tugas disposisi yang ditujukan
kepada staf, yang kedua adalah dengan selalu berkoordinasi dengan bawahan bagaimana pekerjaannya selama ini apakah menemui kendala atau tidak, lalu bisa
dengan ke lapangan untuk memantau dan mengarahkan langsung.
108 Kendala para pemimpin dalam menggerakkan bawahan lebih cenderung kepada
kompetensi yang dimiliki masing-masing staf yang berbeda-beda tidak semua staf mampu belajar, bekerja sesuai dengan konsep, rencana, dan program untuk
tercapainya tujuan organisasi. Cara memotivasi staf yang dilakukan para pemimpin di dinas adalah dengan
memperhatikan bagaimana karakter masing-masing staf, sehingga akan mengetahui bagaimana cara yang tepat untuk memotivasi staf tersebut dan
pentingnya memperhatikan kesejahteraan staf juga menjadi prioritas pemimpin dalam memotivasi staf untuk selalu meningkatkan kinerjanya.
4 Persepsi konflik
Konflik yang pernah terjadi di beberapa seksi dinas sering kali terjadi karena perbedaan perilaku antar individu yang satu sama lain kurang bisa saling
memahami dan menerima karakter dari masing-masing individu. Para pemimpin menyadari bahwa konflik tidak selalu merupakan hal yang negatif jika dapat
dikendalikan sebagaimana mestinya. Para pemimpin di dinas menjadikan koflik sebagai alat untuk dapat meningkatkan kinerja staf, saling berkompetisi untuk
menjadi lebih baik, dan memberikan suasana baru dalam lingkungan kerja staf untuk menghindari kejenuhan.
5 Pendekatan dan solusi terhadap konflik
Para pemimpin di dinas mencoba melakukan pendekatan kepada staf yang terlibat konflik dengan memanggil staf menghadap pimpinan di ruang kerja atau
mengajak staf makan siang bersama untuk dapat ngobrol dan sharing kepada staf terkait bagaimana permasalahan konflik yang sedang terjadi.
109 Hal-hal yang menjadi pertimbangan para pemimpin di dinas ketika akan
menetapkan bagaimana tindakan yang tepat dalam memberikan solusi konflik yang terjadi adalah bagaimana tingkat permasalahan penyebab konflik, karakter
masing-masing staf yang terlibat konflik dan melihat perlu atau tidaknya untuk ikut masuk ke dalam konflik tersebut.
Cara yang dilakukan para pemimpin di dinas dalam memberikan solusi penanganan konflik yang biasa disebut dengan gaya manajemen konflik oleh para
pemimpin di dinas adalah dengan cara berbicara kepada masing-masing staf yang terlibat konflik tentang bagaimana hal-hal yang diinginkan satu sama lain, lalu
menjadi penengah dalam membicarakan permasalahan yang terjadi, kemudian memberikan beberapa alternatif solusi untuk meredakan konflik untuk ditawarkan
dan disetujui oleh masing-masing staf yang terlibat konflik. 6
Evaluasi konflik Para pemimimpin di dinas melakukan evaluasi dampak konflik dengan cara
memantau perkembangan bagaimana kinerja dan suasana kerja setelah dilakukan pendekatan, kemudian melihat pekerjaan staf tersebut mengalami hambatan atau
tidak dan bisa selesai tepat waktu atau tidak.
110
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN