5.9 Hubungan Sikap Keluarga Ibu dengan Tingkat Partisipasi Ibu ke
Posyandu
Hasil analisis Bivariat menunjukan bahwa ibu yang mendapat dukungan keluarga maupun tidak mendapatkan dukungan dari keluarga 56,4 dan 69,6
masing-masing masih rendah tingkat partisipasinya. Pada penelitian ini ibu yang mendapat dukungan dari keluarga dan ibu yang mengaku tidak mendapat dukungan
dari keluarga tingkat partisipasinya untuk menimbangkan anaknya ke posyandu sama - sama masih rendah. Dukungan keluarga merupakan faktor yang tidak dapat
terpisahkan terhadap tingkat partisipasi ibu ke posyandu karena keluarga merupakan yang pertama dalam memberikan dukungan terhadap ibu untuk membawakan
anaknya ke posyandu. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square menunjukkan bahwa
tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan dari keluarga responden dengan tingkat partisipasi ibu menimbangkan anaknya ke posyandu p=0,277.
Hal ini tidak sejalan dengan laporan penelitian Rinaldy 2004 dalam Angkat 2010 di posyandu Kabupaten Kepulauan Riau yang mengatakan dukungan keluarga
sangat berpengaruh terhadap keikutsertaan ibu balita pada kegiatan posyandu setiap bulannya.
Keluarga merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap tingkat keaktifan ibu untuk menimbangkan anaknya ke posyandu, khususnya dukungan dari
kepala keluarga. Kepala keluarga yang sangat berpengaruh terhadap keaktifan ibu ke posyandu. Sikap keluarga yang mendukung ibu untuk aktif ke posyandu sangat
berperan dalam memelihara dan mempertahankan status gizi balita yang optimal.
Universitas Sumatera Utara
Keluarga merupakan system dasar dimana perilaku sehat dan perawatan kesehatan diatur, dilaksanakan, dan diamankan, keluarga memberikan perawatan kesehatan
yang bersifat preventif dan secara bersama-sama merawat anggota keluarga. Keluarga mempunyai tanggung jawab utama untuk memulai dan mengkoordinasikan pelayanan
yang diberikan oleh para professional perawatan kesehatan Adin, 2011. Di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Darussalam masih banyak ibu
mengaku tidak pernah diingatkan pada saat jadwal hari buka posyandu tiap bulannya dan tidak pernah diinformasikan bahwa penting membawa balita untuk ditimbang
sehinga terpantau pertumbuhan dan perkembangan balitanya dari keluarga khususnya kepala keluarga, sehingga terkadang ibu sendiri lupa dan menganggap bahwa
penimbangan balita rutin setiap bulan bukan hal yang penting untuk membawa balita ke posyandu pada hari buka posyandu. Hal ini disebabkan karena kurangnya
pengetahuan dari keluarga khususnya kepala keluarga, ini merupakan suatu masalah dalam pemantauan pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita, masalah ini perlu
diselesaikan dengan segera, dalam hal ini perlu dukungan dari tokoh masyarakat khususnya kepala lingkungan dan petugas kesehatan agar memberikan penyuluhan
secara individu kepada keluarga tersebut.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN