Identifikasi Masalah Batasan Masalah

10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORITIK

1. Kajian Pendidikan Seumur Hidup

Pendidikan merupakan satu kebutuhan yang tidak dapat kita abaikan. Secara teknis, kita bertanggung jawab terhadap diri kita untuk memberikan satu kondisi terbaik. Kondisi terbaik bagi diri kita dan juga bagi orang lain yaitu kemampuan yang memungkinkan kita untuk menghadapi masalah dengan cara dan hasil sebaik-baiknya. Hal ini merupakan citra khusus yang harus dimiliki oleh setiap orang sehingga eksistensinya dalam hidup diakui masyarakat secara luas. Jika memerhatikan amanat di dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 dinyatakan dengan jelas bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Dengan demikian kita mempunyai hak yang sama di dalam mendapatkan pendidikan yang diselenggarakan di negeri ini. Hal ini karena disadari semua pihak bahwa pendidikan merupakan modal dan investasi masa depan yang paling efektif. Pendidikan dialami oleh setiap manusia sejak kecil dari dalam buaian hingga liang lahat from the cradle to the grave. Dengan demikian manusia mengalami pendidikan seumur hidup. Cropley 1979:12 mengungkapkan bahwa pendidikan seumur hidup merupakan ide yang sudah lama dan sering dipergunakan dengan pengertian berbeda-beda, yang sulit diperoleh batasannya dan dapat diterima secara universal. Meskipun demikian Corpley 1979: 2-3 mengemukakan bahwa 11 berdasarkan berbagai sumber UEH UNESCO Institute for Education Hamburg menetapkan definisi sebagai berikut: 1. Pendidikan harus meliputi seluruh hidup setiap manusia 2. Mengarah kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan, penyempurnaan secara sistematis pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat meningkatkan konsep hidup. 3. Mengembangkan “self fulfillment” setiap individu. 4. Meningkatkan kemampuan dan motivasi untuk belajar mandiri. 5. Mengakui kontribusi dari semua kemungkinan pendidikan termasuk pendidikan informal, formal, dan non formal. Dari definisi tentang pengertian pendidikan seumur hidup di atas dapat disimpulkan mengenai asas pendidikan seumur hidup bahwa pada hakekatnya sepanjang hidupnya manusia itu memerlukan pendidikan sejak saat dilahirkan sampai menjelang ajalnya. Dalam hal ini lanjut usia masih sangat memerlukan pendidikan bagi pengembangan dirinya. Hanya saja dalam mengembangkannya memerlukan bantuan orang lain karena kondisi fisik yang semakin menurun. Pelayanan terhadap lansia termasuk dalam pendidikan non formal, dimana sistem pelayanannya sampai seumur hidup. Oleh karena itu sering dikaitkan antara lanjut usia dengan pendidikan seumur hidup. Mengenai implikasi konsep pendidikan seumur hidup ini pada sasaran pendidikannya, Ananda W. P. Duruge 1992:10 mengklasifikannya dalam enam kategori yaitu: a. Para buruh dan petani. b. Golongan remaja yang terganggu pendidikan sekolahnya. c. Para pekerja yang berketerampilan. d. Golongan technicians dan professional. e. Para pemimpin dalam masyarakat. f. Golongan masyarakat yang sudah tua.