Filosofi Peran Pemerintah dalam Mempengaruhi Kebijakan Kesehatan Hak Untuk Pelayanan Kesehatan

Mengasumsikan bahwa pasar lebih efisien dalam mengalokasikan sumber daya secara adil Mengasumsikan bahwa pemerintah lebih efisien dalam mengalokasikan sumber daya kesehatan secara adil Produksi dan distribusi pelayanan kesehatan ditentukan oleh permintaan pasar Alokasi sumber daya medis ditentukan oleh perencanaan pusat Distribusi perawatan medis berdasarkan kemampuan orang untuk membayar Kemampuan orang untuk membayar tidak ada hubungannya dengan perwatan medis Akses keperawatan medis dipandang sebagai penghargaan ekonomi untuk prestasi dan usaha pribadi Akses ke pelayanan medis dipandang sebagai hak dasar Implikasi Market Justice Social Justice Kesehatan tanggung jawab individu Kesehatan tanggung jawab bersama Manfaat berdasarkan daya beli individu Setiap orang berhak atas paket pelayanan dasar Kewajiban yang terbatas untuk kepentingan bersama Kewajiban yang kuat untuk kepentingan bersama Penekanan pada kesejahteraan individu Kesejahteraan masyarakat menggantikan kesejahteraan individu Solusi pribadi untuk masalah sosial Solusipublikuntukmasalahsosial Penjatahan berdasarkan kemampuan membayar Perencanaan penjatahan oleh pelayanan kesehatan

E. Filosofi Peran Pemerintah dalam Mempengaruhi Kebijakan Kesehatan

Ada 2 filsafat mengenai peran pemerintah dalam perawatan kesehatan dan kesehatan masyarakat yaitu keadilan sosial social justice dan keadilan pasar market justice. Pendekatan social justice dan market justice berguna untuk memahami struktur sistem kesehatan. Karateristik Social Justice dan Market Justice Market justice Social justice Melihat health care sebagai sebuah barang ekonomi Melihat health care sebagai sumber daya sosial Menganggap kondisi pasar bebas Membutuhkan keterlibatan peran untuksebagai pengiriman layanan kesehatan aktif pemerintah dalam pemberian layanan kesehatan Berasumsi bahawa pasar lebih efisien dalam mengalokasikan sumber daya secara adil Berasumsi bahwa pemerintah lebih efisien dalam mengalokasikan sumber daya kesehatan secara adil Produksi dan distribusi dari health care ditentukan oleh permintaan pasar Alokasi sumber daya medis ditentukan oleh rencanaanggaran pusat Distribusi perawatan medis didasarkan pada kemampuan orang untuk membayar Kemampuan seseorang untuk membayar tidak selalu konsekuen untuk memerima perawatan medis Akses untuk ke medical care dipandang sebagai imbalan ekonomi untuk usaha pribadi dan sebagai prestasi akses yang sama kelayanan medis dipandang sebagai hak dasar Implikasi Dari Market Justice Dan Social Justice Market Justice Social Justice Respon individu terhadap kesehatan Tanggung jawab kolektif untuk kesehatan Keuntungankemanfaatan berdasarkan pada kekuatan pembelian individu Setiap orang berhak mendapatkan paket pelayan dasar Kewajiban terbatas untuk barang kolektif Kewajiban yang kuat terhadap barang kolektif Penekanan pada kesejahteraan individu Kesejahteraan masyarakat menggantikan kesejahteraan individu Solusi pribadi untuk masalah-masalah sosial Solusi masyarakat untuk masalah-masalah sosial Pembagian berdasarkan kemampuan membayar Pembagian rencana dari health care

F. Hak Untuk Pelayanan Kesehatan

Pada tahun 1948 hukum hak asasi manusia internasional menetapkan dua aturan yang berhubungan dengan kesehatan yaitu pertama perlindungan terhadap kesehatan masyarakat yang secara sah membatasi hak asasi manusia dan kedua yaitu hak kesehatan individu serta kewajiban pemerintah untuk memberikannya. Pada bagian pertama lebih mengarah kepada pubic health care yang pengaturannya masih dalam perkembangan sedangkan dalam menentukan kewajiban yang mempunyai kaitan dengan hak dasar manusia atas kesehatan, diprioritaskan pada aturan-aturan untuk kesehatan masyarakat Katarina T 2001. Pengaturan tentang hak atas kesehatan dalam sejumlah instrumen hukum dapat dilihat dalam pasal 251 Universal Declaration of Human Rights, yaitu : “everyone has the right to a standard of living adequate for health of himself and of his family, including food, clothing, housing and medical care and necessary social service”. Hak atas kesehatan sangat mendasar bagi tiap individu dalam hal melaksanakan hak asasinya yang lain termasuk dalam pencapaian standar hidup yang memadai. Mata rantai dari Universal Declaration of Human Right adalah: a The right to health care b The right to information c The right to self determination a The right to health care Hak atas kesehatan mempunyai ruang lingkup yang lebih luas, tidak hanya menyangkut masalah individu, tetapi meliputi semua faktor yang memberi kontribusi terhadap hidup yang terhadap individu, seperti masalah lingkungan, nutrisi, perumahan, dan lain-lain. Sementara hak atas pelayanan kesehatan dan hak atas pelayanan kedokteran, merupakan hak-hak pasien yang lebih spesifik dari hak atas kesehatan. Di negara-negara maju yang mempunyai sistem kesehatan yang sudah mapan the right to health care tidak menjadi masalah besar dalam pemenuhannya, terutama bagi beberapa negara Eropa yang sudah mewajibkan asuransi kesehatan bagi setiap penduduknya, lain halnya dengan negara yang sedang berkembang, karena ternyata di Amerika hal ini masih menjadi persoalan karena sampai sekarang lebih dari 40 juta penduduk Amerika tidak mempunyai asuransi kesehatan. Sedangkan untuk pelayanan kesehatan dalam peraturan perundang-undangan Indonesia sebenaranya telah memiliki peraturan tentang hak pelayanan kesehatan. Tetapi, pada kenyataannya hak tersebut belum sepenuhnya tercapai. Karena dalam pelaksanaannya banyak terjadi pelayanan kesehatan yang buruk akibat pergeseran orientasi yang terjadi disarana pelayanan kesehatan. Maksudnya ialah, pada mulanya sarana pelayanan berorientasi kepada upaya memberikan yang terbaik bagi kepentingan pasien, tapi sekarang bergeser kepada orientasi bisnis. Dengan demikian menurut Riegelman 2009, umumnya hak untuk pelayanan kesehatan di AS belum didirikan.Sebagai negara bagian dan federal perjuangan, pemerintah memiliki permasalahan dalam hal memberikan pelayanan kesehatan bagi semua orang dan hak untuk pelayanan kesehatan. b The right to information dan The right to self determination Hak untuk mendapatkan informasi dan hak untuk menentukan nasib dirinya sendiri, kedua hak tersebut tidak dapat dipisahkan karena hak untuk mendapatkan informasi contohnya dari pelaksanaan informed consent pasien berkepentingan untuk menentukan sendiri apa yang akan dilakukan pada tubuhnya. Hak tersebut memeberikan kewenangan untuk melakukan sesuatu atau bahkan tidak melakukan sesuatu, sehingga pasien memiliki kebebasan untuk menggunakan haknya tersebut Veronika DK 1989 Topik 6 PENYAKIT TIDAK MENULAR

A. Definisi dan Dampak Penyakit Tidak Menular