Beban Penyakit Menular Penyakit menghasilkan kematian substansial dan atau cacat.

individu, kelompok, dan intervensi populasi telah mengurangi dampak keseluruhan dari penggunaan alkohol tanpa memerlukan masa larangan minuman keras. Bahkan, tingkat sederhana konsumsi, hingga satu minuman per hari untuk wanita dan dua untuk pria, dapat membantu melindungi terhadap penyakit arteri koroner. Isu alkohol dan kesehatan masyarakat belum hilang. Fokus hari ini telah kembali ke mengidentifikasi kelompok berisiko tinggi dan intervensi untuk mencegah hasil yang buruk. Faktor kunci risiko saat ini adalah pesta minuman keras dengan risiko keracunan alkohol akut, serta kekerasan yang tidak disengaja dan disengaja. Mahasiswa adalah salah satu kelompok risiko tertinggi. Satu episode pesta minuman keras secara dramatis meningkatkan kemungkinan episode tambahan menunjukkan bahwa strategi intervensi diperlukan untuk mengurangi risiko. Dari contoh diatas diketahui bahwa kombinasi strategi penyakit tidak menular, yaitu: • Perawatan kesehatan : Dengan skrinning. Bagi orang-orang dengan tingkat risiko tertinggi dalam penyalahgunaan alkohol. • Pendekatan kesehatan masyarakat tradisional : Misalnya ada perpajakan alkohol berdasarkan peraturan perundang-undangan 1950 dimana menaikkan harga alkohol, pembatasan iklan dan lebih tinggi pajak atas minuman keras dengan kadar alkohol yang lebih besar. Serta upaya untuk mengingatkan ibu hamil kepada efek kesehatan minum alkohol melalui pelabelan produk dan upaya komunikasi kesehatan lainnya . • Intervensi sosial : Bekerjasama dengan departemen transportasi dan polisi untuk menangkap pengemudi mabuk, upaya gerakan pengemudi yang dirancang berasal dari Mothers Against Drunk Driver MADD, serta Alcoholics Anonymous AA dan kelompok dukungan sebaya lainnya telah berfokus pada mendorong individu untuk mengakui masalah alkohol mereka. Kelompok-kelompok ini sering memberikan dorongan penting dan dukungan untuk pantang jangka panjang. TOPIK 7 Penyakit Menular

A. Beban Penyakit Menular

Selama berabad-abad, penyakir menular adalah penyebab utama kematian dan kecacatan di antara semua usia, terutama di kalangan muda dan tua. Penyakit menular tidak hanya penyebab epidemi besar, tapi juga penyebab kematian rutin. Penykit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme yang memiliki kemampuan untuk transmisi dari binatang ke binatang lain, binatang ke orang, orang satu dengan orang lain, orang ke binatang, baik secara langsung maupun tidak langsungdengan perantara. Penyakit menular ini ditandai dengan adanya agen atau penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah serta menyerang host atau inang penderita. Penyakit menular termasuk berperan dalam kematian ibu terkait dengan melahirkan bayi dan kematian anak usia dini serta kematian akibat kurang gizi pada bayi dan anak-anak. contoh penyakit menular antara lain: HIVAIDS, Pneumonia, Tuberculosis, diare, SARS, malaria, hepatitis B, flu burung, Lyme Disease, dll. Paruh terakhir abad ke-20 melihat jeda singkat dari kematian dan cacat yang disebabkan oleh penyakit menular dan infeksi lainnya. Hal ini disebabkan sebagian besar untuk upaya medis untuk mengobati infeksi dengan obat dan upaya kesehatan masyarakat untuk mencegah infeksi sering dengan vaksin dan untuk membasmi atau mengendalikan infeksi lainnya. Namun saat ini bakteri resisten terhadap antibiotik mulai muncul. Organisme Staphylococcus resisten terhadap antibiotik