172
mengampuni merupakan konsep yang inheren dan bukan hal baru
. Sifat mengampuni juga bukan merupakan lawan dari sifat memaksa. Secara hierarkis,
sifat memaksa lebih sebagai penegasan hak Pemerintah bahwa pajak merupakan kewajiban kenegaraan bagi setiap warganegara dan jika tidak dibayar
dapat ditagih dengan sanksi dan alat paksa. Di sisi lain sifat memaksa yang berpotensi menyimpang dipagari dengan Undang-undang yang
merupakanrepresentasi persetujuan wakil rakyat melalui DPR. Sedangkan pengampunan merupakan bagian dari diskresi yang dimiliki otoritas pajak
sebagai salah satu cara
untuk memberikan keadilan substansial dan memperlakukan sanksi administrasi bukan sekedar fungsi retributif menghukum
tetapi sekaligus edukatif mendidik wajib pajak supaya patuh di kemudian hari, dan mengembalikan perlakuan yang tidak adil ke posisi asali restoratif.
Hierarki Konstitusional Pemerintah berhak memungut pajak Pasal 23A
Pajak bersifat memaksa – diatur dengan Undang-undang
Pemerintah menetapkan cara memungut pajak
Tax Amnesty adalah cara memungut pajak
5.0 Tax Amnesty sebagai “Instrumen Antara” Menuju Sistem Perpajakan Baru
5.1. Program Pengampunan Pajak dalam UU Nomor 11 Tahun 2016
Pemerintah Indonesia saat ini sedang memberlakukan Program Pengampunan Pajak melalui Undang-UndangNomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan
Pajak. Secara ringkas UU ini mengatur sebagai berikut.
1. Definisi Pengampunan
Di dalam Pasal 1 angka 1 UU Pengampunan Pajak, disebutkan bahwa “Pengampunan Pajak adalahpenghapusan pajak yang seharusnya
Untuk mendapatkan salinan resmi, hubungi Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Jl. Merdeka Barat No.6, Jakarta 10110, Telp. 021 23529000, Fax 021 3520177, Email: sekretariatmahkamahkonstitusi.go.id
173
terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan cara mengungkap Harta dan membayar
Uang Tebusansebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini UU Pengampunan Pajak”
2. Subjek dan Objek Pengampunan Pajak
Berdasarkan Pasal 3 ayat 1 “Semua Wajib Pajak berhak mendapatkan Pengampunan Pajak”, dalam pengertian “semua wajib pajak”, meliputi :
a. Orang Pribadi OP; b. Badan;
c. Pengusaha Omzet Tertentu; d. OPBadan Belum ber-NPWP.
Namun terdapat pengecualian dari subjek Pengampunan pajak, yang tercantum di dalam Pasal 3 ayat3, yaitu wajib pajak yang sedang:
a. dilakukan penyidikan dan berkas penyidikannya telah dinyatakan
lengkap oleh Kejaksaan P21; b. dalam proses peradilan; atau
c. menjalani hukuman pidana -----------------------atas Tindak Pidana di Bidang Perpajakan--------------------
3. Tarif 1 Tarif uang tebusan atas harta yang berada di dalam wilayah NKRI atau
harta yang berada di luar wilayah NKRI yang dialihkan ke dalam wilayah NKRI
dan diinvestasikan di dalam wilayah NKRI, berdasarkan
Pasal 4 ayat 1 adalah sebesar : 1 2 dua persen untuk periode penyampaian surat pernyataan pada
periode bulan pertama sampai pada akhir bulan ketiga 1 Juli 2016 – 30 September 2016
2 3 tiga persen untuk periode penyampaian surat pernyataan pada bulan keempat 1Oktober 2016 – 31 Desember 2016
3 5 lima persen untuk periode penyampaian surat pernyataan terhidung sejak tanggal 1Januari 2017 – 31 Maret 2017.
2 Tarif Uang Tebusan atas Harta yang berada di luar wilayah NKRI dan tidak dialihkan ke dalam wilayah NKRI
adalah sebesar: 1 4 empat persen untuk periode penyampaian surat pernyataan
pada bulan pertama sampai dengan akhir bulan ketiga 1 Juli 2016 –
Untuk mendapatkan salinan resmi, hubungi Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Jl. Merdeka Barat No.6, Jakarta 10110, Telp. 021 23529000, Fax 021 3520177, Email: sekretariatmahkamahkonstitusi.go.id
174
30 September 2016; 2 6 tiga persen untuk periode penyampaian surat pernyataan
pada bulan keempat 1Oktober 2016 – 31 Desember 2016 3 10 lima persen untuk periode penyampaian surat pernyataan
terhidung sejak tanggal 1Januari 2017 – 31 Maret 2017. 3 Tarif Uang Tebusan bagi Wajib Pajak yang peredaran usahanya
sampai dengan Rp4.800.000.000,00 empat miliar delapan ratus juta rupiah sampai pada 31 Maret 2017 pada Tahun Pajak Terakhir adalah
sebesar: a. 0,5 nol koma lima persen bagi Wajib Pajak yang mengungkapkan
nilai Harta sampai dengan Rp10.000.000.000,00 sepuluh miliar rupiah dalam Surat Pernyataan; atau
b. 2 dua persen bagi Wajib Pajak yang mengungkapkan nilai Harta lebih dariRp10.000.000.000,00 sepuluh miliar rupiah
dalam Surat Pernyataan.
4. Fasilitas