Perilaku Sehat Dapat Diubah Beberapa Perilaku Sehat Pada Individu Lebih Mudah Berubah

Budaya terkait dengan jenis intervensi yang dapat diterima Variasi tingkat penerimaan tradisional termasuk ketergantungan pada bantuan Barat diri dan dukun Budaya terkait dengan respon terhadap penyakit dan intervensi Perbedaan budaya dalam tindak lanjut, kepatuhan terhadap pengobatan, dan penerimaan hasil yang merugikan Agama Faktor sosial yang mempengaruhi kesehatan termasuk agama bersama dengan budaya. Agama dapat memiliki dampak besar pada kesehatan terutama untuk praktik tertentu yang didorong atau dikutuk oleh kelompok agama tertentu. Misalnya, kita sekarang tahu bahwa sunat laki-laki mengurangi kerentanan terhadap HIV AIDS. Sikap keagamaan yang membenarkan atau mengutuk penggunaan kondom, alkohol, dan tembakau memiliki dampak langsung dan tidak langsung pada kesehatan juga. Beberapa agama melarang praktek penyembuhan tertentu, seperti transfusi darah atau aborsi, atau benar-benar menolak intervensi medis sama sekali, seperti yang dilakukan oleh ilmuwan christian. Individu agama bisa melihat intervensi kesehatan medis dan masyarakat sebagai gratis untuk praktik agama atau mungkin mengganti doa untuk intervensi medis dalam menanggapi gejala penyakit. Cara agama mempengaruhi kesehatan Contoh Agama dapat mempengaruhi praktek-praktek sosial yang menempatkan individu pada peningkatan atau penurunan risiko Seksual: sunat, penggunaan kontrasepsi Makanan: menghindari makanan laut, daging babi, daging sapi Penggunaan alkohol: bagian dari agama dibandingkan dilarang Penggunaan tembakau: aktif berkecil oleh Mormon dan Advent hari Ketujuh sebagai bagian dari agama mereka Agama dapat mempengaruhi respon terhadap gejala Ilmuwan Kristen menolak perawatan kesehatan sebagai respon terhadap gejala Agama dapat mempengaruhi jenis intervensi yang dapat diterima Larangan transfusi darah Sikap terhadap penelitian sel induk Sikap terhadap aborsi Akhir perawatan hidup Agama dapat mempengaruhi respon terhadap penyakit dan intervensi Peran doa sebagai intervensi untuk mengubah hasil

E. Perilaku Sehat Dapat Diubah

Menurut Riegelman 2009 perilaku sehat dapat diubah. Beberapa contoh perubahan perilaku yang menjadi lebih baik yaitu • Perubahan perilaku terhadap cara meletakan bayi pada saat tidur yaitu pada tahun 1980 awalnya bayi tidur tengkurap kemudian setelah itu menjadi telentang untuk mengurangi Sudden Infant Death Syndrome SIDS hampir 50 di negara-negara Amerika Serikat. • Penggunaan seat belt di Amerika serikat telah meningkat yaitu pada tahun 1970 sebesar 25 menjadi 80 pada saat ini. • Di Amerika Serikat pengemudi dalam keadaan mabuk sudah berkurang secara drastis • Selama tahun 1990an terjadi peningkatan dalam menggunakan mamografi sebesar 50 untuk mengurangi angka kematian dari kanker payudara. • Perilaku merokok di Inggris pada kaum laki-laki berkurang dari 50 menjadi kurang dari 25 pada tahun 1960. Perubahan perilaku tidak hanya terjadi pada perubahan menjadi lebih baik tetapi perubahan perilaku juga dapat menjadi lebih buruk contohnya yaitu: 1. Di Amerika telah terjadi peningkatan asupan kalori dan mengurangi jadwal olahraga selama tiga dekade terakhir. Hal tersebut menimbulkan meningkatan obesitas sebesar dua kali lipatnya dari sekitar sepertiga seluruh orang dewasa di Amerika. • Antara tahun 1960 dan 1990-an, gadis remaja dan wanita dewasa muda meningkat merokok mereka, menundukkan anak-anak mereka yang belum lahir bahaya tambahan berat lahir rendah • Remaja dan wanita dewasa diantara tahun 1960 dan 1990an meningkatkan kebiasaan merokok, yang dapat menimbulkan bahaya bagi anak-anak kecil dalam hal penurunan berat badan

