BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karakteristik Logam Plumbum Pb
Plumbum adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Pb dan nomor atom 82. Lambangnya diambil dari bahasa Latin Plumbum.
Plumbum Pb adalah logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi MSDS, 2005. Keberadaan plumbum berasal dari hasil aktivitas manusia,
yang jumlahnya 300 kali lebih banyak dibandingkan Pb alami yang terdapat pada kerak bumi. Pb terkonsentrasi dalam deposit bijih logam. Unsur Pb digunakan
dalam bidang industri modern sebagai bahan pembuatan pipa air yang tahan korosi, bahan pembuat cat, baterai, dan campuran bahan bakar bensin tetraetil
Purwoningsih, 2008. Plumbum merupakan logam yang mendapat perhatian khusus karena
sifatnya yang toksik beracun terhadap manusia. Pb dapat masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi makanan, minuman, udara, air, serta debu yang tercemar Pb. Pb
sebagai salah satu komponen polutan udara mempunyai efek toksis yang luas pada manusia dan hewan dengan mengganggu fungsi saluran ginjal yang kronis
bahkan menyebabkan gagal ginjal, gangguan pada saluran pencernaan, sistem saraf pada remaja, menurunkan fertilitas, menurunkan jumlah spermatozoa, dan
meningkatkan spermatozoa abnormal dan aborsi spontan Astuti, 2002. Di dalam tubuh manusia, Pb dapat menghambat aktivitas enzim yang
terlibat dalam pembentukan hemoglobin Hb dan sebagian kecil Pb diekskresikan lewat urin dan feses karena sebagian kecil lagi Pb diikat oleh protein, sedangkan
sebagian lagi yang lainnya terakumulasi dalam ginjal, hati, kuku, jaringan lemak dan rambut. Waktu paruh Pb dalam eritrosit adalah selama 35 hari, dalam jaringan
ginjal dan hati selama 40 hari, sedangkan waktu paruh dalam tulang adalah selama 30 hari. Tingkat ekskresi Pb melalui sistem urinaria adalah sebesar 76 ,
gastrointernal 16 dan rambut, kuku serta keringat 8 Klaassen et al., 1986. Absorpsi Pb yang dihirup berbeda-beda tergantung dari bentuk uap atau partikel
Universitas Sumatera Utara
dan kadar Pb kira-kira 90 partikel di udara diabsorpsi melalui saluran napas Syarif et al., 2007.
2.2 Keracunan Plumbum