Organisasi Lembaga Pendidikan Hakikat Organisasi

14 Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa definisi dari organisasi yaitu suatu sistem mengenai usaha- usaha kerja sama yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaannya tujuan organisasi dapat tercapai melalui pembagian tugas sesuai dengan tanggung jawab. Pembagian pekerjaan atau tugas tersebut sesuai dengan hierarki atau struktur yang ada. Gibson, Invancevich, dan Donnely Wursanto, 2003: 107 memberikan petunjuk bahwa struktur organisasi adalah hasil dari proses yang ditempuh oleh para manajer untuk memecahkan empat bagian persoalan yang terdiri dari pembagian pekerjaan devision of labour, departementalisasi departementalization, rentangan kendali spon of control, dan delegasi delegazion. Definisi lain yang cukup sederhana dikemukakan oleh Dalton E Macfarlang Wursanto, 2003: 108, yang mengatakan bahwa “Organization structur we mean the pattern a network of relationship between the various positions and the positions holders ”. Artinya kurang lebih, “Strukrur organisasi kami artikan sebagai suatu pola jaringan hubungan antara berbagai macam jabatan dan para pemegang jabatan”.

2. Organisasi Lembaga Pendidikan

Menurut Wursanto 2003: 11, yang dimaksud dengan institusi atau lembaga adalah suatu kelompok yang menampung aspirasi masyarakat, baik yang mempunyai aturan secara tertulis maupun tidak tertulis, tumbuh dalam 15 masyarakat serta bertujuan untuk mencapai tujuan bersama. Institusi tersebut dapat dibentuk oleh pemerintah maupun oleh swasta. Organisasi Lembaga Pendidikan secara formal dapat berbentuk sekolah dan kantor yang berkecimpung dalam pendidikan. Selain itu, lembaga pendidikan juga dapat seperti kursus privat, kursus resmi, dan lain-lain yang mempunyai ciri adanya kegiatan belajar mengajar. Sementara itu Winardi 2006: 77 berpendapat bahwa organisasi formal pada dasarnya merupakan sebuah entitas yang berorientasi pada tujuan, yang dibentuk guna mengakomodasi upaya-upaya para individu-individu dan kelompok-kelompok di dalamnya. Sedangkan Wursanto 2003: 28 mendefinisikan organisasi formal ialah organisasi yang mempunyai struktur. Organisasi formal ini dapat bergerak dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, sosial maupun dalam bidang pendidikan. Untuk pengertian organisasi, A. Nurhadi Suharsimi Arikunto Lia Yuliana, 2008: 23 membedakan adanya dua organisasi yaitu organisasi makro dan organisasi mikro. Organisasi makro adalah organisasi pendidikan dilihat dari organisasi pendidikan secara luas. Organisasi mikro adalah organisasi dilihat dari dengan titik tolak pada unit-unit yang ada pada suatu sekolah atau lembaga pendidikan penyelenggara langsung proses belajar mengajar. Berdasarkan uraian yang dipaparkan diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa organisasi lembaga pendidikan yaitu suatu sistem mengenai usaha-usaha kerja sama yang dilakukan lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan memberi struktur atau susunan yakni dalam penyusunan 16 atau penempatan orang-orang dalam suatu kelompok kerja sama dengan maksud menempatkan hubungan antara orang-orang dalam kewajiban-kewajiban, hak dan tanggung jawab. Kegiatan organisasi lembaga pendidikan dapat berlangsung baik secara formal maupun secara informal. Pada lembaga yang berkecimpung dalam pendidikan yakni Dinas Pendidikan kegiatan secara formal berlangsung berdasarkan susunan hierarki atau struktur organisasi yang ada, dan kegiatan secara informal berlangsung tanpa berdasarkan hierarki yang ada, akan tetapi terbentuk secara mandiri. Menurut Mada Sutapa 2002: 155, berkenaan dengan pengelolaan pendidikan, dikeluarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor 044 tahun 2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Dewan Pendidikan sebagai badan yang mewadahi seluruh aspirasi, peran serta masyarakat dalam rangka ikut meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di kabupaten dan kota. Dewan Pendidikan berperan sebagai: a. Pemberi pertimbangan advisor agency dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan. b. Pendukung supporting agency baik berwujud financial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan. c. Pengontrol controlling agency dalam rangka transparasi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan. d. Mediator antara pemerintah eksekutif dan DPRD dengan masyarakat. 17 Menurut Mukhtar dan Iskandar 2009: 27 menjelaskan bahwa sistem administrasi pendidikan ini khususnya pada pemerintah yang diperankan oleh Departemen Pendidikan Nasional, pemerintah provinsi yang diperankan oleh Dinas Pendidikan Provinsi, pemerintah kabupatenkota yang diperankan oleh Dinas Pendidikan KabupatenKota, serta satuan pendidikan pada semua jenis dan jenjang yang menyelenggarakan program pembelajaran. Pemerintah daerah kabupatenkota mempunyai kewenangan yang cukup memadai dalam penyelenggaraan pendidikan di daerahnya masing-masing, khususnya menyediakan tenaga kependidikan, anggaran, dan bahan-bahan yang diperlukan sekolah. Hal ini ditegaskan pada UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 50 ayat 5 menyatakan Pemerintah KabupatenKota mengelola pedidikan dasar dan pendidikan menengah, serta satuan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo berkedudukan sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah dan Lembaga. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan Pemerintah Daerah bidang pendidikan dan kebudayaan, pemuda dan olah raga sesuai dengan kewenangan daerah, yang meliputi pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menegah serta pendidikan non formal, pembinaan pemuda, olah raga dan kebudayaan. 18 Menurut Mukhtar dan Iskandar 2009: 29 dalam melaksanakan tugas pokok Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a. Perumusan kebijakan teknis bidang pendidikan, pemuda, olah raga dan kebudayaan yang meliputi pendidikan dasar, pendidikan menengah, serta pendidikan non formal serta kebudayaan. b. Penyusunan perencanaan teknis dan program kerja bidang pendidikan, pemuda, olah raga dan kebudayaan yang meliputi pendidikan dasar, pendidikan menengah, serta pendidikan non formal, pembinaan, pemuda, olah raga serta kebudayaan. c. Pembinaan dan pengendalian teknis bidang pendidikan, pemuda, olah raga dan kebudayaan yang meliputi pendidikan dasar, pendidikan menengah, serta pendidikan non formal, pembinaan pemuda, olah raga serta kebudayaan. d. Penyelenggaraan perijinan dan pelayanan umum bidang pendidikan, pemuda, olah raga dan kebudayaan yang meliputi pendidikan dasar, pendidikan menengah, serta pendidikan non formal, pembinaan pemuda, olah raga serta kebudayaan. e. Koordinasi pelaksanaan kegiatan dan kerjasama teknis dengan pihak lain yang berhubungan dengan bidang pendidikan, pemuda, olah raga dan kebudayaan yang meliputi pendidikan dasar, pendidikan menengah, serta pendidikan non formal, pembinaan pemuda, olah raga serta kebudayaan. f. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis UPT dalam lingkup pendidikan, pemuda, olah raga serta kebudayaan. 19 g. Penyelenggaraan monitoring, evaluasi, dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas-tugas bidang pendidikan, pemuda, olah raga dan kebudayaan yang meliputi pendidikan dasar, pendidikan menengah, serta pendidikan non formal, pembinaan pemuda, olah raga serta kebudayaan. h. Pengelolaan sarana dan prasarana olah raga milik Pemerintah Daerah. i. Pengelolaan sekretariat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

3. Pengertian Perilaku Organisasi