104 kemudian memberikan beberapa alternatif solusi untuk meredakan konflik untuk
ditawarkan dan disetujui oleh masing-masing staf yang terlibat konflik. Hal diatas merupakan karakteristik gaya manajemen konflik yang dilakukan
oleh para pemimpin dinas. Gaya manajemen konflik yang demikian sesuai dengan yang dikemukakan Kenneth W. Thomas dan Ralp H. Kilman Wirawan, 2010:
140 gaya manajemen konflik tengah atau menengah, yang mana tingkat keasertifan dan kerjasama sedang. Dengan menggunakan strategi memberi dan
mengambil take and give, kedua belah pihak yang terlibat konflik mencari alternatif titik tengah yang memuaskan sebagian keinginan mereka. Hal yang
sama dikemukakan J Salusu Mada Sutapa, 2002: 78 dalam gaya penyelesaian masalah, yaitu mengajak semua untuk secara bersama-sama mencari jalan keluar
melalui proses penyelesaian konflik yang rasional.
f. Evaluasi Konflik
Setelah memberikan solusi penanganan konflik para pemimpin di dinas akan melakukan evaluasi dampak konflik, yang mana hal tersebut dimaksudkan untuk
memantau setelah dilakukannya penanganan konflik tersebut itu tadi, apakah konflik itu masih berlanjut dan mempengaruhi kinerja staf dalam melaksanakan
pekerjaannya atau tidak. Menurut wawancara dengan Kepala Seksi Dikmas dan Kursus Kelembagaan pada tanggal 17 Juli 2013,
”Untuk mengevaluasi ya kita lihat perkembangannya seperti apa, bagaimana kinerja dan suasana kerja setelah dilakukan pendekatan tadi
”.
105 Menurut wawancara dengan Kepala Seksi Sarpras Dikmen pada tanggal 20
Juli 2013, ”Dalam mengevaluasi kita perhatikan apakah pekerjaan staf tersebut
terhambat atau tidak, bisa selesai tepat waktu atau tidak, dan sesuai dengan rencana atau tidak seperti itu”.
Hal yang sama diungkapkan Kepala Seksi TKNK Didas dalam wawancara pada tanggal 23 Juli 2013,
”Ya melihat hasil pekerjaannya sudah benar apa belum. Kalau sudah benar dan baik kan berarti konflik sudah tidak ada masalah lagi”.
Konflik antar staf yang pernah terjadi di dinas, dijadikan pengalaman bagi para pemimpin dan staf untuk dapat mencegah terjadinya konflik terjadi kembali.
Menurut wawancara dengan Kepala Dinas pada tanggal 25 Juli 2013, “Untuk mencegah konflik kita coba selalu untuk dapat menciptakan
keharmonisan, menguatkan ajaran agama, norma, hukum, dan juga memperhatikan kesejahteraan para staf.”
Hal yang sama diungkapkan Kepala Seksi Kurikulum Didas dalam wawancara pada tanggal 20 Juli 2013,
“Untuk mencegah terjadinya konflik, sebisa mungkin kita harus menciptakan suasana kerja yang kondusif, menanamkan hubungan kekeluargaan, lalu
membiasakan untuk saling memperkenalkan keluarga agar antar staf bisa
lebih saling arab satu sama lain.” Menurut wawancara dengan Kepala Seksi Binmudora pada tanggal 20 Juli
2013, “Ya mencegah terjadinya konflik itu bisa dengan menjelaskan tupoksinya
masing-masing, itu dalah tugas dan tanggung jawabnya, jadi ya harus semaksimal mungkin dikerjakan dengan baik. Jadi saya minta untuk selalu
fokus dengan pekerjaannya.”
106 Evaluasi dampak konflik dilakukan pemimpin untuk melihat perkembangan
setelah terjadinya konflik apakah masih terdapat dampak negatif yang ditimbulkan dari konflik tersebut atau tidak. Seperti yang dikemukakan Hendyat
Soetopo 2010: 242 evaluasi konflik adalah suatu upaya untuk menentukan kualitas suatu pengendalian konflik yang telah dirumuskan. Semua konflik pada
dasarnya perlu mendapat perhatian para pemimpin dan dicarikan pemecahannya secara baik sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing. Para pemimimpin di
dinas melakukan evaluasi dampak konflik dengan cara memantau perkembangan bagaimana kinerja dan suasana kerja setelah dilakukan pendekatan, kemudian
melihat pekerjaan staf tersebut mengalami hambatan atau tidak dan bisa selesai tepat waktu atau tidak. Para pemimpin sudah menyadari pada dasarnya terjadinya
konflik antar staf di dinas P dan K Purworejo bisa dihindari jika antar staf menciptakan dan menjaga hubungan yang saling harmonis, saling pengertian
dalam memahami karakter individu masing-masing dan staf bisa selalu fokus dan paham terhadap tupoksinya masing-masing.
g. Temuan Hasil Penelitian Penanganan Konflik oleh Pemimpin di Dinas