saat ini mulai mewabah rumah sakit di tahun 1950-an sampai antibiotik baru dikembangkan. Resistensi gonore dan pneumococcus untuk berbagai antibiotik menjadi luas. WHO dan program pemerintah AS yang disponsori, seperti mempromosikan pemberantasan malaria dan TBC, tidak dapat memiliki dampak berkelanjutan dan tujuan yang dipangkas kembali untuk mengontrol daripada untuk pemberantasan. Pada awal abad ke-21, telah terlihat kembali infeksi yang sebelumnya di bawah kendali, serta munculnya penyakit baru. TBC, sebuah epidemik besar di abad ke-18 dan ke-19, telah sebagian kembali sebagai akibat dari HIV AIDS. Lebih dari beberatpa tahun sebelumnya tidak diketahui infeksi telah muncul dalam dekade terakhir, mayoritas yang diyakini berasal di spesies hewan. Di Amerika Serikat, kehadiran Penyakit Lyme dan West Nile Virus yang tidak diketahui sampai akhir abad ke-20, tapi sekarang telah menyebar ke wilayah yang luas. Penyakit lama, seperti malaria, memperluas jangkauan geografis. Influenza diantisipasi untuk kembali lagi dalam bentuk pandemi, seperti yang terjadi berulang kali di abad sebelumnya. Pandemi yang paling mungkin terjadi ketika mutasi yang terus-menerus menghasilkan strain baru yang mampu menularkan dari orang ke orang. Sejarah menunjukkan bahwa kesehatan masyarakat dan intervensi medis telah dan akan terus memiliki dampak besar pada beban penyakit menular. Pendekatan GBD Global Burden Disease atau disebut juga Studi Beban Penyakit dimaksudkan untuk menciptakan global public good yang dapat memberi masukan yang tepat dalam penyusunan kebijakan kesehatan masyarakat pada tingkat nasional maupun regional. Di Indonesia dan negara berkembang lainnya, dalam dua dasawarsa terakhir, telah terjadi transisi kesehatan. Hal ini dikarenakan usia harapan hidup yang bertambah, meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut dan meningkatnya insidens Penyakit Tidak Menular PTM. Indonesia telah berhasil menurunkan angka kematian bayi dan anak, sehingga komponen disabilitas pada beban penyakit telah menggantikan komponen kematian prematur kematian sebelum waktunya atau dibawah umur harapan hidup. Penyebab utama dari kematian prematur oleh penyakit menular seperti tuberkulosis, diare, pneumonia dan kecelakaan lalu-lintas jalan. Pada dua dekade terakhir, kata Murray, Indonesia berhasil menurunkan 37 persen kematian akibat TB. Namun, TB tetap merupakan penyakit penyebab kematian tertinggi kedua. Contoh beban penyakit menular Saat ini, di negara maju telah terjadi perbedaan pola penyakit dari penyakit menular ke penyakit non-infeksi, tetapi hal ini tidak berarti negara maju telah terbebas dari masalah penyakit menular, misalnya penyakit influenwa di Inggris, Morbili di Italia, dan AIDS. Di Indonesia sendiri, penyakit menular merupakan faktor utama penyebab kematian dan morbiditas. Di dunia: Sejarah TB kembali ke zaman kuno, tapi dimulai pada abad ke-18 itu menjadi pusat di sebagian besar Eropa dan Amerika. Diperkirakan bahwa dalam dua abad 1700-1900, TBC bertanggung jawab atas kematian sekitar satu miliar manusia. Tingkat tahunan dari TB ketika Koch membuat penemuan adalah sekitar tujuh juta orang. Hari itu akan menjadi setara dengan lebih dari 30 juta orang mengingat populasi saat ini. