faktor seperti tingkat kesulitan wacana, isi wacana, panjang pendek wacana, dan jenis wacana. Faktor-faktor tersebut yang biasanya dikeluhkan oleh siswa.
Pemerolehan informasi dalam suatu wacana dapat dimodifikasi penyampaiannya. Nurgiyantoro 2010: 381 menyampaikan bahwa tes kemampuan
pemahaman wacana dapat juga berupa kemampuan membedakan informasi dalam wacana yang berupa fakta dan pendapat, atau membedakan apakah informasi
peraturan itu berupa laporan, penyimpulan, atau penilaian. Variasi tersebut dapat membuat siswa berpikir lebih dari informasi yang ada karena siswa dapat
mengeksplorasi informasi tersebut.
3. Pembelajaran Membaca Pemahaman di Sekolah
Membaca merupakan proses dalam memperoleh informasi dan pemahaman. Adler Doren 2010: 7 mengungkapkan bahwa dalam tujuan
membaca yaitu untuk memperoleh informasi dan pemahaman. Membaca membutuhkan konsentrasi, penguasaan kosakata, dan kemampuan untuk
memahami informasi teks bacaan. Hal tersebut termasuk dalam hakikat membaca pemahaman. Membaca pemahaman mengajarkan siswa untuk memahami
informasi yang ada di dalam teks bacaan.
Membaca pemahaman merupakan bagian dari mata pelajaran Bahasa Indonesia. Tujuan dari pembelajaran membaca pemahaman yaitu untuk membuat
siswa mengerti dan memahami teks bacaan. Siswa dapat menyerap intisari dari teks bacaan sehingga siswa dapat mengemukakan kembali informasi yang didapat
dari hasil membacanya. Nurgiyantoro 2010: 369 mengungkapkan tujuan
pembelajaran membaca di sekolah juga bermacam-macam yang secara ringkas
dapat dikatakan sejalan dengan jenis membaca yang dibelajarkan.
Kegiatan pembelajaran membaca pemahaman pada siswa Sekolah Menengah Atas SMA terbagi dalam dua kompetensi dasar KD. KD tersebut
terdapat dalam semester ganjil dan semester genap. Pada pembelajaran semester genap kali ini, KD yang digunakan sesuai dengan kurikulum KTSP adalah sebagai
berikut. Tabel 1: SK dan KD Membaca Semester Genap SMA
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
11. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca cepat dan
membaca intensif. 11.2
Membedakan fakta
dan opini pada editorial dengan
membaca intensif.
Pembelajaran membaca di sekolah yang terfokus pada menjawab soal- soal, mengurangi minat siswa dalam pembelajaran ini. Pembelajaran menjadi
bosan dan membuat siswa mengantuk. Oleh karena itu, perlu adanya penerapan
strategi untuk dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran membaca. 4.
Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran dirancang agar pembelajaran berjalan lebih efektif dan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Suryaman 2010: 58 mengungkapkan
bahwa strategi adalah cara penggunaan seluruh kemampuan diri dan di luar dirinya untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Strategi dalam
pembelajaran diperlukan agar hasil belajar siswa diperoleh secara optimal. Strategi juga disebut dengan metode. Metode-metode yang digunakan
dalam pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan agar siswa aktif dan
terlibat secara langsung dalam materi. Oleh karena itu, banyak metode yang diciptakan dan diterapkan dalam pembelajaran. Hal tersebut dilakukan untuk
membantu siswa memahami materi pembelajaran dan membantu guru untuk mengajarkan materi dalam penyampaian yang bervasiasi.
Ada penggolongan metode-metode menurut kemampuan membaca itu sendiri. Beberapa metode diciptakan untuk kegiatan sebelum membaca, ketika
membaca, dan setelah membaca. Berikut ini merupakan metode yang digunakan untuk kegiatan selama membaca dan kegiatan setelah membaca.
a.
Strategi Reading Response Group
Strategi ini digunakan untuk menciptakan kelas yang aktif dan produktif. Strategi
Reading Response Group memberikan siswa kemudahan dalam berpikir karena kegiatan membaca dilakukan secara berkelompok. Siswa dapat bertanya
satu sama lain dan membuat ide baru dari kegiatan membaca bersama Rudell,
2005: 259. Berikut merupakan langkah yang tepat untuk Reading Response