Desain Penelitian Bahan dan Alat Penentuan Dosis Plumbum Asetat Pb dan Kitosan

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain yang dilakukan pada penelitian ini adalah studi experimental pada tikus putih. 3.2 Tempat dan Waktu penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Struktur Perkembangan Hewan, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara Medan, penghitungan kadar plumbum asetat pada darah dilakukan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Medan Kementrian Perindustrian RI dan Penghitungan komponen darah, kadar Hb dan penghitungan kadar enzim SPGT dan SGOT di Balai Laboratotium Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.

3.2.2 Waktu penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai Juni 2013, kurang lebih selama 24 dua puluh empat minggu.

3.3 Bahan dan Alat

Adapun bahan dan alat yang digunakan adalah sebagai berkut : Adapun yang menjadi hewan percobaan yang digunakan adalah tikus putih yang diperoleh dari Laboratorium Fisiologi Hewan Biologi FMIPA USU Medan. Untuk kitosan yang digunakan diperoleh dari Laboratorium IPA terpadu FMIPA USU Medan dan plumbum asetat dalam bentuk serbuk. Untuk penentuan kadar plumbum digunakan bahan seperti darah, heparin, asam nitrat pekat, asam nitrat 13. Sedangkan alat yang digunakan tabung reaksi, hot plate, spektrofotometer serapan atom. Penentuan jumlah eritrosit, leukosit dan trombosit digunakan bahan Universitas Sumatera Utara seperti darah, heparin dan reagen hematology diluens. Sedangkan alat yang digunakan adalah tabung reaksi dan beckmen coulter. Untuk penghitungan kadar Hb digunakan bahan seperti darah, heparin, larutan darkbin, dan kain kasa kering. Sedangkan alat yang digunakan adalah tabung reaksi, pipet dan spektrofotometer. Penghitungan kadar SGPT dan SGOT menggunakan bahan seperti darah, heparin, dan reagen GPT dan GOT. Sedangkan alat yang digunakan adalah spektrofotometer UV. 3.4 Populasi dan Sampel Penelitian 3.4.1 Populasi Penelitian Populasi penelitian menggunakan tikus putih dewasa yang sehat, umur ± 3 bulan. Tikus tersebut belum pernah digunakan pada percobaan lain dan mempunyai berat badan berkisaran diantara 180 - 250 g yang diperoleh dari Laboratorium Fisiologi Hewan Biologi FMIPA USU Medan.

3.4.2. Sampel Penelitian

Rumus yang digunakan untuk menemukan besarnya sampel dalam penelitian ini agar hipotesa dapat dibuktikan dengan menggunakan rumus Federer 1963, sebagai berikut ; t-1 n-1 ≥15 Keterangan; t = kelompok perlakuan 7 kelompok n = jumlah sampel tiap kelompok Dari rumus diatas dapat dihitung n untuk masing-masing kelompok adalah 4. Untuk menghindari kekurangan sampel maka pada tiap kelompok perlakuan ditambah 1, maka jumlah sampel yang dibutuhkan 35 ekor tikus putih dimana tiap perlakuan ada 5 tikus yang dipilih dengan teknik secara acak sederhana simple Random sampling, dengan distribusi sebagai berikut ; K = tanpa perlakuan kontrol. P1 = perlakuan Pb Asetat 40mgkgBBhari selama 7 minggu Universitas Sumatera Utara P2 = perlakuan Pb Asetat 40mgkgBBhari selama 7 minggu dan kitosan 0,5 selama 5 minggu terakhir. P3 = perlakuan Pb Asetat 40mgkgBBhari selama 7 minggu dan kitosan 0,75 selama 5 minggu terakhir. P4 = perlakuan Pb Asetat 40mgkgBBhari selama 7 minggu dan kitosan 1 selama 5 minggu terakhir. P5 = perlakuan kitosan 1 selama 7 minggu. P6 = perlakuan pelarut asam asetat 1 salama 7 minggu.

3.5. Penentuan Dosis Plumbum Asetat Pb dan Kitosan

Plumbum asetat diberikan kepada tikus dalam penelitian ini dalam bentuk serbuk yang dilarutkan didalam 0,5 ml aquabides. Dimana dosis Pb asetat yang diberikan adalah 40mgkgBBhari yang dimasukkan secara oral sebanyak 0,5 ml dengan menggunakan jarum gavage Suprijono et al., 2012. Sedangkan kitosan yang diberikan ke tikus putih dalam bentuk larutan dengan pelarut 100ml asam asetat 1 dengan konsentrasi yang berbeda-beda yaitu kitosan 0,5, kitosan 0,75 dan kitosan 1 Purwoningsih, 2008. Kitosan yang digunakan pada penelitian ini merupakan kitosan yang didapatkan dari laboratorium terpadu FMIPA USU. 3.6. Pelaksanaan Penelitian 3.6.1. Pemeliharaan Hewan Percobaan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kitosan Terhadap Struktur dan Kadar Residu Pb pada Ginjal Tikus Putih (Rattus sp.) Jantan yang Dipapari Plumbum Asetat

1 39 77

Pengaruh pemberian vitamin E terhadap kadar SGPT dan SGOT serum darah tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur wistar yang dipapar timbal per oral

0 13 11

PERBEDAAN KADAR SGOT DAN SGPT PADA TIKUS (Rattus Perbedaan Kadar Sgot Dan SGPT Pada Tikus (Rattus Norvegicus) Yang Diberi Paparan Asap Rokok Herbal Dan Asap Rokok Konvensional.

0 2 13

NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN KADAR SGOT DAN SGPT PADA TIKUS (Rattus norvegicus) YANG Perbedaan Kadar Sgot Dan SGPT Pada Tikus (Rattus Norvegicus) Yang Diberi Paparan Asap Rokok Herbal Dan Asap Rokok Konvensional.

1 9 15

Pengaruh Kitosan Terhadap Struktur dan Kadar Residu Pb pada Ginjal Tikus Putih (Rattus sp.) Jantan yang Dipapari Plumbum Asetat

0 0 16

Pengaruh Kitosan Terhadap Struktur dan Kadar Residu Pb pada Ginjal Tikus Putih (Rattus sp.) Jantan yang Dipapari Plumbum Asetat

0 0 2

Pengaruh Kitosan Terhadap Struktur dan Kadar Residu Pb pada Ginjal Tikus Putih (Rattus sp.) Jantan yang Dipapari Plumbum Asetat

0 0 4

Pengaruh Kitosan Terhadap Struktur dan Kadar Residu Pb pada Ginjal Tikus Putih (Rattus sp.) Jantan yang Dipapari Plumbum Asetat

0 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Kitosan Terhadap Komponen Darah , Kadar Hemoglobin, Sgpt dan Sgot pada Tikus (Rattus norvegicus L) yang Dipapar Plumbum Asetat

0 0 13

PENGARUH KITOSAN TERHADAP KOMPONEN DARAH , KADAR HEMOGLOBIN, SGPT DAN SGOT PADA TIKUS (Rattus norvegicus L) YANG DIPAPAR PLUMBUM ASETAT

0 0 15