4. Analisis Analysis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis Synthesis Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang
ada. 6. Evaluasi Evaluation
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria
yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
4. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat dilihat, tetapi hanya dapat
ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang
dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi
merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku Notoatmodjo, 2003. Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yakni:
Universitas Sumatera Utara
1. Menerima Receiving Menerima diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang
diberikan objek. 2. Merespons Responding
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3. Menghargai Valuing Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain
terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. 4. Bertanggung jawab Responsible
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko yang paling tinggi.
5. Kehadiran Kader Posyandu
Kader merupakan motor penggerak kegiatan posyandu. Kader Kesehatan juga promoter kesehatan desa promkes adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh
masyarakat. Kader Posyandu sebagai kader pembangunan kesehatan didesa, dalam pelayanan di posyandu mempunyai peran sejak persiapan pelayanan sebelum hari
pelaksanan Suparyanto, 2011. Kehadiran Kader Posyandu sangat menentukan berjalannya kegiatan pelayanan kesehatan posyandu seperti mengingatkanmengajak
ibu untuk penimbangan balita ke posyandu, menjelaskan hasil penimbangan, memberikan penyuluhan sesuai dengan hasil dari penimbangan.
Universitas Sumatera Utara
6. Jarak Posyandu
Akses geografis di maksudkan pada faktor yang berhubungan dengan tempat yang memfasilitasi atau yang menghambat pemanfaatannya, ini adalah hubungan
antara lokasi suplai dan lokasi dari masyarakat yang dapat diukur dengan jarak waktu tempuh, pemakaian pelayanan preventif lebih banyak di hubungkan dengan akses
geografis, dari pada pemakaian pelayanan kuratif Muninjaya, 2004 Lawrence Green dalam Notoatmodjo 2003 yang menyatakan bahwa faktor
lingkungan fisikletak geografis berpengaruh terhadap perilaku seseorangmasyarakat terhadap kesehatan. Jarak antara tempat tinggal dengan posyandu sangat
mempengaruhi ibu untuk hadir atau berpartisipasi dalam kegiatan posyandu. Adin 2011 mengungkapkan bahwa dari beberapa alasan yang sering
dikemukakan ibu yang tidak datang ke posyandu salah satunya adalah faktor geografi, dimana letak dan kondisi geografis wilayah tersebut. Kondisi geografis
diantaranya jarak dan kondisi jalan ke tempat pelayanan kesehatan sangat berpengaruh terhadap keaktifan membawa balitanya ke posyandu.
Hanafiah membuktikan terdapat pengaruh secara signifikan persepsi ibu balita jarak posyandu dengan tempat tinggal responden terhadap pemanfaatan posyandu di
Desa Matang Tepah Kecamatan Bendahara Kabupaten Aceh Tamiang.
7. Kelengkapan Peralatan Posyandu