pemahaman. Evaluasi yang dilakukan kepada siswa berupa soal tes membaca pemahaman dapat diolah dengan baik oleh siswa sehingga skor yang diperoleh
siswa semakin meningkat dari siklus I dan siklus II.
B. Pembahasan
1. Penggunaan Strategi REAP dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman
REAP merupakan strategi yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca. Strategi ini berfokus pada perlakuan setelah kegiatan
membaca. Ada empat tahap dalam strategi ini yaitu read, encode, annotate, dan
ponder. Tahap encode, annotate, dan ponder merupakan tahap yang difokuskan pada kegiatan setelah membaca. Siswa diarahkan untuk aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Penelitian yang relevan adalah penelitian yang berjudul
Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif SPIKPU untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Muhammadiyah 1 Bantul Jannah, 2012. Hasil dari penelitian ini adalah peningkatan kemampuan membaca
pemahaman ditunjukkan dengan peningkatan skor lima kategori kemampuan membaca yang meliputi kemampuan literal, kemampuan mereorganisasi,
kemampuan inferensial, kemampuan evaluasi, dan kemampuan apresiasi. Berdasarkan lima kategori kemampuan membaca tersebut didapatkan skor
kemampuan pemahaman membaca. Skor rerata pada pratindakan sebesar 58,89. Skor rerata meningkat sebesar 11,26 pada siklus I menjadi 70,15. Skor rerata
setelah dikenai tindakan pada siklus II meningkat menjadi 83,68 atau meningkat sebesar 13,53.
Penelitian sebelumnya yang menggunakan implementasi strategi REAP adalah penelitian dari Cathlin 2013
yang berjudul “Keefektifan Strategi REAP Reading, Encoding, Annotating, Pondering Dalam Pembelajaran Membaca
Pemahaman Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kalasan”. Penelitian tersebut merupakan penelitian eksperimen. Kelompok eksperimen mengalami enam kali
perlakukan strategi REAP. Hasilnya, kelompok eksperimen mengalami peningkatan 2,15 pada kemampuan membaca, sedangkan pada kelompok kontrol
peningkatannya sebesar 1,85. Hal tersebut membuktikan bahwa strategi REAP dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa.
Perbandingan dengan penelitian yang ada sebelumnya dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan implementasi strategi REAP dalam meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman. Pada penelitian ini, peningkatan ditunjukkan siswa baik dari segi proses maupun produk. Keberhasilan produk ditunjukkan
melalui keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran. Siswa antusias dalam mendiskusikan pokok informasi dari teks bacaan. Suasana kelas menjadi hidup
dan mengurangi rasa kantuk yang biasanya melanda pembelajaran membaca. Guru kolaborator juga menunjukkan sikap positif terhadap strategi ini.
Pada saat peneliti menjelaskan mengenai tahap-tahap yang ada dalam strategi REAP, guru membenarkan bahwa strategi tersebut tepat untuk diterapkan kepada
siswa. Guru juga dapat menghidupkan suasana kelas dengan diskusi menurut kelompok yang telah ditentukan.
Keberhasilan secara produk dapat dilihat dari skor tes membaca pemahaman siswa. Skor tes diambil dari kegiatan pratindakan, siklus I, dan siklus
II. Pada kegiatan pratindakan, siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 6 orang atau sebesar 20,69. Pada implementasi siklus I, siswa yang mencapai nilai KKM
sebanyak 17 orang atau sebesar 60,71. Pada implementasi siklus II, siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 29 orang atau sebesar 93,55. Jumlah siswa yang
mencapai nilai KKM meningkat dari siklus I dan siklus II. Peningkatan perolehan skor siswa tersebut juga mempengaruhi rerata nilai
yang diperoleh pada setiap kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan pratindakan diketahui bahwa rerata skor siswa sebesar 66,09. Skor tersebut masih dibawah
KKM yaitu sebesar 75. Pada implementasi siklus I, rerata skor siswa meningkat menjadi 77,14. Pada implementasi siklus II, rerata skor siswa meningkat menjadi
85,70. Pada siklus I, rerata yang dicapai telah melebihi KKM yang ditentukan. Hal positif tersebut dilanjutkan pada siklus II, rerata nilai siswa di atas KKM.
2. Peningkatan Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Strategi