43 ke Guru madya Golongan IVcharus memenuhi sub unsur pengembangan diri 4
poin dan publikasi ilmiahkarya inovatif 12 poin, serta yang terakhir dari Guru Madya Golongan IVc naik jabatan ke Guru Utama Golongan IVd harus
memenuhi sub unsur pengembangan diri 5 poin dan publikasi ilmiahkarya inovatif 14 poin
D. Sertifikasi Guru
1. Pengertian Sertifikasi
Program sertifikasi yang direncanakan pemerintah sejak beberapa tahun yang lalu melalui landasan yuridis UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan dikaji lebih rinci pada UU RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen. Berikut ini dikutipkan dari Masnur Muslich 2007:2
beberapa pasal yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen sebagai berikut:
a. Pasal 1 butir 11: Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada
guru dan dosen. b.
Pasal 1 butir 12: Sertifikat pendidik bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional.
c. Pasal 16: Guru yang memiliki sertifikat pendidik memperoleh tunjangan
profesi sebesar satu kali gaji, guru negeri maupun swasta dibayar pemerintah. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen, dikemukakan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Menurut Mulyasa 2007:33, sertifikat
pendidik adalah bukti formal sebagai tenaga professional, sedangkan sertifikasi
44 guru adalah suatu proses pemberian pengakuan bahwa seorang telah memiliki
kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga
sertifikasi. Jadi sertifikasi guru adalah proses uji kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan kompetensi
yang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian
sertifikat pendidik. Menurut Syaiful Sagala 2009: 30 guru wajib mengikuti sertifikasi, karena
dengan sertifikasi seorang guru akan meningkatkan kemampuan dan keterlibatannya dalam melaksanakan tugas sebagai guru. Undang-Undang Tahun
2005 Nomor 14 Guru dan Dosen menyatakan bahwa sertifikasi merupakan bagian dari peningkatan dari mutu guru dan peningkatan kesejahteraannya. Masnur
Muslich 2007:7 mengatakan bahwa dengan sertifikasi diharapkan guru menjadi pendidik profesional, yaitu berkompetensi sebagai agen pembelajaran yang
dibuktikandengan pemilikan sertifikat pendidikan setelah dinyatakan lulus uji kompetensi. Oleh karena itu, lewat sertifikasi ini diharapkan guru menjadi
pendidikan yang profesional, yaitu yang berpendidikan minimal S-1 atau D-4 dan berkompetensi sebagai agen pembelajaran yang dibuktikan dengan sertifikat
pendidik setelah dinyatakan lulus uji kompetensi. Atas profesinya itu, guru berhak mendapatkan imbalan reward berupa tunjangan profesi dari pemerintah sebesar
satu kali gaji pokok. Dari uraian sertifikasi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sertifikasi
adalah dalam proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah
45 memenuhi persyaratan tertentu, yaitu memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sehat jasmanai dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Peningkatan mutu guru lewat program sertifikasi ini sebagai
upaya peningkatan mutu pendidikan. Rasionalnya adalah apabila kompetensi guru bagus yang diikuti dengan penghasilan bagus, diharapkan kinerjanya juga bagus.
Apabila kinerjanya bagus maka KBM-nya juga bagus. KBM yang bagus diharapkan dapat membuahkan pendidikan yang bermutu. Pemikiran itulah yang
mendasari bahwa guru perlu disertifikasi.
2.
Penyelenggara Sertifikasi Guru
Menurut Martinis Yamin 2006:3 lembaga penyelenggara sertifikasi telah diatur oleh UU Nomor 14 Tahun 2005, Pasal 11 Ayat 2 yaitu perguruan tinggi
yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah. Maksudnya, penyelenggaraan dilakukan oleh
perguruan tinggi yang memiliki fakultas keguruan, seperti FKIP dan Fakultas Tarbiyah UIN, IAIN, STAIN, atau STAIS yang telah terakreditasi oleh Badan
Akredittasi Nasional Republik Indonesia dan ditetapkan oleh pemerintah. Pelaksaan sertifikasi diatur oleh penyelenggara, yaitu kerja sama antara
Dinas Pendidikan Nasional Daerah atau Departemen Agama Provinsi dengan Perguruan Tinggi yang ditunjuk. Kemudian pendanaan sertifikasi ditanggung oleh
pemerintah dan pemerintah daerah sebagaimana yang terdapat dalam UU 14 Tahun 2005 Pasal 13 Ayat 1 yaitu pemerintah dan pemerintah daerah wajib
menyediakan anggaran untuk peningkatan kualifikasi akademik dan sertifikasi
46 pendidik bagi guru dalam jabatan yang diangkat oleh satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan sertifikasi
dilakukan oleh perguruan tinggi yang memiliki fakultas keguruanyang telah terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Republik Indonesia dan ditetapkan
oleh pemerintah dengan pendanaan sertifikasi ditanggung oleh pemerintah dan pemerintah daerah.
