43
terkait dengan UU 112016 tersebut benar-benar menjadi pertimbangan bagi Majelis Hakim Konstitusi dalam membuat keputusan.
Dari kacamata saya yang sempit sebagai seorang pembelajar ekonomi, saya berharap bahwa Majelis Hakim Konstitusi akan membatalkan atau
setidak-tidaknya mengkoreksi UU 112016. Namun, karena keputusan Majelis Halim pasti memiliki implikasi ekonomi, maka saya juga memohon
agar keputusan tersebut disertai dengan opsi-opsi jalan tengah sehingga implikasi negatif dari pembatalan UU 112016 dapat diminimalisir.
[2 .3 ]
Menimbang bahwa terhadap permohonan Pemohon, Presiden menyampaikan keterangan lisan dan keterangan tertulis, disertai ringkasan
keterangan tertulis, bertanggal 20 September 2016 yang disampaikan pada Kepaniteraan pada tanggal27 September 2016, serta keterangan tambahan
Tanggapan Pemerintah bertanggal 12 Oktober 2016 yang diterima Kepaniteraan pada 19 Oktober 2016, yang padaF pokoknya sebagai berikut:
I. POKOK PERMOHONAN PARA PEMOHON
Berdasarkan pada masing-masing permohonannya, ketentuan yang dimohonkan pengujian oleh para Pemohon pada pokoknya adalah:
1 Pasal 1 angka 1 UU Pengampunan Pajak terhadap Pasal 23A UUD
1945. 2 Pasal 3 UU Pengampunan Pajak terhadap Pasal 27 ayat 1 UUD 1945.
3 Pasal 4UU Pengampunan Pajak terhadap Pasal 1 ayat 3 dan Pasal 27 ayat 1 UUD 1945.
4 Pasal 21 ayat 2 dan ayat 3, Pasal 22 serta Pasal 23 UU Pengampunan Pajak terhadap Pasal 28F UUD 1945.
Adapun dalil-dalil permohonan para Pemohon pada pokoknya adalah sebagai berikut:
1. UU Pengampunan Pajak bertentangan dengan Pasal 23A UUD 1945 yang
telah mengatur bahwa pajak bersifat memaksa dan menyebabkan Negara kehilangan potensi penerimaan yang pasti dari ranah pajak penghasilan;
2. Uang Tebusan mengakibatkan tidak adanya kepastian hukum yang adil dan perlakuan yang sama di hadapan hukum antara Wajib Pajak yang taat
seperti karyawan yang dipotong penghasilannya setiap bulan untuk membayar pajak penghasilan dengan penggelappengemplang pajak
Untuk mendapatkan salinan resmi, hubungi Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Jl. Merdeka Barat No.6, Jakarta 10110, Telp. 021 23529000, Fax 021 3520177, Email: sekretariatmahkamahkonstitusi.go.id
44
yang justru mendapat diskon besar-besaran atas pajak penghasilan dengan hanya membayar uang tebusan;
3. UU Pengampunan Pajak memberikan hak khusus yang diberlakukan secara eksklusif kepada pihak-pihak yang tidak taat pajak, yaitu
dibebaskan dari pemeriksaan perpajakan serta dari sanksi administrasi dan pidana, sehingga bertentangan dengan prinsip persamaan warga
negara di hadapan hukum dan pemerintahan;
4. Pasal 20 UU Pengampunan Pajak yang mengatur bahwa data dan informasi yang bersumber dari Surat Pernyataan dan Lampirannya yang
diadministrasikan oleh Kementerian Keuangan atau pihak lain yang berkaitan dengan pengampunan pajak tidak dapat dijadikan dasar bagi
proses penegakan hukum telah mengabaikan prinsip kesamaan kedudukan warga negara dihadapan hukum dan pemerintahan
sebagaimana diatur dalam Pasal 27 ayat 1 UUD 1945;
5. Pemberian imunitas tidak dapat dilaporkan, digugat, dilakukan penyelidikan, penyidikan, dituntut, baik secara perdata maupun pidana
kepada Menteri Keuangan, Wakil Menteri Keuangan, pegawai Kementerian Keuangan dan pihak lain yang berkaitan dengan
pelaksanaan pengampunan pajak tidak memiliki dasar norma dan kaidah dalam konstitusi serta bertentangan dengan prinsip perlakuan yang sama
dihadapan hukum dan pemerintahan;
6. Pembatasan bahwa segala sengketa yang berkaitan dengan pelaksanaan UU Pengampunan Pajak hanya dapat diajukan ke Pengadilan Pajak telah
meniadakan hukum pidana dan hukum administrasi, sehingga bertentangan dengan kekuasaan kehakiman yang merdeka dalam
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan sebagaimana diatur dalam Pasal 24 ayat 1 UUD 1945;
7. Penutupan akses informasi atas pelaksanaan pengampunan pajak yang diatur dalam Pasal 21 ayat 2 juncto Pasal 20 juncto Pasal 23 ayat 1 UU
Pengampunan Pajak bertentangan dengan prinsip keterbukaan informasi publik dan menghilangkan hak asasi warga negara atas informasi
sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal 28F UUD 1945;
Untuk mendapatkan salinan resmi, hubungi Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Jl. Merdeka Barat No.6, Jakarta 10110, Telp. 021 23529000, Fax 021 3520177, Email: sekretariatmahkamahkonstitusi.go.id
45
8. Ketentuan dalam UU Pengampunan Pajak bertentangan dengan prinsip negara hukum, menciderai rasa keadilan buruh dan hak asasi manusia
sebagaimana yang diatur dalam UUD 1945.
II. TANGGAPAN TERHADAP KEDUDUKAN HUKUM LEGAL STANDING