6. Jarak Posyandu
Akses geografis di maksudkan pada faktor yang berhubungan dengan tempat yang memfasilitasi atau yang menghambat pemanfaatannya, ini adalah hubungan
antara lokasi suplai dan lokasi dari masyarakat yang dapat diukur dengan jarak waktu tempuh, pemakaian pelayanan preventif lebih banyak di hubungkan dengan akses
geografis, dari pada pemakaian pelayanan kuratif Muninjaya, 2004 Lawrence Green dalam Notoatmodjo 2003 yang menyatakan bahwa faktor
lingkungan fisikletak geografis berpengaruh terhadap perilaku seseorangmasyarakat terhadap kesehatan. Jarak antara tempat tinggal dengan posyandu sangat
mempengaruhi ibu untuk hadir atau berpartisipasi dalam kegiatan posyandu. Adin 2011 mengungkapkan bahwa dari beberapa alasan yang sering
dikemukakan ibu yang tidak datang ke posyandu salah satunya adalah faktor geografi, dimana letak dan kondisi geografis wilayah tersebut. Kondisi geografis
diantaranya jarak dan kondisi jalan ke tempat pelayanan kesehatan sangat berpengaruh terhadap keaktifan membawa balitanya ke posyandu.
Hanafiah membuktikan terdapat pengaruh secara signifikan persepsi ibu balita jarak posyandu dengan tempat tinggal responden terhadap pemanfaatan posyandu di
Desa Matang Tepah Kecamatan Bendahara Kabupaten Aceh Tamiang.
7. Kelengkapan Peralatan Posyandu
Peralatan posyandu merupakan semua alat yang digunakan dalam pelaksanaan posyandu baik peralatan yang digunakan untuk mengukur status gizi maupun
peralatan yang digunakan sebagai penunjang lancarnya pelaksanaan posyandu yaitu: ketersediaan alat-alat penunjang lainnya seperti timbangan bayibalita, timbangan
Universitas Sumatera Utara
dewasa, alat pengukur tinggipanjang badan, KMS untuk mencatat hasil penimbangan Angkat,2010.
Menurut Puspasari 2002 untuk kelancaran kegiatan posyandu selain diperlukan tempat yang memadai juga harus didukung oleh ketersediaan alat-alat
penunjang lainnya seperti timbangan bayibalita, timbangan dewasa, alat pengukur tinggipanjang badan, KMS untuk mencatat hasil penimbangan. Dari hasil observasi
dan data yang dikumpulkan sebanyak 54,5 posyandu yang belum memiliki sarana yang memadai di posyandu Kota Sabang Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun
2002. Keberhasilan posyandu sangat ditentukan ketersediaan saranaperalatan yang memadai. Pada umumnya permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan
posyandu adalah partisipasi pengguna posyandu masih rendah, peralatan di posyandu belum memadai.
Angkat 2010 dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kelengkapan peralatan posyandu di Desa Penanggalan Kecamatan Penanggalan Kota
Subulussalam masih tidak lengkap. Masih banyak ibu-ibu yang mempunyai anak balita khususnya anak berusia 36 bulan keatas mengatakan malas membawa anaknya
ke posyandu karena di posyandu tidak tersedia timbangan injak untuk anaknya karena anaknya tidak mau ditimbang dengan menggunakan timbangan dacin karena anak
balita takut, terbukti saat ditimbang anak menangis.
8. Sikap Kader
Kader merupakan motor penggerak kegiatan posyandu. Kader Kesehatan juga promotor kesehatan desa promkes adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh
masyarakat. Kader Posyandu sebagai kader pembangunan kesehatan didesa, dalam
Universitas Sumatera Utara
pelayanan di posyandu mempunyai peran sejak persiapan pelayanan sebelum hari pelaksanan Suparyanto, 2011.
Hasil penelitian Angkat 2010 menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara dukungan dari kader dengan tingkat partisipasi ibu menimbangkan anaknya ke
posyandu. Bahwa ibu yang mendapat dukungan dari kader terlihat dari partisipasi ibu menimbangkan balita cukup baik.
9. Sikap Keluarga