commit to user 21
21 kemudian pada bagian akhir Berita Acara Pemeriksaan tersebut baik
saksi maupun pejabat yang berwenang meberikan tanda tangannya.
3 Berita Acara Pemeriksaan BAP Tersangka
BAP Tersangka adalah suatu format baku yang telah diatur oleh Juklak Juknis dan memuat tentang keterangan yang disampaikan oleh
Seorang Tersangka kepada pejabat Kepolisian yang berwenang dan kemudian pada bagian akhir Berita Acara Pemeriksaan tersebut baik
saksi maupun pejabat yang berwenang meberikan tanda tangannya.
4 Berita Acara Pemeriksaan BAP Lanjutan
BAP Lanjutan adalah suatu format baku yang telah diatur oleh Juklak Juknis dan memuat tentang keterangan lanjutan yang disampaikan
oleh Seorang Saksi Tersangka kepada pejabat Kepolisian yang berwenang dan kemudian pada bagian akhir Berita Acara Pemeriksaan
tersebut baik saksi maupun pejabat yang berwenang meberikan tanda tangannya.
5 Berita Acara Pemeriksaan BAP Konfrontir
BAP Konfrontir adalah suatu format baku yang telah diatur oleh Juklak Juknis dan memuat tentang keterangan yang disampaikan
secara bersama – sama oleh Seorang atau lebih Saksi Tersangka kepada pejabat Kepolisian yang berwenang dan kemudian pada bagian
akhir Berita Acara Pemeriksaan tersebut baik saksi maupun pejabat yang berwenang meberikan tanda tangannya.
4. Tinjauan tentang Upaya Hukum
Upaya hukum dalam hukum acara pidana di Indonesia diatur dalam KUHAP. Upaya hukum dibedakan menjadi upaya hukum biasa dan upaya
hukum luar biasa. Upaya hukum biasa diatur dalam Bab XVII KUHAP sementara pengaturan tentang upaya hukum luar terdapat dalam Bab XVIII
KUHAP.
commit to user 22
22 a. Upaya hukum biasa
1 Banding Pemeriksaan tingkat banding dalam hukum pidana diatur dalam
Pasal 233 sampai dengan Pasal 243 KUHAP. Pengajuan banding diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 7 tujuh hari sesudah
putusan dijatuhkan, atau setelah putusan diberitahukan kepada terdakwa yang tidak hadir dalam pengucapan putusan. Pengajuan banding yang
diajukan melampaui tenggang waktu tersebut harus ditolak dengan. membuat surat keterangan.
Pada dasarnya setiap putusan pengadilan dapat diajukan permohonan banding, tetapi ada kekecualiannya yang sebagaiman yang
diatur dalam Pasal 67 KUHAP. Kekecualian untuk mengajukan banding mnurut Pasal 67 KUHAP yaitu:
a Putusan bebas b Lepas dari segala tuntutan hukum yang menyangkut masalah
kurang tepatnya penerapan hukum c Putusan pengadilan dalam acara cepat
2 Kasasi Kasasi diatur dalam Pasal Pasal 244 sampai dengan Pasal 262
KUHAP. Dalam hukum acara pidana di indonesia dikenal 2 macam kasasi, yaitu kasasi oleh pihak – pihak termasuk Jaksa Penuntut
Umum dan kasasi demi kepentingan hukum oleh Jaksa Agung. Kasasi demi kepentingan hukum tidak membawa akibat hukum apa – apa bagi
pihak yang bersangkutan. Permohonan kasasi diajukan di Kepaniteraan Pengadilan yang memutus perkara yang bersangkutan dalam tingkat
pertama, selambat – lambatnya 14 empat belas hari setelah putusan Pengadilan Tinggi diberitahukan. Memori kasasi dan.kontra memori
kasasi diajukan di Kepaniteraan Pengadilan yang memutus perkara yang bersangkutan dalam tingkat pertama. Dalam Pasal 253 ayat 1
disebutkan pemeriksaan dalam tingkat kasasi dilakukan oleh Mahkamah Agung atas permintaan para pihak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 244 dan Pasal 248 guna menentukan :
commit to user 23
23 a Apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau
diterapkan tidak sebagaiman mestinya; b Apakah benar cara mengadili tidak dilakukan menurut ketentuan
undang-undang; c Apakah benar pengadilan telah melampaui batas kewenangannya.
b. Upaya hukum luar biasa Sebagaimana yang telah dikemukakan diatas bahwa upaya hukum
dalam hukum acara pidana di Indonesia diatur dalam Bab XVIII KUHAP. Terdapat dua macam upaya hukum luar biasa yaitu kasasi demi
kepentingan hukum dan peninjauan kembali. 1 Kasasi demi kepentingan hukum
Berdasarkan Pasal 259 ayat 1 KUHAP, demi kepentingan hukum terhadap semua putusan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap dari pengadilan lain selain daripada Mahkamah Agung, dapat diajukan satu kali permohonan kasasi oleh Jaksa Agung. Kasasi
demi kepentingan hukum yang diajukan oleh Jaksa Agung ini tidak boleh merugikan terdakwa, hal ini sebagaimana yang diatur dalam Pasal
259 ayat 2 : putusan kasasi demi kepentingan hukum tidak boleh merugikan pihak yang berkepentingan.
2 Peninjauan Kembali Terhadap putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum
tetap dan putusan berupa pemidanaan, terpidana atau ahli warisnya dapat mengajukan peninjauan kembali. Pengajuan dapat di kuasakan
kepada penasehat hukum. Menurut Pasal 264 ayat 1 KUHAP permohonan peninjauan kembali harus diajukan kepada Pengadilan
yang memutus dalam tingkat pertama. Alasan untuk mengajukan Peninjauan Kembali diatur dalam Pasal 263 ayat 2 KUHAP, yaitu
sebagai berikut : Permintaan peninjauan kembali dilakukan atas dasar:
a Apabila terdapat keadaan baru yang menimbulkan dugaan kuat, bahwa jika keadaan itu sudah diketahui pada waktu sidang masih
commit to user 24
24 berlangsung, hasilnya akan berupa putusan bebas atau putusan lepas
dari segala tuntutan hukum atau tuntutan penuntut umum tidak dapat diterima atau terhadap perkara itu diterapkan ketentuan pidana
yang lebih ringan; b Apabila dalam pelbagai putusan terdapat pernyataan bahwa sesuatu
telah terbukti, akan tetapi hal atau keadaan sebagai dasar dan alasan putusan yang dinyatakan telah terbukti itu, ternyata telah
bertentangan satu dengan yang lain; c Apabila putusan itu dengan jelas memperlihatkan suatu kekhilafan
hakim atau suatu kekeliruan yang nyata. Peninjauan kembali merupakan upaya hukum luar biasa, oleh
karenanya tidak boleh sembarangan diajukan oleh terpidana, syarat - syarat untuk mengajukan Peninjauan Kembali seperti yang disebutkan
dalam Pasal 263 ayat 2 KUHAP pun cukup terbatas. Oleh karenanya dapat dikatakan jika semakin banyak peninjauan kembali yang
dikabulkan oleh Mahkamah Agung, berarti masih banyak putusan pengadilan di Indonesia yang mengandung kekeliruan.
5. Tinjauan tentang Narkotika