Kajian Pendidikan Seumur Hidup
13
Kotler dan Armstrong 1993:494 jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan
tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Proses produksinya mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik. Sementara itu Robert D. Reid
1989:29 memberikan penjelasan mengenai jasa adalah sesuatau yang tidak berwujud, tidak seperti produk yang berwujud Jasa bukan barang fisik, tetapi
sesuatu yang menghadirkan kegiatan atau perbuatan. Kehadirannya ini umumnya dilakukan atas dasar personal sering berhadap-hadapan langsung
antara individu. Christian Gonroos 1990:27 mencoba memadukan pengertian jasa sebagai aktivitas dari suatu hakikat yang tidak berwujud yang
berinteraksi antara konsumen dan pemberi jasa dan sumber daya fisik atau barang dan sistem yang memberikan jasa, yang memberikan solusi bagi
masalah-masalah konsumen. Dapat disimpulkan bahwa pelayanan terhadap lansia adalah sebuah kegiatan yang diwujudkan dalam perbuatan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan lansia. Lazimnya orang lanjut usia yang dirawat di UREHSOS adalah mereka
yang tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan pokok bagi dirinya sehari-hari dan tidak menerima nafkah
secukupnya dari orang lain. Tiap UREHSOS mempunyai syarat-syarat penampungan sendiri-sendiri. Sehingga penampungan orang lanjut usia
dalam UREHSOS merupakan upaya pelayanan sosial yang dilaksanakan oleh pekerja sosial, yaitu seperti yang diungkapkan oleh Syarif Muhidin, 1984:12
bahwa:
14
Orang yang bertugas melaksanakan kegiatan-kegiatan pelayanan sosial di bidang kesejahteraan sosial dalam pengertian luas dan telah
menempuh pendidikan pekerjaan sosial. Untuk menjamin pelayanan yang memadai terhadap para lansia yang
akan tinggal di UREHSOS maka diadakan Sistem Penjaminan Mutu SPM. Mutu pelayanan terhadap lansia adalah tingkat kesempurnaan pelayanan
yang diselenggarakan, yang di satu pihak menimbulkan kepuasan pelanggan pasienklien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata pelanggan, serta di
pihak lain tatacara penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan etika profesi yang telah ditetapkan.
Sedangkan Jaminan Mutu Pelayanan lansia adalah suatu proses upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan,
sistematis, obyektif dan terpadu dalam menetapkan masalah dan penyebab masalah mutu pelayanan lansia yang diselenggarakan berdasarkan standar
yang telah ditetapkan serta menentukan dan melaksanakan cara pemecahan masalah mutu sesuai dengan kemampuan yang ada dan menilai hasil yang
dicapai guna menyusun saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan. Bentuk penjaminan mutu dapat dibentuk dalam bagan berikut:
15
Standar Penjaminan Mutu
Standar Persyaratan Minimal
Standar penampilan minimal yaitu
penampilan minimal pelayanan yang
masih dapat diterima. Standar masukan
Standar proses Standar
lingkungan
Gambar 1. Standar Penjaminan Mutu Andrea, 2008:3
Dari bagan tersebut maka dapat dijelaskan bahwa standar persyaratan minimal adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi untuk dapat
menyelenggarakan pelayanan yang bermutu. Dalam standar persyaratan minimal ini dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Standar masukan adalah standar yang ditetapkan oleh panti untuk
penjaminan pelayanan terhadap lansia. Standar yang dimaksud adalah tenaga, pedoman, sarana dan prasarana. Standar tenaga meliputi
pengelola dan lanjut usia. Perbandingan jumlah pekerja sosial dengan lansia idealnya adalah satu berbanding lima. Jadi, satu pekerja sosial
menangani lansia sebanyak lima orang. Adapun persyaratan untuk menjadi pekerja sosial adalah memiliki pendidikan minimal SMA atau
sederajad dan sudah pernah menempuh pelatihan tentang pendidikan