1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah meliputi empat keterampilan, yaitu keterampilan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Keempat
keterampilan tersebut diajarkan secara intensif kepada siswa. Pembelajaran yang tidak inovatif akan membuat siswa bosan dan tidak memiliki motivasi dalam
belajar. Salah satu keterampilan yang termasuk dalam kriteria tersebut adalah keterampilan membaca. Pada pembelajaran membaca, siswa memerlukan
motivasi yang tinggi agar konsentrasinya terjaga dan mampu memperoleh informasi yang ada dalam teks bacaan.
Membaca merupakan aktivitas yang mengajak otak untuk mengingat dan menerjermahkan tulisan menjadi makna-makna yang dapat diterima otak. Hakikat
membaca adalah memperoleh makna yang tepat Zuchdi, 2008: 19. Membaca memerlukan konsentrasi yang lebih untuk memperoleh makna yang tepat.
Menurut hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 11 Yogyakarta pada tanggal 14 September 2013, kebanyakan siswa tidak berusaha
mengungkap makna dalam teks. Siswa terfokus pada pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Hal tersebut membuat siswa ingin mengakhiri kegiatan
membaca dengan cepat dan menjawab pertanyaan dengan benar.
Metode pembelajaran yang tidak bervariasi turut mempengaruhi konsentrasi siswa. Metode tradisional yang diterapkan guru membuat siswa
menganggap remeh kegiatan membaca. Siswa lebih mementingkan untuk menjawab pertanyaan daripada memperoleh informasi yang terdapat dalam teks
bacaan. Artinya, siswa tidak berusaha memahami teks. Siswa hanya membutuhkan jawaban dari soal-soal yang diberikan oleh guru.
Pembelajaran membaca di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 11 Yogyakarta belum mencapai tahap mengungkapkan kembali informasi yang didapat. Siswa
hanya dituntut untuk menjawab pertanyaan. Hal tersebut yang membuat minat siswa berkurang dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu, kurang
bervariasinya metode dalam pembelajaran juga turut mempengaruhi minat siswa. Berdasarkan informasi yang didapat melalui wawancara peneliti dengan
siswa pada tanggal 14 September 2013, kegiatan pembelajaran membaca hanya dilalui dengan kegiatan membaca saja. Guru tidak memberikan metode khusus
untuk dapat memahami bacaaan dan menyerap informasi yang ada dalam teks bacaan. Siswa pun tidak mendapat perlakuan khusus untuk dapat meningkatkan
kemampuan membacanya. Menurut beberapa siswa, pelajaran membaca merupakan pelajaran yang membosankan dan membuat mengantuk. Hal tersebut
menunjukkan minat siswa yang kurang terhadap kegiatan membaca. Guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI, Bapak Supardi
mengungkapkan bahwa perhatian siswa terhadap kegiatan membaca kurang. Informasi tersebut peneliti dapat dari hasil wawancara dengan guru pada tanggal 3
September 2013. Siswa seperti tidak memiliki motivasi ketika diberi materi
tentang membaca. Salah satu keluhan siswa yaitu teks bacaan yang terlalu panjang. Siswa juga tidak suka dengan teks bacaan yang pada akhirnya hanya
akan mencari ide pokok. Pembelajaran membaca pada kelas XI IPA 2 SMA Negeri 11 Yogyakarta
dapat dikatakan tidak efektif dan tidak kondusif. Guru mengungkapkan bahwa tidak ada strategi khusus yang digunakan untuk meningkatkan kemampauan
membaca. Siswa hanya membaca dan menjawab soal. Hal tersebut membuat kemampuan membaca siswa menjadi stagnan atau tidak memiliki peningkatan.
Jika dilihat dari statistik nilai siswa, kelas XI IPA 2 memiliki rangking yang jauh dari kelas-kelas yang lain. Rangking tertinggi dari kelas XI IPA 1 hingga XI IPA
6, kelas XI IPA 2 tercatat meraih rangking 8 paralel pada akhir semester ganjil tahun ajaran 20132014. Hal tersebut membuat peneliti ingin meningkatkan
kemampuan siswa terutama dalam hal membaca pemahaman pada pembelajaran Bahasa Indonesia.
Kegiatan membaca bertujuan untuk memperoleh informasi. Pemahaman dalam membaca sangat dibutuhkan agar siswa dapat memperoleh informasi
dengan benar. Pemahaman tidak sebatas membaca dan dapat menjawab soal-soal dengan benar. Siswa memerlukan metode untuk mengungkapkan informasi yang
didapat dari hasil pemahamannnya. Salah satu metode yang dapat diterapkan untuk menjawab hal tersebut adalah metode REAP. Rudell 2005: 261
mengungkapkan bahwa proses tersebut yaitu proses membaca read, menuliskan
kata kunci encode, menuliskan kembali informasi dengan catatan kecil
annotate, dan mengungkapkan informasi yang didapat ponder.
Melalui penjelasan metode REAP pada paragraf sebelumnya, metode ini dapat digunakan dalam pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan membaca
pemahaman. Target pemahaman siswa tidak hanya sebatas memahami dan menjawab pertanyaan, namun juga menuliskan kata kunci dan mengungkapkan
informasi yang didapat. Metode ini menuntut siswa untuk aktif. Siswa dapat bersosialisasi dengan siswa yang lain untuk saling mengungkapkan informasi
yang didapat dari hasil membaca. Berdasarkan informasi-informasi pada paragraf sebelumnya, keterampilan
membaca pemahaman siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 11 Yogyakarta masih rendah. Pembelajaran membaca diisi dengan kegiatan membaca dan menjawab
pertanyaan. Metode REAP disiapkan untuk membuat siswa lebih inovatif dalam membaca. Siswa memerlukan proses-proses memahami bacaan untuk
mendapatkan informasi yang tepat dari teks yang dibaca. Kurangnya minat siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, turut mempengaruhi keterampilan siswa.
Oleh karena itu, metode REAP diharapkan dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa.
B. Identifikasi Masalah