Analisis Data Kadar Plumbum Darah

kedalam tabung vacutest kemudian disentrifugasi untuk mendapatkan serumnya. Serum darah tikus dicampurkan dengan reagen GPT sebanyak 1000µl. setelah itu campuran diinkubasi selama 5 menit pada temperature 37 C. kemudian absorbannya dibaca dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 340 nm. Kadar GOT dicari dengan cara yang sama seperti GPT tetapi menggunakan reagen GOT Alawiyah, 2007.

3.7 Analisis Data

Data hasil penelitian untuk parameter kadar plumbum pada darah dan besar kadar komponen darah, Hb dan besar enzim SGPT dan SGOT dicatat dan disusun ke dalam tabel. Data kuantitatif variabel dependen yang didapatkan, diuji kemaknaannya terhadap pengaruh kelompok perlakuan variabel independen dengan bantuan program statistik komputer yakni program SPSS release 17.00 untuk menguji normalitas dan homogenitas data. Jika data berdistribusi normal dan homogen maka selanjutnya dengan uji anova pada taraf 5. Jika tidak maka data ditransformasi, tetapi jika masih tidak normal maka data diuji kembali dengan uji Kruskal Wallis, untuk menentukan perbedaan antar masing-masing perlakuan dilakukan uji Man-Withney. Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dari penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh kitosan terhadap karakteristik darah, kadar hemoglobin, kadar SGPT dan SGOT yang dipapar plumbum asetat iperoleh hasil sebagai berikut:

4.1 Kadar Plumbum Darah

Pemberian Pb asetat berpengaruh secara nyata terhadap kadar plumbum dalam darah tikus p0,05. Secara statistik perlakuan P1-P4 berpengaruh nyata jika dibandingkan dengan control p0,05. Hal ini disebabkan karena adanya pemberian Pb asetat secara terus menerus selama 7 minggu, sehingga Pb asetat terakumulasi didalam darah dan menyebabkan kadar Plumbum meningkat. Kelompok P3 pemberian Pb asetat dan kitosan 0,50 dan P4 pemberian Pb asetat dan kitosan 0,75 juga berbeda nyata terhadap kelompok P1 pemberian Plumbum 1 dan P2 pemberian Pb asetat dan kitosan 0,25 dikarenakan adanya pemberian kitosan dengan konsentrasi lebih tinggi yaitu 0,75 dan 1. Hal ini menunjukkan kemampuan kitosan sebagai penghelat logam Pb. Kelompok P5 pemberian kitosan 1 dan P6 penberian asam asetat tidak berbeda nyata terhadap kadar plumbum darah dibandingkan dengan kontrol K. hal ini dikarenakan pada perlakuan tidak dipapar oleh Pb asetat sehingga hasil kadar Pb darah yang diperiksa rendah. Pengaruh pemberian Pb asetat dan kitosan terhadap kadar plumbum darah dapat dilihat jelas pada Gambar 4.1 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1. Grafik Rata-Rata Kadar Pb dalam Darah Tikus Putih K = Kontrol tanpa perlakuan; P1= Pb asetat; P2= Pb asetat + kitosan 0,5; P3= Pb asetat + kitosan 0,75; P4= Pb asetat + kitosan 1; P5= kitosan 1; P6= pelarut asam asetat 1 Dari gambar 4.1 dapat dilihat rata-rata kadar Pb darah tikus putih pada perlakuan P1 pemberian Pb asetat memiliki kadar tertinggi yaitu 0,39µg100mL jika dibandingkan dengan kelompok K1 kontrol, P5pemberian kitosan 1 dan P6 pemberian pelarut asam asetat 1. Untuk rata-rata kadar kadar plumbum darah tikus pada kontrol K1 yaitu 0,01µg100mL begitu juga dengan kadar plumbum pada P5 dan P6 yaitu 0,01µg100mL. Kadar plumbum pada perlakuan P2 pemberian Pb asetat + kitosan 0,5 yaitu 0,38µg100mL, P3 pemberian Pb asetat + kitosan 0,75 yaitu 0,37µg100mL dan P4 pemberian Pb asetat + kitosan 1 yaitu 0,30µg100mL, jumlah eritrositnya lebih rendah jika dibandingkan dengan K1 yaitu kontrol. Terlihat bahwa adanya pengaruh yang diberikan oleh khitosan terhadap kadar plumbum dengan tingkat konsentrasi yang berbeda-beda yaitu 0,5, 0,75 dan 1. Plumbum yang diberikan secara terus menerus tidak dapat dicerna dengan baik dalam tubuh dan sifatnya akumulatif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sinaga 2004 bahwa plumbum merupakan salah satu logam berat yang tidak dapat dicerna. Universitas Sumatera Utara Senyawa plumbum Pb merupakan senyawa logam berat yangterdapat dialam yang sifatnya berbahaya bagi kesehatan manusia apabila terkonsumsi. Hal ini terjadi dikarenakan logam berat dalam tubuh bersifat akumulatif bioakumulatif. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, pemberian larutan Pb asetat dapat meningkatkan kadar Pb dalam darah hewan uji P1 perlakuan dengan pemberian Pb asetat sebesar 10mg0,5 mL aquades. Pemberian plumbum dapat menyebabkan tingginya kadar plumbu dalam darah, karena plumbum merupakan kelompok logam toksik yang dapat membentuk ligan kompleks dalam tubuh yang dapat mengganggu aktivitas enzim dan dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh. Salah satu jalur metabolisme yang sangat dipengaruhi adalah system hemopoitik. Toksisistas timbale disebabkan adanya interaksi antara Pb dengan senyawa ligand yaitu gugus enzim –SH dari –ALAD dan enzim hemesintase. Sehingga terjadi hambatan sintesis hemoglobin. Plumbum juga dapat menghambat enzim feroketalase yang menyebabkan ion Fe tidak dapat berikatan dengan cincin protoporpirin, oleh karena terjadi kompetisi antara timbale dengan Fe. Proses ini menyebabkan penurunan kadar hemoglobin Sugiharto, 2004 Kelompok perlakuan P2-P4 yang diberikan dengan perlakuan plumbum asetat dan kitosan dengan konsentrasi yang berbeda-beda memperlihatkan terjadinya penurunan kadar plumbum dalam darah. Hal ini dikarenakan kitosan sebagai pengkhelat absorben untuk logam berat. Menurut Inoue et al., 1993 gugus hidroksil pada kitosan menyebabkan kitosan menjadi bersifat hidrofilik dan gugus amina pada rantai kitosan merupakan tempat pengkhelat untuk ion logam. Maka dari sifat-sifat inilah kitosan mempunyai kemampuan untuk mengikat plumbum. Hal ini didukung oleh pernyataan Suharsih 2008 bahwa kemampuan kitosan dalam mengkhelat plumbum dalam darah dapat dilihat dari kecenderungan penurunan kadar Pb darah yang terjadi. Dengan demikian terlihat bahwa pemberian kitosan juga meemberikan pengaruh yang positif terhadap efek plumbum yang terjadi.