F. Beberapa Perilaku Sehat Pada Individu Lebih Mudah Berubah

Beberapa perubahan perilaku relatif mudah untuk diubah, sementara yang lain sulit untuk diubah. Untuk mengubah perilaku diperlukan kemampuan untuk mengenali suatu perbedaan. Hal ini relatif mudah ketika salah satu perilaku dapat diganti dengan hal yang mirip tetapi berpotensi menghasilkan hasil yang lebih baik. Misalnya, perubahan dari kandungan acetaminophen Tylenol untuk aspirin dalam hal mencegah Sindrom Reye. Hal tersebut merupakan perubahan yang relatif mudah. Selain itu kampanye “back death to sleep” juga perubahan yang relatif mudah dan telah mengurangi angka kematian bayi akibat SIDS. Berdasarkan kedua kasus tersebut, perubahan yang bersifat dapat diterima serta tetap membuat nyaman mengakibatkan perubahan perilaku menjadi lebih mudah untuk dicapai. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, tindakan seperti pengurangan biaya yang diikuti dengan peningkatan ketersediaan atau perbaikan dalam kemudahan menggunakan sesuatu akan membuat perubahan perilaku dapat dengan mudah terjadi. Perubahan perilaku yang paling sulit terjadi yaitu terhadap seseorang memiliki komponen fisiologis, seperti obesitas, atau terhadap unsur aditif yang membuat seseorang menjadi kecanduan seperti merokok. Seseorang yang obesitas harus mengontrol terus berat badannya dalam jangka waktu panjang dan hal tersebut umumnya memiliki tinggkat keberhasilan yang rendah yaitu kurang dari 30. Selain itu, faktor fisik, sosial, dan ekonomi dapat menjadi hambatan tersendiri dalam perubahan perilaku. Contohnya pelayanan kesehatan tidak dapat diakses maka akan menghampat proses perubahan perilaku. Keberhasilan perubahan perilaku mengharuskan seseorang memahami tentang bagaimana perilaku dapat diubah dan hal apa saja yang bisa kita lakukan untuk membantu perubahan tersebut. G. Merubah Perilaku Pada Individu dan Proses yang Dilalui Seseorang Untuk Merubah Perilakunya Perubahan perilaku membutuhkan lebih dari motivasi individu dan tekad untuk berubah. Mereka yang ingin berubah membutuhkan dorongan dan dukungan dari kelompok-kelompok mulai dari teman-teman dan keluarga untuk bekerja dan kelompok teman sebaya. Perubahan perilaku mungkin juga memerlukan kebijakan sosial dan harapan yang memperkuat upaya individu. Bentuk-bentuk Perubahan Perilaku Individu. • Perubahan Alamiah Natural Change : Perilaku manusia selalu berubah. Sebagian perubahan itu disebabkan karena kejadian alamiah. Contoh : perubahan perilaku yang disebabkan karena usia seseorang. • Perubahan terencana Planned Change : Perubahan perilaku ini terjadi karena memang direncanakan sendiri oleh subjek. contoh : perubahan perilaku seseorang karena tujuan tertentu atau ingin mendapatkan sesuatu yang bernilai baginya. • Kesediaan untuk berubah Readiness to Change : Apabila terjadi suatu inovasi atau program-program pembangunan di dalam organisasi, maka yang sering terjadi adalah sebagian orang sangat cepat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut, dan ada sebagian orang lagi sangat lambat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut. Contoh : perubahan teknologi pada suatu lembaga organisasi, misal dari mesin ketik manual ke mesin komputer, biasanya orang yang usianya tua sulit untuk menerima perubahan pemakaian teknologi tersebut. Cara Mengubah Perilaku Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku oleh WHO dikelompokkan menjadi tiga • Menggunakan kekuatankekuasaan atau dorongan enforcementregulation Misal : dengan adanya peraturan-peraturan perundang-undangan yang harus dipatuhi oleh anggota masyarakat. Perubahan ini dapat berlangsung cepat akan tetapi belum tentu berlangsung lama karena perubahan perilaku terjadi tidak atau belum didasari oleh kesadaran sendiri. • Pemberian informasi education Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-cara mencapai hidup sehat, cara pemeliharaan kesehatan, cara menghindari penyakit, dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hal tersebut. • Diskusi partisipasi Cara ini adalah sebagai peningkatan cara yang kedua di atas yang dalam memberikan informasi-informasi tentang kesehatan tidak bersifat searah saja tetapi dua arah. Tahapan Dalam Perubahan Perilaku Individu Di tahun 1992, Prochaska, DiClemente, and Norcross membuat transtheoretical model of client change. Dalam model ini, mereka mengajukan bahwa terdapat lima tahapan dalam perubahan menuju perilaku yang lebih baik. Tahapan yang selalu dialami tersebut adalah: 1. Precontemplation: individu tidak menyadari perilakunya atau tidak menyadari bahwa dia perlu berubah, dan mungkin tidak berniat berubah. 2. Contemplation: Individu mulai menyadari perlunya perubahan dan mulai berpikir serius tentang itu namun dia belum memutuskan untuk melakukannya. 3. Preparation: individu memutuskan untuk melakukan beberapa tindakan dalam waktu dekat dan mungkin telah melakukan tindakan di waktu yang lalu tapi dia gagal. 4. Action: Individu telah mulai berhasil dan terlibat dalam tindakan yang mengarah dalam hasil yang diinginkan tapi belum mencapai hasil yang sesuai dengan yang dicitakan. 5. Maintenance: individu berhasil mencapai tujuannya dan sekarang harus mencoba dalam dua sisi yakni mencegah perilaku lama kambuh dan menkonsolidasikan perubahan-perubahan yang telah dibuat pada fase action.

H. Tahapan Yang Dilalui Oleh Seseorang Untuk Merubah Perilakunya