ILMU KALAM Kurikulum 2013
131 baik dan mana yang buruk, walaupun Allah tidak menurunkan agama. Sebab, katanya
segala sesuatu ada yang memiliki sifat yang menyebabkan baik atau buruk.
6. Aliran Mutazilah a. Pengertian
Aliran Mutazilah lahir kurang lebih 120 H. Kata Mutazilah berasal dari kata i’tizal
yang artinya memisahkan diri, pada mulanya nama ini di berikan oleh orang dari luar Mutazilah karena pendirinya, Washil bin Atha’, tidak sependapat dan memisahkan diri
dari gurunya, Hasan Al-Bashri. Dalam perkembangan selanjutnya, nama ini kemudian di setujui oleh pengikut Mutazilah dan digunakan sebagai nama aliran teologi mereka.
b. Tokoh
1 Washil bin Atha’ 2 Abu Huzail al Allaf
3 Al-Nazzam 4 Abu Hasyim al-Jubba’i
c. Doktrin Ajaran
1 Al-Tauhid Keesaan Allah
Dalam mempertahankan paham keesaan Allah Swt., mereka meniadakan segala sifat Allah, yaitu bahwa Tuhan tidak mempunyai sifat yang berdiri di luar Dzat-
Nya. Kaum Mutazilah enggan mengakui adanya sifat Tuhan dalam pengertian sesuatu yang melekat pada Dzat Tuhan. Jika Tuhan dikatakan Maha Mengetahui
maka itu bukan sifat- Nya tapi Dzat-Nya. Mutazilah juga meyakini bahwa Al- Quran adalah mahluk.
2 Al-‘Adl Keadlilan Tuhan
Paham keadilan yang dikehendaki Mutazilah adalah bahwa Tuhan tidak menghendaki keburukan, tidak menciptakan perbuatan manusia dan manusia
dapat mengerjakan perintah-perintahNya dan meninggalkan larangan- larangan- Nya dengan qudrah kekuasaan yang ditetapkan Tuhan pada diri manusia itu.
Tuhan tidak memerintahkan sesuatu kecuali menurut apa yang dikehendaki-Nya. Ia hanya menguasai kebaikan-kebaikan yang diperintahkan-Nya dan tidak tahu
menahu bebas dari keburukan-keburukan yang dilarang-Nya. Dengan pemahaman demikian, maka tidaklah adil bagi Tuhan seandainya Ia
menyiksa manusia karena perbuatan dosanya, sementara perbuatan dosanya itu dilakukan karena diperintah Tuhan. Tuhan dikatakan adil jika menghukum orang
yang berbuat buruk atas kemauannya sendiri.
Buku Guru Kelas X
132 3
Al-Wa’d wa al-wa’id Janji dan Ancaman Al-Wa’du Wa al-Wa’id janji dan ancaman, bahwa wajib bagi Allah
untuk memenuhi janji-Nya al-wa’d bagi pelaku kebaikan agar dimasukkan ke dalam surga, dan melaksanakan ancaman-Nya
al-wa’id bagi pelaku dosa besar walaupun di bawah syirik agar dimasukkan ke dalam neraka, kekal abadi
di dalamnya, dan tidak boleh bagi Allah untuk menyelisihinya. Karena inilah mereka disebut dengan
Wa’idiyyah 4
Al-Manzilah bain al Manzilatain Posisi di antara Posisi Adalah suatu tempat antara surga dan neraka sebagai konsekwensi dari pemahaman yang mengatakan bahwa
pelaku dosa besar adalah Fasiq, tidak dikatakan beriman dan tidak pula dikatakan kair, dia tidak berhak dihukumkan Mu’min dan tidak pula dihukumkan Kair.
5 Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
Dalam pandangan Mutazilah, dalam keadaan normal pelaksanaan al-amru bil
ma’ruf wan nahyu ‘an al-munkar itu cukup dengan seruan saja, tetapi dalam keadaan tertentu perlu kekerasan.
7. Aliran Ahlu Sunnah Wal JamaahSunni