Pembahasan Kesesuaian Pengajuan Kasasi oleh Terdakwa dengan Alasan Putusan

commit to user 40 40 Terdakwa tidak menyediakan sabu, karena posisi terdakwa hanya sebatas disuruh yang terus menerus oleh polisi dan informan polisi untuk membeli sabu. Dari uraian tersebut maka dapat dipastikan apabila unsur ini tidak terpenuhi.

8. Pembahasan

Terhadap putusan yang oleh hakim pengadilan tingkat pertama, maka baik terdakwa atau penuntut umum diberikan hak untuk mengajukan keberatan atau menolak putusan atau yang dalam KUHAP dikenal dengan istilah upaya hukum. Lembaga upaya hukum ini di dalam KUHAP telah diatur secara lengkap dan terperinci. hak untuk mengajukan upaya hukum merupakan hak baik bagi terdakwa maupun penuntut umum. Upaya hukum ini menurut KUHAP ada dua macam, yaitu upaya hukum biasa dan luar biasa. Salah satu jenis upaya hukum biasa ini disebut dengan Kasasi. Upaya Kasasi adalah hak yang diberikan hukum kepada terdakwa maupun kepada penuntut umum. Penggunaan hak tersebut tergantung sepenuhnya kepada terdakwa dan penuntut umum. Apabila mereka bisa menerima putusan yang dijatuhkan oleh hakim, mereka dapat tidak mempergunakan hak tersebut. Sebaliknya jika mereka tidak bisa menerima putusan tersebut, maka dapat mempergunakan hak untuk mengajukan permintaan pemeriksaan Kasasi kepada Mahkamah Agung. Maksud dan tujuan kasasi erat kaitannya dengan pelaksanaan fungsi dan wewenang Mahkamah Agung sebagai badan peradilan tertinggi dalam memimpin dan mengawasi pengadilan rendahan, demi terciptanya kesatuan dan keseragaman penerapan hukum dalam wilayah negara kita. Dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 1985 jo Undang-Undang Nomor 5 tahun 2004 tentang Mahkamah Agung, diatur fungsi dan wewenang Mahkamah agung Republik Indonesia yang terdiri dari : a. Mahkamah Agung bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus : permohonan kasasi, sengketa tentang kewenangan mengadili dan commit to user 41 41 permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap; b. Mahkamah Agung mempunyai wewenang menguji secara meteriil terhadap peraturan perundang-undangan dibawah undang-undang; c. Mahkamah Agung mempunyai wewenang pengawasan tertinggi terhadap penyelenggaraan peradilan dari semua lingkungan peradilan dalam menjalankan kekuasaan kehakiman. d. Mahkamah Agung mengawasi tingkah laku dan perbuatan para hakim di semua lingkungan peradilan dalam menjalankan tugasnya; e. Mahkamah Agung berwenang memberikan petunjuk, teguran atau peringatan yang dipandang perlu kepada pengadilan di semua lingkungan peradilan; f. Mahkamah Agung memberikan nasihat hukum kepada Presiden selaku Kepala Negara dalam rangka pemberian atau penolakan grasi; g. Mahkamah Agung dan pemerintah melakukan pengawasan atas penasihat hukum dan notaris; h. Mahkamah Agung memberikan pertimbangan-pertimbangan dalam bidang hukum baik diminta maupun tidak kepada lembaga tinggi negara yang lain. Dalam hubungannya dengan fungsi dan kewenangan Mahkamah Agung tersebut, maksud dan tujuan kasasi adalah : a. Koreksi atas kesalahan atau kekeliruan putusan pengadilan bawahan Pengadilan Negeri atau Pengadilan Tinggi Dalam hal ini Mahkamah Agung, melalui koreksi atas putusan pengadilan bawahan tersebut bertujuan untuk memperbaiki dan meluruskan kesalahan atau kekeliruan penerapan hukum. Maksudnya agar peraturan hukum benar-benar diterapkan sebagaimana mestinya; agar cara mengadili dilaksanakan menurut ketentuan undang-undang; agar pengadilan bawahan dalam mengadili tidak melampaui batas wewenangnya. commit to user 42 42 b. Menciptakan dan membentuk hukum baru Penciptaan atau pembentukan hukum baru tersebut, bukanlah berarti Mahkamah Agung membentuk peraturan-peraturan hukum baru dalam kapasitasnya sebagai pembentuk undang-undang. Disini bukanlah dimaksud bahwa Mahkamah Agung telah bertindak sebagai badan legislatif. Menciptakan hukum baru di sini, dalam arti bahwa Mahkamah Agung melalui Yurisprudensinya menciptakan sesuatu yang baru dalam praktek hukum. Penciptaan hukum baru tersebut, dimaksudkan untuk mengisi kekosongan hukum yang menghambat jalannya peradilan. Dalam hubungan ini, M.Yahya Harahap mengatakan, berdasarkan jabatan dan wewenang yang ada padanya dalam bentuk judge made law, sering Mahkamah Agung menciptakan hukum baru guna mengisi kekosongan hukum, maupun dalam rangka mensejahterakan makna dan jiwa ketentuan undang-undang sesuai dengan ”elastisitas” pertumbuhan lajunya perkembangan nilai dan kesadaran masyarakat. Apabila putusan kasasi, baik yang berupa koreksi atas kesalahan penerapan hukum maupun yang bersifat