3.
Sumber Hukum yang Mengatur Tentang Sertifikasi
Beberapa kebijakan dan undang-undang yang mengatur tentang adanya sertifikasi pendidik diantaranya sebagai berikut:
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen Landasan dan dasar hukum utama pelaksanaan sertifikasi guru adalah
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen UUGD yang disahkan tanggal 30 Desember 2005. Secara yuridis pelaksanaan sertifikasi guru
dalam UUGD tercantum dalam beberapa pasal yang ada di dalamnya. Di dalam Pasal 1 Ayat 11 UUGD menjelaskan bahwa sertifikasi merupakan pemberian
sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Kemudian Pasal 1 Ayat 2 mempertegas bahwa sertifikasi adalah bukti formal sebagai pengakuan yang
diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional. Dalam Pasal 1 Ayat 12 mengandung makna bahwa pengakuan profesionalitas guru secara yuridis
ditunjukkan dengan kepemilikan sertifikat pendidik yang ditempuh melalui beberapa uji kompetensi yang dilaksanakan oleh lembaga berwenang yang
47 langsung menangani pelaksanaan sertifikasi. Implikasi dari pasal ini berkaitan
dengan profesional atau tidak profesionalitasnya seorang guru diukur dari kepemilikan sertifikat pendidik. Lebih lanjut pasal yang mempertegas adalah
Pasal 11 Ayat 1 yang berbunyi sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 8. Pasal 11
Ayat 2 disebutkan bahwa sertifikasi diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan kependidikan yang terakreditasi dan
ditetapkan oleh pemerintah. Dalam Pasal 13 ayat 2, pemerintah dan pemerintah daerah wajib menyediakan anggran untuk meningkatkan kualifikasi dan
sertifikasi pendidik bagi guru dalam jabatan yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat. b.
Peraturan Pemeritah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Landasan dan dasar hukum pelaksanaan sertifikasi tentang guru dalam
jabatan adalah Peraturan Pemeritah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008. Landasan yuridis pelaksanaan sertifikasi guru dalam PP Nomor 74 Tahun 2008
tercantum dalam beberapa pasal yang ada di dalamnya. Di dalam Pasal 2 disebutkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Di dalam Pasal 4 Ayat 1 disebutkan
bahwa sertifikat pendidik bagi guru diperoleh melalui program pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat, dan ditetapkan oleh
pemerintah. Pasal 4 ayat 2 program pendidikan profesi sebagaimana
48 dimaksudkan dalam Ayat 1 hanya diikuti oleh peserta didik yang telah memiliki
kualifikasi S-1 atau D-IV sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. c.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan.
Landasan dan dasar hukum pelaksanaan sertifikasi tentang guru dalam jabatan adalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
11 Tahun 2011. Landasan yuridis pelaksanaan sertifikasi guru dalam Peraturan Menteri Nomor 11 Tahun 2011 tercantum dalam beberapa pasal yang ada
didalamnya. Pasal 1 Ayat 1 sertifikasi bagi guru dalam jabatan. Selanjutnya yang disebut dengan sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik
kepada guru yang bertugas sebagai guru kelas, guru mata pelajaran, guru bimbingan konseling, dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan
pendidikan. Pasal 2 Ayat 1 sertifikasi dilaksanakan melalui penilaian portofolio, pendidikan dan latian profesi guru, pemberian sertifikat secara langsung atau
melalui pendidikan profesi guru. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sumber hukum yang mengatur
tentang sertifikasi adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Peraturan Pemeritah Republik Indonesia Nomor 74
Tahun 2008 tentang Guru, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan.
B. Manfaat Uji Sertifikasi Guru