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome disingkat AIDS adalah sekumpulan gejala dan infeksi atau: sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV ; [1] atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya SIV , FIV , dan lain-lain. Saat ini tercatat, sekitar 34 juta orang di dunia mengidap Virus HIV penyebab Aids dan kebanyakan dari mereka hidup dalam kemiskinan dan di negara berkembang. Sub-Sahara Afrika sejauh ini merupakan kawasan yang paling banyak terpapar HIVAids. Tapi epidemi virus yang telah membunuh lebih dari 25 juta orang didunia dalam 30 tahun terakhir sejak Virus HIV pertama kali ditemukan, sejauh ini menunjukan gejala penurunan. Program HIVAids PBB , UNAIDS mengatakan angka kematian penyakit ini pada tahun 2011 tercatat sebanyak 1,7 juta kematian. Angka ini menunjukan penurunan dibandingkan tahun 2005 yang mencapai puncak tertinggi dengan 2,3 juta kematian ataupun pada tahun 2010 lalu yang tercatat sebanyak 1,8 juta. Data WHO terbaru juga menunjukan peningkatan jumlah pengidap HIV yang mendapatkan pengobatan. Tahun 2012 tercatat 9,7 juta orang. Angka ini meningkat 300.000 orang lebih banyak dibandingkan satu dekade sebelumnya. Perusahaan obat generic asal India saat ini menjadi pensuplai utama obat anti retroviral bagi pengidap HIV ke Afrika dan banyak negara miskin lainnya. Di Indonesia: Indonesia masih masuk dalam 10 negara dengan beban Tuberkulosis TB terbanyak di dunia. Total kasus baru TB dilaporkan sebanyak 450 ribu per tahun dan prevalensi sekitar 690 ribu per tahun, seperti dilaporkan oleh Organisasi PBB untuk Kesehatan Dunia WHO dalamGlobal Report 2011. Sejak tahun 2010, WHO tidak lagi menyebutkan ranking negara, tetapi Indonesia memang masih termasuk 10 besar negara dengan beban permasalahan TB terbesar dari total 22 negara dengan beban TB terbesar, kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan P2PL Kementerian Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama dalam keterangannya di Jakarta, Kamis 245. Menurut data Ditjen PPM dan PL Depkes RI dalam triwulan pertama, Januari hingga Maret 2011, dilaporkan tambahan kasus AIDS mencapai 351. “Kasus `acquired immune deficiency syndrome or acquired immunodeficiency syndrome AIDS ` dan `human immunodeficiency virus HIV ` terbanyak dilaporkan di DKI Jakarta sebanyak 3. 995 dan kasus HIV sebesar 15.769,” katanya. Ia menjelaskan, secara kumulatif kasus pengidap HIVAIDS dari tanggal 1 Januari 1987 hingga Maret 2011 mencapai 24.482 kasus dengan angka kematian 4. 603 jiwa,” kata Dewi. Berdasarkan jumlah kumulatif kasus AIDS menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki 17.840, akibat pengguna narkoba suntik IDU 8.553, perempuan 6.553, akibat IDU 665 dan tidak diketahui 89, akibat IDU 52. Selanjutnya, kata dia, jumlah kumulatif kasus AIDS menurut faktor resiko, yaitu akibat heteroseksual 13.000, homo-biseksual 734, IDU 9.274, transfusi darah 49, transmisi pinatal 637 dan tidak diketahui 783. Berikut adalah data penyakit menular yang terjadi di DKI Jakarta dari tahun 2007 - 2010: Tahun Jenis penyakit Jumlah 2007 Malaria 77 2007 Gastro enteritis 213247 2007 Kholera 1028 2007 Kusta 489 2007 TBC 35240 2008 Malaria 68 2008 Gastro enteritis 9593 2008 Kusta 2008 TBC 22506 2009 Malaria 71 2009 Gastro enteritis 10349 2010 Malaria 103 2010 Gastro enteritis 184341 2010 Demam Berdarah DHF 21151 2010 TBC 5788 B. Bentuk Pendekatan Kesehatan Masyarakat Yang Dapat Digunakan Untuk Pengendalian Penyakit Menular, Khususnya Dalam Pencegahan Penyakit Menular Ada beberapa pendekatan atau cara yang dapat dilakukan dalam pengendalian penyakit menular, yaitu : • Barrier Protections, termasuk isolasi dan karantina