4.2 Jumlah Sel Darah Merah Eritrosit Tikus

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kitosan Terhadap Struktur dan Kadar Residu Pb pada Ginjal Tikus Putih (Rattus sp.) Jantan yang Dipapari Plumbum Asetat

1 39 77

Pengaruh pemberian vitamin E terhadap kadar SGPT dan SGOT serum darah tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur wistar yang dipapar timbal per oral

0 13 11

PERBEDAAN KADAR SGOT DAN SGPT PADA TIKUS (Rattus Perbedaan Kadar Sgot Dan SGPT Pada Tikus (Rattus Norvegicus) Yang Diberi Paparan Asap Rokok Herbal Dan Asap Rokok Konvensional.

0 2 13

NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN KADAR SGOT DAN SGPT PADA TIKUS (Rattus norvegicus) YANG Perbedaan Kadar Sgot Dan SGPT Pada Tikus (Rattus Norvegicus) Yang Diberi Paparan Asap Rokok Herbal Dan Asap Rokok Konvensional.

1 9 15

Pengaruh Kitosan Terhadap Struktur dan Kadar Residu Pb pada Ginjal Tikus Putih (Rattus sp.) Jantan yang Dipapari Plumbum Asetat

0 0 16

Pengaruh Kitosan Terhadap Struktur dan Kadar Residu Pb pada Ginjal Tikus Putih (Rattus sp.) Jantan yang Dipapari Plumbum Asetat

0 0 2

Pengaruh Kitosan Terhadap Struktur dan Kadar Residu Pb pada Ginjal Tikus Putih (Rattus sp.) Jantan yang Dipapari Plumbum Asetat

0 0 4

Pengaruh Kitosan Terhadap Struktur dan Kadar Residu Pb pada Ginjal Tikus Putih (Rattus sp.) Jantan yang Dipapari Plumbum Asetat

0 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Kitosan Terhadap Komponen Darah , Kadar Hemoglobin, Sgpt dan Sgot pada Tikus (Rattus norvegicus L) yang Dipapar Plumbum Asetat

0 0 13

PENGARUH KITOSAN TERHADAP KOMPONEN DARAH , KADAR HEMOGLOBIN, SGPT DAN SGOT PADA TIKUS (Rattus norvegicus L) YANG DIPAPAR PLUMBUM ASETAT

0 0 15