penciptaan hukum baru telah mantap dan selalu dipedomani oleh pengadilan-pengadilan dalam mengambil keputusan, dengan demikian putusan Mahkamah Agung tadi menjadi yurisprudensi tetap. Putusan Mahkamah Agung dalam menciptakan hukum baru tidak hanya berdaya upaya mengisi kekosongan hukum atau menafsirkan ketentuan undang-undang yang benar-benar senafas dengan bunyi undang-undang itu sendiri. c. Terciptanya keseragaman penerapan hukum Melalui yurisprudensi, Mahkamah Agung berusaha untuk melaksanakan fungsi pengawasan tertinggi yang dimilikinya dalam rangka mewujudkan terciptanya keseragaman penerapan hukum. Putusan Mahkamah Agung, baik yang bersifat penafsiran suatu ketentuan undang- undang, maupun yang merupakan penciptaan hukum baru itu, akan sangat berpengaruh bagi jalannya peradilan di Indonesia. Karena putusan-putusan Mahkamah Agung, meskipun tidak merupakan presedent, tetapi pada commit to user 43 43 umumnya akan selalu menjadi panutan bagi pengadilan-pengadilan bawahan. Bila pengadilan bawahan memutus lain, dari pada hal yang telah digariskan Mahkamah Agung, maka bila perkara tersebut sampai pada pemeriksaan tingkat kasasi, putusan pengadilan bawahan demikian tentu akan dibatalkan oleh Mahkamah Agung. Disinilah terlihat secara kongrit fungsi pengawasan dan koreksi fungsi Mahkamah Agung terhadap pengadilan bawahan Pasal 253 ayat 1 KUHAP menyatakan bahwa pemeriksaan dalam tingkat Kasasi dilakukan oleh Mahkamah Agung atas permintaan para pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 244 dan Pasal 248 KUHAP guna menentukan : 1 Apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan sebagaimana mestinya. 2 Apakah benar cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan Undang-undang. 3 Apakah benar pengadilan telah melampaui batas wewenangnya. Cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan Undang- undang, misalnya pengadilan dilakukan di belakang pintu tertutup tanpa alasan menurut Undang-undang. Mengenai melampaui batas wewenangnya adalah kewenangan badan-badan peradilan yang telah ditentukan dan diatur dalam perundang-undangan. Demikian halnya dengan penjatuhan hukuman telah ditentukan, jenis dan maksimal hukuman yang boleh dijatuhkan dan hal penanganan perkara, perkara apa saja yang dapat ditangani atau diperiksa dan diadili masing-masing badan peradilan. Bahkan proses penanganan perkara atau tata cara mengadili, dan syarat-syarat yang diperlukan untuk menjatuhkan hukuman telah ditentukan perundang-undangan. Menurut KUHAP suatu permohonan Kasasi dapat ditolak untuk diperiksa oleh Mahkanah Agung, jika : 1 Putusan yang dimintakan Kasasi ialah putusan bebas Pasal 244 KUHAP. commit to user 44 44 2 Melewati tenggang waktu penyampaian permohonan Kasasi kepada panitera pengadilan yang memeriksa perkaranya, yaitu empat belas hari sesudah putusan disampaikan kepada terdakwa Pasal 245 KUHAP. 3 Sudah ada keputusan Kasasi sebelumnya mengenai perkara tersebut. Kasasi hanya dilakukan sekali. 4 Pemohon tidak mengajukan memori Kasasi Pasal 248 ayat 1 KUHAP, atau tidak memberitahukan alasan Kasasi pada panitera, jika pemohon tidak memahami hukum Pasal 248 ayat 2 KUHAP, atau pemohon terlambat mengajukan memori Kasasi, yaitu empat belas hari sesudah mengajukan permohonan Kasasi Pasal 248 ayat 1 dan 4 KUHAP. 5 Tidak ada alasan Kasasi atau tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 253 ayat 1 KUHAP tentang alasan Kasasi. Menurut pendapat Penulis alasan pengajuan kasasi oleh terdakwa dalam perkara narkotika di atas sudah sesuai dengan ketentuan Pasal 253 ayat 1 KUHAP terdiri dari: 1 Apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan tidak sebagaimana mestinya; 2 Apakah benar cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan undang-undang; 3 Apakah benar pengadilan telah melampaui batas kewenangannya. Ketiga hal ini keberatan kasasi yang dibenarkan undang-undang sebagai alasan kasasi. Di luar ketiga alasan ini, keberatan kasasi ditolak karena tidak dibenarkan undang-undang. Penentuan alasan kasasi yang limitatif dengan sendirinya serta sekaligus membetasi wewenang Mahkamah Agung memasuki pemeriksaan perkara dalam tingkat kasasi, terbatas hanya meliputi kekeliruan pengadilan atas ketiga hal tersebut. Di luar ketiga hal itu, undang-undang tidak membenarkan Mahkamah Agung menilai dan memeriksanya. Oleh karena itu, bagi seseorang yang mengajukan permohonan kasasi, harus benar-benar memperhatikan commit to user 45 45 keberatan kasasi yang disampaikan dalam memori kasasi, agar keberatan itu dapat menganai sasaran yang ditentukan Pasal 253 ayat 1 KUHAP.

B. Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung dalam Memeriksa dan

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGAJUAN KASASI TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI JAKARTA UTARA DALAM PERKARA PRAPERADILAN TENTANG KEABSAHAN TINDAKAN PENYITAAN OLEH PENYIDIK

0 3 71

TINJAUAN YURIDIS PENGAJUAN KASASI TERHADAP PUTUSAN BEBAS DALAM PERKARA SUMPAH PALSU

0 3 73

TINJAUAN KESALAHAN PENERAPAN HUKUM ACARA PIDANA OLEH HAKIM PENGADILAN NEGERI PAYAKUMBUH SEBAGAI ALASAN KASASI PENUNTUT UMUM DALAM PERKARA NARKOTIKA (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor : 49 K/Pid.Sus/2014).

0 0 15

Tinjauan Tentang Kesalahan Penerapan Hukum Oleh Pengadilan Tinggi Yogyakarta Sebagai Alasan Kasasi Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Sleman Dalam Perkara Narkotika (STUDI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO.592 K/Pid.Sus/2014).

0 0 16

TINJAUAN PENGAJUAN KASASI OLEH TERDAKWA TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SUMENEP DAN ARGUMENTASI MAHKAMAH AGUNG DALAM MENGABULKANNYA(Studi Putusan Perkara Praktek Kedokteran Tanpa Surat Ijin Nomor : 981K/Pid.Sus/2013).

0 1 13

TINJAUAN PENGAJUAN KASASI TERDAKWA TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN TINGGI KELIRU MENERAPKAN HUKUM MENGAMBIL ALIH SEMUA PERTIMBANGAN HUKUM PENGADILAN NEGERI DALAM PERKARA KORUPSI (STUDI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1402/K/PID.SUS/2012).

0 0 13

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN PENYIDIKAN DENGAN CARA MENJEBAK ATAU MEMERANGKAP TERDAKWA SEBAGAI ALASAN PENGAJUAN KASASI DALAM PERKARA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor : 815K/Pid.Sus/2012).

0 0 1

TINJAUAN KESALAHAN PENERAPAN HUKUM PEMBUKTIAN OLEH HAKIM PENGADILAN NEGERI SEMARAPURA KLUNGKUNG SEBAGAI ALASAN PENGAJUAN KASASI PENUNTUT UMUM TERHADAP PUTUSAN PERKARA NARKOTIKA (Studi Kasus dalam Putusan Mahkama Agung Nomor: 641K/Pid.Sus/2012).

0 0 14

KAJIAN TERHADAP ALASAN PENGAJUAN KASASI OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM DAN TERDAKWA DALAM PERKARA PEMBUNUHAN BERENCANA (Studi Putusan Nomor : 1429 K/Pid/2010).

0 0 13

ALASAN PENGAJUAN KASASI TERDAKWA ATAS DASAR KESALAHAN PENERAPAN HUKUM PEMBUKTIAN OLEH HAKIM PENGADILAN NEGERI BANJARMASIN DALAM PERKARA NARKOTIKA (STUDI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 25K/PID.SUS/2014) - UNS Institutional Repository

0 0 14