Faktor Pendukung Dalam Pelaksanaan Pelayanan Terhadap
90
3. Prasarana yang ada sudah tidak layak pakai
Prasarana yang sudak tidak memadai tentu saja menghambat pelayanan dalam UREHSOS. Seperti keadaan kursi, kasur dan juga
almari yang sudah tidak layak pakai masih banyak ditemukan di dalam kamar lanjut usia.
Pelayanan yang baik dalam UREHSOS maka akan membuat para lanjut usia merasa bahwa dirinya berada dalam keluarganya
sendiri. Dengan demikian pelayanan dapat dikatakan berkualitas. Kualitas pelayanan itu sendiri tidak hanya bergantung pada para
pekerja sosial yang selalu disiplin tetapi juga dari pihak lanjut usia itu sendiri. Kulaitas pelayanan juga tidak hanya bergantung pada
banyaknya program-program yang diberikan. Akan tetapi kemampuan pihak Unit Rehabilitasi Sosial
“Wiloso Wredho” mampu memberikan pelayanan yang baik dan mampu menjadikan lanjut usia yang mandiri
sehingga bisa kembali ke dalam lingkungan keluarga dengan berbekalkan kemampuan dan kemandirian. Dari faktor pendukung dan
faktor penghambat di atas maka dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan terhadap lanjut usia di
Unit Rehab ilitasi Sosial “Wiloso Wredho“ adalah:
1. Sumber Daya Manusia SDM
Sumber daya manusia disini berasal dari pihak lembaga dan dari lanjut usia itu sendiri.
91
a Pihak Pengelola
Banyaknya pengelola di Unit Rehabilitasi S osial “Wiloso
Wredho” Kutoarjo belum sebanding dengan banyaknya lanjut usia yang tinggal di sana. Idealnya dalam peraturan yang telah di tetapkan
bahwa perbandingan antara jumlah pembimbing dengan jumlah lanjut usia adalah 5 berbanding 1.
Hal ini diungkapkan ol eh “MR” selaku koordinator rehab
dan penyaluran bahwa: “Sebenarnya ideal perbandingan antara pembimbing dengan
lanjut usia itu lima berbanding satu mbak, tetapi di lembaga kami belum memenuhi seperti peraturan yang telah ditetapkan dan
kami sedang memulai untuk menuju ke arah sit
u”. Hal
serupa juga diungkapkan oleh “TW” selaku pekerja sosial yakni:
“Pembimbing dari UREHSOS masih kurang jika dibandingkan dengan banyaknya jumlah lanjut usia. Namun demikian
pelayanan di sini tetap dijalankan sesuai dengan peraturan yang
ada”. Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa
pelayanan akan maksimal jika jumlah pembimbing memiliki perbandingan yang sesuai dengan jumlah lanjut usia karena kebutuhan
setiap lanjut usia dapat terpenuhi. b
Dari pihak lanjut usia Lanjut usia merupakan usia yang rentan dengan segala hal
seperti kondisi fisik, kesehatan, psikologis dll. Lanjut usia yang memiliki kondisi fisik yang masih kuat maka mereka dapat mengurus
92
dirinya sendiri ssuai dengan kemampuannya. Tetapi bagi lanjut usia yang memiliki kondisi fisik yang tidak sehat atau mempunyai
penyakit maka mereka akan kesulitan dalam mengurus dirinya sendiri. Begitu juga dengan lanjut usia yang memiliki sikap yang susah di atur
maka pihak lembaga akan mengalami kesulitan dalam memberi bimbingan.
Dal am hal ini “SL” selaku ketua penyantunan
mengungkapkan bahwa: “Lansia yang tinggal di sini beragam mbak, sehingga mereka
memiliki karakter yang berbeda-beda dan kondisi fisik yang berbeda-beda pula. Ada yang mampu mandiri ada pula yang harus
dibantu oleh pekerja sosial. Dengan demikian kami harus memahami setiap kondisi lansia agar pelayanan yang kami
berikan sesuai dengan kebutuhannya”.
Hal serupa juga diungkapkan oleh “SR” selaku lanjut usia yakni:
“Disini ada juga lansia yang susah di atur mbak, kadang sudah di peringatkan oleh pegawai kantor tetapi masih di ulangi lagi.
Seperti membuang sampah sembarangan, tidak mebersihkan
kamarnya sendiri dll”.
Dari kedua wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa jika para lanjut usia memiliki kondisi fisik yang masih sehat dan
mampu mengurus dirinya sendiri sehingga mampu melaksanakan berbagai kegiatan di UREHSOS maka pelayanan yang diberikan di
UREHSOS akan berjalan dengan baik dan sesuai aturan.